Indonesia batal membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 Rusia, kata Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo. Sebagai gantinya, Indonesia memilih pesawat tempur Dassault Rafale Perancis dan pesawat tempur F-15 EX Amerika.
“Mengenai Sukhoi 35 dengan berat hati kita harus meninggalkan perencanaan itu,” ujar Prasetyo di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (22/12).
Menurut KSAU, faktor anggaran menjadi alasan pemerintah Indonesia batal membeli Su-35 dan memilih Rafale dan F-15 EX.
“Pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran. Kalau yang bayar tidak mau ke sana, kita tidak bisa menyebut-nyebut terus. Jadi, arahnya ke Rafale,” ujar Prasetyo.
Rencana pembelian jet tempur Su-35 oleh Indonesia setidaknya telah diwacanakan sejak 2014 silam. Pemerintah Indonesia berkali-kali bernegosiasi dengan Rusia, khususnya terkait sistem pembayaran dan transfer teknologi jet tempur canggih tersebut. Pada 2016, BUMN Rostec mengatakan bahwa Indonesia kemungkinan akan membeli lebih dari selusin Su-35 dan pembicaraan tentang pengadaan jet tempur ini makin intens pada akhir tahun yang sama. Di sisi lain, Rusia pun tertarik membarter Sukhoi dengan produk karet.
Pada Juni 2017, Rusia dan Indonesia dikabarkan telah sepakat untuk menandatangani kontrak pengiriman Su-35 untuk mengganti peran pesawat tempur buatan AS, F-5 Tiger, yang sudah digunakan sejak 1980-an. Pada tahun yang sama, Indonesia sepakat membeli sebelas unit Su-35 dan siap menawarkan kelapa sawit kepada Rusia demi memuluskan rencana tersebut.
Pada 2018, Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kemhan Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto juga mengonfirmasi bahwa Kementerian Pertahanan RI telah menandatangani kontrak pengadaan 11 unit Su-35. Meski begitu, setelah itu rencana pembelian Sukhoi justru seolah tak menemukan titik terang, bahkan tak jarang diselingi isu pembelian pesawat lain karena tekanan AS. Bagaimanapun, kini tampaknya sudah jelas bahwa Indonesia batal memesan jet tempur Rusia.
Pesawat Su-35 diklasifikasikan sebagai pesawat generasi ke-4++, satu tingkat di bawah pesawat siluman generasi kelima. Kemampuan manuver yang tinggi dan sistem persenjataan yang canggih membuat pesawat ini memiliki kapabilitas tempur yang luar biasa. Kecepatan maksimum pesawat ini mencapai 2.390 kilometer per jam atau Mach 2,25.
Secara umum, cara kerja pesawat tempur Su-35 tak berbeda dari Su-30MK, terutama dari segi persenjataan dan bomnya. Hanya saja, pesawat Su-35 membawa model baru bom udara dengan kemampuan yang telah ditingkatkan. Jet tempur Su-35 memiliki beban tempur maksimum 8.000 kilogram.