Akhir-akhir ini, memperbarui sistem keamanan siber menjadi isu yang esensial karena para peretas terus menemukan cara baru untuk membobol perangkat lunak yang melindungi data perusahaan global dan pemerintah. Karena itu, pemerintah Rusia telah memutuskan untuk menguji sistem keamanan siber mereka dengan menyewa peretas untuk mempraktikkan keterampilan terbaik mereka — meretas.
Rencananya, pemerintah Rusia akan mengundang “ahli-ahli siber” untuk menemukan lubang-lubang dalam sistem keamanan teknologi informasi mereka. Mereka akan menguji baik perangkat lunak milik pemerintah maupun komersial. Kabarnya, tes tersebut akan dilakukan tanpa sepengetahuan pengembangnya. Ini cukup logis karena peretas sejati tentu tak akan menunggu undangan untuk meretas.
Berdasarkan keterangan resmi, pemerintah akan menggelontorkan dana sekitar 14 juta dolar AS (sekitar 186 miliar rupiah) pada 2020 untuk tindakan pengamanan siber. Baik peretas mandiri maupun perusahaan akan ditugaskan untuk meretas sistem keamanan siber. Meski begitu, hanya perusahaanlah yang diperbolehkan “meretas” jika dalam sistem tersebut terdapat informasi sensitif yang dipertaruhkan.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana Rusia berurusan dengan teknologi tinggi, bacalah tentang perspektif bitcoin di negara ini pada 2018.