Siapakah Nenek Moyang Dinasti Romanov pada Abad ke-19?

Kira Lisitskaya (Foto: Ivan Adolsky; Stepan Shchukin; Egor Botman; Vladimir Borovikovsky; Lucas Conrad Pfandzelt)
Dianggap “anak haram” saat lahir, putri Pyotr yang Agung ini akhirnya menjadi nenek moyang dari dinasti Romanov.

Ketika Anna Petrovna, putri kedua Pyotr yang Agung lahir, dia dianggap sebagai anak haram — ibunya, Martha Skavronskaya (calon Ekaterina I) dan ayahnya menjalin pernikahan. Setelah 1712, ketika Pyotr dan Ekatrina menikah, putri mereka Anna dan Elizaveta menjadi pewaris kerajaan, yang berarti gadis kecil itu akan memiliki istana dan tanah dari sang tsar.

Menikah dengan Adipati

Anna yang tersesat pada tahun 1716. Dalam potret tersebut, Anna berusia sekitar enam atau tujuh tahun, tetapi rambutnya ditata seperti orang dewasa dan dia berpakaian seperti wanita dewasa

Anna dan Elizaveta dibesarkan dengan cara kontemporer — dengan penekanan khusus pada bahasa asing dan perilaku intelektual. Pada usia 12 tahun, gadis-gadis itu sudah ikut serta dalam upacara pengadilan, dan dapat mendukung percakapan formal dalam bahasa Prancis. Hal itu adalah niat Pyotr, untuk memperkuat ikatan antara Rusia dan Eropa, untuk menikahkan putri-putrinya dengan pangeran dan raja Eropa.

Berbeda dengan saudara perempuannya Elizaveta, yang akan tetap melajang seumur hidup, Anna memang menikah dengan seorang pangeran Eropa, meski sangat miskin. Suaminya, Charles Frederick, adalah Adipati Schleswig-Holstein-Gottorp – kadipaten kecil dengan luas wilayah sekitar 9.000 kilometer persegi, di perbatasan antara Jerman kontemporer dan Denmark.

Potret Charles Frederick dari Holstein-Gottorp

Charles Frederick sebenarnya datang ke Sankt Peterburg pada tahun 1720, karena tanah kadipatennya ditaklukkan oleh raja Frederick IV dari Denmark, yang menyatakan dirinya sebagai penguasa Schleswig-Holstein-Gottorp dan membuat Charles Frederick mencari bantuan di Rusia.

Pyotr yang Agung secara halus menolak untuk memberikan bantuan militer. Charles Frederick sejak lahir adalah cucu raja Swedia Charles XII, musuh bebuyutan Pyotr yang dikalahkan tsar Rusia dalam Perang Besar Utara (1700-1721). Namun, Pyotr mengizinkan Charles Frederick untuk tinggal di Rusia dan bahkan menghiasinya dengan Ordo St. Andrew, kehormatan terbesar Rusia. Ketika berada di Sankt Petersburg, Charles Frederick jatuh cinta dengan putri tsar Anna.

Anna Petrovna dan Elizaveta Petrovna, putri Peter yang Agung, sekitar tahun 1717

Sesaat sebelum kematiannya, Pyotr memberikan persetujuannya untuk pernikahan tersebut. Pada November 1724, kontrak pernikahan ditandatangani. Anna Petrovna mempertahankan kepercayaan Ortodoks dan dapat membesarkan putrinya dalam Ortodoksi, sedangkan anak laki-laki harus dibesarkan dalam kepercayaan ayahnya. Anna dan suaminya tidak diberi kesempatan untuk mengklaim tahta Rusia, tetapi kontrak tersebut memiliki catatan rahasia, yang di dalamnya dijelaskan, bahwa jika seorang putra akan lahir dari pernikahan ini, dia akan memiliki hak atas takhta Rusia.

Kehidupan yang singkat dan mulia

Putri Agung Anna Petrovna. Lukisan oleh Ivan Adolsky, sekitar tahun 1740.

Ketika Charles Frederick dan Anna Petrovna menikah pada bulan Juni 1725, pernikahan itu terjadi setelah kematian Pyotr yang Agung. Sementara ibu Anna, Ekaterina menjadi Permaisuri Ekaterina I, suaminya Adipati Agung Charles Frederick menempati posisi penting sebagai salah satu dari hanya 7 anggota Dewan Penasehat Tertinggi — sebenarnya pemerintah Rusia yang memerintah negara itu, bukanlah sang Permaisuri yang menghabiskan seluruh hari-harinya untuk berduka atas mendiang suaminya Peter.

Di Dewan Penasehat Tertinggi, Charles Frederick sangat mempengaruhi politik Rusia. Namun, pada 1727, setelah kematian Ekaterina, Aleksandr Menshikov, Ketua Dewan Penasihat, menggulingkan Charles Frederick dan Anna dari Rusia. Mereka pergi ke Schleswig-Holstein, di mana pada Februari 1728, di kota Kiel, Anna melahirkan seorang anak laki-laki bernama Charles Pyotr Ulrich — calon Tsar Rusia Pyotr III.

Charles Frederick dari Holstein-Gottorp di tahun-tahun terakhirnya

Tak lama setelah melahirkan, Anna Petrovna meninggal. Namun, kematiannya tidak jelas. Legenda yang diceritakan oleh ilmuwan Jacob von Stäehlin dalam memoarnya, seperti ini: Anna Petrovna, yang baru saja pulih dari melahirkan, pergi ke jendela yang terbuka ingin melihat kembang api berwarna-warni yang merayakan kelahiran putranya dengan lebih baik. Udara Baltik yang lembab dan dingin mengalir ke dalam ruangan, tetapi Anna, memamerkan asal Rusia-nya, menyatakan bahwa ia tidak takut dingin. Namun, Anna Petrovna jatuh sakit dan meninggal karena demam pada usia 20 tahun.

Tapi masalahnya, Jacob von Stäehlin datang ke Rusia pada 1735 dan dia mungkin menceritakan kembali legenda orang lain. Karena surat Anna menunjukkan dia meninggal pada Mei 1728, tiga bulan setelah melahirkan. Mungkinkah dia diracuni? Atau apakah itu akibat dari demam nifas, yang memang sangat umum terjadi pada masa itu? Kita mungkin tidak akan pernah tahu. Suaminya Charles Frederick ditugaskan untuk membesarkan putra mereka sampai tahun 1739, ketika dia meninggal.

Warisan

Pyotr III dan Ekaterina II dari Rusia

Pada 1741, putra Charles Frederick dan Anna Petrovna yang berusia 13 tahun, Adipati Charles Pyotr Ulrich, pergi ke Rusia. Elizabeth Petrovna, saudara perempuan Anna, menjadi Permaisuri Rusia — dan dia ingin putra saudara perempuannya dan keponakannya mewarisi tahta Rusia.

Seperti yang kita ketahui, Charles Pyotr Ulrich menjadi Pytor III, Tsar Rusia yang sial digulingkan oleh istrinya Ekaterina II, dan kemudian dibunuh. Pyotr III adalah Adipati Agung Schleswig-Holstein-Gottorp pertama yang naik tahta Rusia dan dianggap sebagai pendiri dari Dinasti Romanov. Putranya, Pavel dari Rusia, dan istrinya Permaisuri Maria Feodorovna memiliki empat putra dan enam putri — inilah mengapa mereka memiliki pohon silsilah keturunan yang sangat luas yang mencakup orang-orang kerajaan Inggris.

Lalu, siapakah yang mendirikan dan memerintah Rusia sebelum Dinasti Romanov? Simak selengkapnya!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki