Rusia Berambisi Kembangkan Misil Hipersonik Pertama di Dunia

Denis Abramov/Sputnik
Angkatan Laut Rusia akan menjadi yang pertama menerima persenjataan negara generasi terbaru, sementara sistem pertahanan juga tengah dimodernisasi dengan teknologi serupa.

Rusia selangkah lebih maju dari seluruh dunia dalam hal senjata tertentu: rudal hipersonik. Prototipe proyektil yang mematikan ini bisa meluncur ke sasarannya dengan kecepatan 2,5 km/detik — delapan kali lebih cepat dari kecepatan suara.

“Pada dasarnya, rudal-rudal ini, yang dilengkapi dengan hulu ledak yang paling kuat, akan memberi Rusia instrumen pencegahan yang baru, seperti senjata nuklir saat ini,” kata Dmitry Safonov, mantan analis militer di surat kabar Izvestia.

‘Tsirkon’

Senjata hipersonik pertama yang diciptakan adalah rudal antikapal Tsirkon. Kementerian Pertahanan Rusia berhasil mengujinya secara rahasia tahun lalu, tapi belum merilis dokumentasi apa pun.

“Satu-satunya yang kita ketahui adalah bahwa versi pertama ‘Tsirkon’ akan mampu mengenai target yang berjarak hingga 500 km. Para pengembang dihadapkan pada tantangan ambisius untuk meningkatkan kemampuan senjata itu sehingga bisa melaju dengan kecepatan 3,5 km/detik,” kata Safonov.

Namun, masih belum diketahui kapal Rusia mana yang akan menerima rudal generasi baru itu sekalipun para ahli percaya bahwa kapal penjelajah pengangkut rudal berat nuklir akan dimodernisasi untuk memenuhi standar senjata baru tersebut.

“Kapal pertama dalam daftar ini mungkin ‘Pyotr Veliky,’ kapal induk Angkatan Laut Rusia,” tambah Safonov.

Tak ada negara yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik. Karena itu, ‘Tsirkon’ kemungkinan akan menjadi senjata pertama yang mampu menghindar sistem pertahanan udara mana pun di dunia.

Sebagai perbandingan, waktu reaksi sistem pertahanan udara ‘Aegis’ milik AS adalah delapan detik. Dalam waktu delapan detik itu pula, rudal hipersonik Rusia sudah melesat jauh dan kemungkinan telah menghancurkan targetnya.

Pertahanan Udara

Moskow juga berupaya untuk menggabungkan rudal tersebut ke dalam sistem pertahanan udaranya. Untuk mencegah kemungkinan adanya negara lain yang mengembangkan teknologi serupa, Perusahaan Almaz Antei mulai mengintegrasikan teknologi hipersonik dengan sistem pertahanan udara S-500 ‘Prometei’ yang baru.

Selain itu, sebagaimana yang diungkapkan Pavel Sozinov selaku konstruktor umum perusahaan, Almaz Antei berusaha menciptakan rudal yang bisa mencapai ketinggian 100 km.

“Kami telah membuat perhitungan terkait pengembangan sumber daya untuk serangan ruang angkasa selama 25 tahun ke depan. Sistem kami harus mampu melawan senjata yang saat ini belum ada, tapi bisa muncul di masa depan. Ini berkaitan dengan kemampuan untuk mencegat senjata di lapisan atmosfer yang tak padat, termasuk lapisan atmosfer yang lebih tinggi, ratusan kilometer dari Bumi,” kata Sozinov menjelaskan.

Saat ini, S-500 masih dalam tahap pengujian. Jika senjata pertahanan udara itu mendapatkan lampu hijau, ia bahkan bisa menghancurkan target yang mengorbit di planet kita. S-500 juga akan mampu mengenali dan menghancurkan hingga sepuluh target sekaligus dengan kecepatan hipersonik.

Saat ini, produsen senjata tengah bersiap untuk merilis sistem S-500 pertama pada 2020 mendatang.

Bicara tentang S-500, Rusia megklaim akan membuat sistem pertahanan antiroket S-500 dengan karakteristik teknis yang unik. Apa saja karakter unik yang dimaksud itu? Bacalah selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki