Rusia Hendak Uji Rudal Supersonik Berbasis Kapal Selamnya yang Pertama

Tekno&Sains
IGOR ROZIN
Senjata ini akan mengubah kapal selam nuklir menjadi monster laut paling mengerikan.

Rudal hipersonik Tsirkon telah dikirim untuk pengujian bawah air pada kapal selam nuklir kelas Yasen, Proyek 885. Informasi tersebut dilaporkan media Rusia, mengutip sejumlah narasumber di kompleks industri militer.

“Sebagai bagian dari pengujian sistem rudal Tsirkon yang tengah berlangsung, rudal hipersonik itu akan ditembakkan dari kapal selam Severodvinsk dari bawah air,’” kata seorang narasumber.

Sumber tersebut mengklarifikasi bahwa pada awalnya Tsirkon akan diluncurkan dari kapal selam Proyek 885M Kazan (Yasen-M) yang telah dimodernisasai. Namun, rencana itu diubah karena pengujian kapal yang berlarut-larut.

Hingga artikel ini dipublikasikan, waktu peluncuran belum ditentukan. Namun, menurut sumber kompleks industri militer, tiga atau empat peluncuran dari fregat Admiral Gorshkov di Laut Barents dijadwalkan dilakukan tahun ini. Setelah itu, rudal tersebut akan diuji di bawah air dari Severodvinsk.

Uji coba Tsirkon pertama pada tahun ini berlangsung pada Januari lalu di Laut Barents. Rudal itu berhasil mengenai sasaran di pesisir dari jarak 500 km.

Apa itu Tsirkon?

Rusia adalah negara pertama yang mengembangkan senjata yang mampu melesat dengan kecepatan lebih dari 2,5 km/s (delapan kali kecepatan suara).

“Pada dasarnya, Tsirkon adalah senjata yang sempurna. Ia tak tertandingi oleh sistem pertahanan udara mana pun selama sepuluh tahun ke depan. Sebagai perbandingan, waktu respons sistem pertahanan udara AS yang paling canggih, Aegis, delapan detik. Bagi Tsirkon, waktu ini cukup untuk menembus jangkauan sistem pertahanan udara tersebut dan menghancurkan target,” kata analis militer Dmitry Safonov kepada Russia Beyond.

Tsirkon saat ini sedang diuji sebagai senjata antikapal.

Rusia pun berencana untuk mengaplikasikan teknologi hipersonik Tsirkon pasa sistem lain.

Tsirkon untuk pertahanan udara

Menurut militer, setelah kapal angkatan laut, sistem pertahanan udara S-500 Prometey, yang dirancang untuk melindungi ruang udara Rusia, akan menerima teknologi hipersonik tersebut.

Para pengembang ditugaskan untuk mengatur rudal-rudal ini supaya bisa mengenai sasaran di ketinggian baru pada orbit bumi rendah (sekitar 100 km di atas permukaan Bumi). Sistem Tsirkon untuk S-500 diberi nama 40N6.

Perbedaan mendasar antara kedua sistem tersebut terletak pada sistem penjejak radar independennya. Sistem 40N6 nantinya bisa menemukan, mengunci, dan menghancurkan target di dekat ruang angkasa secara mandiri. Selain itu, rudal tersebut akan mampu melakukan tugas pencarian dan pemanduan (yang sebelumnya terintegrasi dengan radar) secara independen karena terbang di luar jangkauan sistem radar yang terbatas pada Bumi.

Kapal selam multiguna kelas Yasen dan Borey akan dipersenjatai torpedo jarak jauh dan tercepat di dunia. Bacalah selengkapnya!