Elizaveta Petrovna
Putri Pyotr yang Agung menunjukkan sifat temperamen yang tinggi dan perilaku yang hampir sembrono. Dia menyukai pakaian yang mencolok, mewah, mahal, dan terbuka. Dia sering terlihat ditemani oleh berbagai pria muda yang berbeda. Pyotr yang Agung tidak punya waktu untuk menikahkan putrinya (misalnya, dia menerima penolakan dari calon Raja Prancis Louis XV).
Dia hampir tidak memiliki kesempatan untuk naik tahta — tahtanya baru dimiliki setelah keponakannya Pyotr II, kakak perempuannya Anna, dan keturunan mereka. Tapi, pada akhirnya, bagi permaisuri seperti dirinya, pernikahan adalah tindakan politik. Sejak usia sangat muda, Elizaveta menyadari bahwa hubungan romantisnya diawasi dengan ketat.
Ketika Pyotr II muda naik tahta, Elizaveta dan dia menjadi sangat dekat. Ada desas-desus bahwa Pyotr II bahkan jatuh cinta dengan bibinya yang masih muda; setidaknya, mereka menghabiskan banyak waktu bersama — pergi berburu dan piknik. Ada juga pendapat bahwa pernikahan mereka direncanakan, tetapi Gereja tidak mengizinkan hubungan keluarga tersebut untuk menikah.
Bangsawan terhormat Menshikov dan Dolgorukov, yang secara praktis memerintah untuk Pyotr II, merencanakan dan bersaing untuk dapat mempengaruhi Pyotr — mereka takut hubungan dekat pemuda itu dengan Elizaveta. Mereka takut akan pengaruh Elizaveta terhadap Pyotr, dan kemudian, kehilangan kekuasaan; mereka berencana untuk menikahkan Pyotr muda dengan salah satu putri mereka. Namun, Pyotr meninggal lebih awal, dan belum menikah.
Hubungan asmara pertama Elizaveta yang gagal terjadi saat Pyotr masih hidup. Pertama, dia memiliki hubungan dengan Jenderal Mayor Alexander Buturlin, kemudian dengan seorang pejabat bernama Sergey Naryshkin. Pyotr II mengasingkan diri dan tidak menyukai mereka berdua. Entah karena dia cemburu pada hubungan tersebut, atau ia berada di bawah pengaruh penasihatnya.
Setelah kematian muda Pyotr II, Anna Ioannovna (keponakan Pyotr yang Agung), diangkat ke atas takhta secara bergantian. Selama pemerintahannya, Elizaveta menerima lamaran dari pangeran asing, tetapi, karena merasakan persaingan, Anna menolak semua lamaran itu. Pyotr mengutuk Elizaveta, yang sudah hampir berusia 30 tahun, untuk tidak menikah.
Cinta besar Elizaveta berikutnya adalah Alexei Razumovsky, yang berasal dari Zaporozhian Cossack. Ada spekulasi bahwa dia adalah pria paling tampan di seluruh Kekaisaran Rusia. Razumovsky membantu Elizaveta melakukan kudeta istana dan naik tahta, setelah itu dia menerima pangkat tinggi dan gelar Pangeran.
Menurut legenda, dialah pria yang dinikahi Elizaveta secara diam-diam di desa Perovo dekat Moskow pada 1742. Gereja menyimpan "bukti" untuk waktu yang lama — kain ritual khusus — "kerudung", yang diduga disulam oleh Elizaveta sendiri. Kemudian dia membeli seluruh desa dan membangun istana di sana untuk Razumovsky.
Elizaveta tidak berencana untuk mengungkapkan pernikahannya kepada publik — ia sudah berusia lebih dari 30 tahun, dan pernikahannya dengan pria yang bukan dari keluarga bangsawan dapat membuat marah para bangsawan. Selain itu, Razumovsky dapat memiliki klaim kekuasaannya sendiri.
Diyakini bahwa, di bawah Elizaveta, favoritisme (perlakuan istimewa yang tidak adil kepada satu orang atau suatu kelompok) mencapai skala besar untuk pertama kalinya: Razumovsky menikmati kekuasaan tak terbatas, sangat mempengaruhi permaisuri dan keputusannya.
Selain legenda pernikahan rahasia Elizaveta, terdapat rumor lain — tentang anak-anaknya dengan Razumovsky. Meskipun permaisuri secara resmi tidak pernah memiliki ahli waris, orang-orang di zaman iru mencatat bahwa pasangan tersebut dapat memiliki seorang putra dan putri.
Ada spekulasi bahwa putrinya, yang dikenal sebagai Putri Tarakanova, secara paksa diikat menjadi seorang biarawati dan tinggal di Biara Ivanovsky Moskow sampai kematiannya. Ada juga banyak penipu, yang kemudian mengaku sebagai anak Elizaveta dan Razumovsky.
Salah satu penipu tersebut ditangkap dan dipenjarakan di Benteng Pyotr dan Paul atas perintah Ekaterina yang Agung. Secara resmi, Elizaveta adalah seorang wanita yang belum menikah sampai akhir hayatnya.
Ketika sang permaisuri berusia 40 tahun, ia juga memiliki pria muda lainnya — Pangeran Ivan Shuvalov, yang atas kekuasaannya, menjadi seorang pendidik dan mendirikan Universitas Moskow dan Akademi Seni. Namun, sampai kematiannya, dia dekat dengan Razumovsky.
Ekaterina yang Agung
Tercatat kekasih Ekaterina yang sebenarnya dan seharusnya ada sekitar 20 pria. Sifat asmara sang permaisuri melahirkan rumor tentang “kerusakan moral luar biasa” yang terjadi di pengadilan.
Ekaterina yang Agung adalah istri Pyotr III, pewaris Elizaveta Petrovna yang dipilih oleh dirinya sendiri. Pyotr III adalah putra dari kakak perempuannya Anna (dan cucu dari Pyotr yang Agung). Karena itu, Elizaveta mencoba memperbaiki urutan suksesi yang terganggu.
Pyotr dibesarkan di Jerman — dan dia tidak tertarik pada Rusia atau kekuasaan (atau istri Jermannya). Meskipun demikian, pasangan kekaisaran melahirkan seorang ahli waris — calon Tsar Pavel I (sama tidak populernya dengan ayahnya). Belakangan, mereka juga memiliki seorang putri, yang meninggal saat masih bayi. Pyotr III menerima anak itu, tetapi secara terbuka meragukan dirinya sebagai ayahnya. Menurut versi paling populer, Ekaterina melahirkan putrinya dari kekasihnya, calon Raja Polandia, Stanisław Poniatowski.
Pyotr III memiliki reputasi sebagai “manusia aneh” dan menjalankan kebijakan yang sangat tidak populer, jadi Ekaterina, dengan bantuan kaum bangsawan — dan terutama kekasih lain, Grigory Orlov — melakukan kudeta istana pada tahun 1762.
Pyotr ditangkap, dan segera setelah itu, meninggal secara misterius. Memanfaatkan kekuasan ketika Ekaterina I menjadi permaisuri, setelah kematian suaminya (Pyotr yang Agung), Ekaterina yang Agung merebut tahta tersebut.
Menariknya, hanya beberapa bulan sebelum naik tahta, Ekaterina (diam-diam dari suaminya) melahirkan seorang anak dari Grigory Orlov. Permaisuri tidak benar-benar berusaha menyembunyikan anak haramnya yang dikenal sebagai Alexei Bobrinsky — dia membeli perkebunan dan istana untuknya. Saudaranya, Pavel I, bahkan kemudian memberinya gelar hitungan.
Grigory Orlov adalah kekasih Ekaterina selama lebih dari 10 tahun dan permaisuri bahkan ingin menikah dengannya setelah naik takhta, tetapi dia dibujuk untuk tidak melakukannya. Belakangan, dia memiliki kekasih lain dan Orlov tidak disukai dari istana.
Kekasih berikutnya — dan tampaknya, cinta besar Ekaterina — adalah Pangeran Grigory Potemkin. Dia 10 tahun lebih muda dari sang permaisuri, dan pada zaman itu ia berhasil menaklukkan wilayah baru untuk Kekaisaran Rusia.
Pernikahan rahasia mereka terjadi pada tahun 1774 atau 1775. Banyak orang di zaman itu percaya bahwa pernikahan tersebut bukan hanya rumor, dan benar-benar terjadi. Potemkin menikmati pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar, karena itu ia sering bertengkar dengan permaisuri. Dia mengerti bahwa dia tidak dapat mengklaim kekuasaan, jadi meskipun hubungan cinta mereka begitu terbuka, dia tidak mengumumkannya sebagai suaminya.
Ada rumor yang mengatakan bahwa Ekaterina bahkan melahirkan seorang putri dari Potemkin, Elizaveta Temkina, yang hanya ia perkenalkan di lingkungan tertentu. Namun, banyak sejarawan percaya bahwa kecil kemungkinan Temkina adalah putri Ekaterina, karena permaisuri pada saat itu berusia lebih dari 45 tahun.
HBO membuat acara yang cukup kredibel tentang hubungan antara Ekaterina dan Potemkin — Ekaterina yang Agung dibintangi oleh Helen Mirren.
Selanjutnya, bagaimana seluk-beluk kehidupan percintaan tiga penguasa Rusia yang mengubah sejarah? Simak selengkapnya!
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.