Petani-petani Korea mulai bermigrasi ke Rusia segera setelah kedua negara menjadi tetangga pada 1860. Mereka tertarik dengan tanah subur yang berlimpah dan administrasi yang relatif efisien di sisi perbatasan Rusia.
Bagi para gubernur Krai Primorsky Rusia, orang Korea cenderung menjadi ‘orang Asia yang disukai’ (atau, setidaknya, ‘orang Asia yang tak terlalu tidak diharapkan’).
Tidak seperti imigran Tiongkok, yang juga mulai berdatangan di Rusia pada waktu itu, orang-orang Korea datang sebagai pemukim permanen. Biasanya, imigran Korea datang bersama seluruh keluarga mereka. Mereka diketahui mampu menghasilkan jenis makanan yang sangat dibutuhkan di daerah itu.
Selain itu, tak seperti Tiongkok, Korea tidak dilihat sebagai tetangga yang berpotensi mengancam (tidak ada pemerintah atau politisi Rusia yang melihat Korea sebagai ancaman geopolitik).
Tentu saja, ketika gagasan ‘bahaya kuning’ sangat populer di kalangan intelektual Eropa, beberapa orang cenderung melihat para pemukim Korea sebagai gelombang pertama ‘ekspansi Pan-Mongolisme yang ditakuti’. Persatuan seluruh “ras kuning” telah diprediksi. Pandangan semacam ini sempat dicetuskan oleh beberapa pejabat lokal, tetapi tidak terlalu populer.
Pada 1883, dalam pembahasan pengalaman pertama para pemukim Korea di daerah tersebut, seorang pejabat Rusia yang terkemuka menyatakan harapannya bahwa migrasi semacam itu harus didorong karena “orang Korea berorientasi pada keluarga, taat hukum, rajin, dan merupakan petani yang luar biasa.”
Sekitar tahun 1900, kehadiran petani-petani Korea telah menjadi pemandangan umum di Timur Jauh Rusia. Mereka, dilihat dari publikasi periode itu, dianggap sebagai pekerja keras dan cenderung penurut. Namun, kesadaran ini hanya terbatas secara geografis. Di pusat-pusat populasi utama Rusia yang terletak jauh nun di barat, orang-orang Korea hampir tak pernah terlihat.
Publikasi Rusia Mengenai Korea
Citra positif orang-orang Korea yang didukung oleh berbagai publikasi jurnalistik serta berbagai jurnal akademis Rusia yang berhubungan dengan Korea terbit pada awal 1900-an.
Periode singkat aktivitas diplomatik dan politik Rusia di Korea pada 1895 – 1905 mungkin didorong oleh ambisi imperialis Rusia, tapi itu berhasil menghasilkan sejumlah artikel, buku, dan publikasi ilmiah yang berhubungan dengan Korea dan orang-orangnya.
Sebagian besar publikasi ini dapat dilihat sebagai catatan perjalanan yang dibuat oleh para pengunjung ‘Daratan Timur yang Tenang’. Tulisan-tulisan ini pada umumnya bersifat simpatik atau bahkan terkadang paternalistik.
Citra ‘bendungan Oriental’ yang dihuni oleh para pekerja keras yang sopan sangat dominan, dan seringkali para penulis tak secara khusus membedakan antara orang Korea yang mereka temui di Rusia dan orang-orang di negeri itu pada umumnya.
Sebagai contoh, Nikolai Przhevalsky, seorang ahli geografi Rusia terkemuka (dan seorang spymaster) adalah salah satu orang Rusia berpendidikan pertama yang berhubungan dengan orang-orang Korea pada akhir 1860-an. Ia benar-benar terkesan dengan negeri itu.
“Sejauh yang saya lihat, kesopanan, ketekunan, dan kemampuan untuk bekerja sama secara umum adalah karakter paling menonjol dari orang Korea, yang dalam hal ini sangat berbeda dibanding tetangga Tiongkok mereka,” tulis Przhevalsky.
Pendapat serupa kerap diulang oleh para jurnalis pada awal 1900-an. Misalnya, seorang wartawan Rusia menulis pada tahun 1900, “Terlepas dari segala kesulitan, orang-orang Korea tetap baik hati dan tenang. Orang Korea memiliki keistimewaan yang luar biasa — mereka siap membantu orang lain kapan pun diperlukan.”
Kata-kata yang agak paternalistik, tetapi jelas simpatik, benar-benar memberikan gambaran bagaimana para wartawan, politisi, dan pemerintah Rusia memandang Korea dan para pemukimnya di Rusia.
And quiet flows the Han adalah sebuah blog mengenai interaksi historis dan kontemporer antara orang Rusia dan orang Korea. Secara umum, tapi tak selalu, penulis menghindari penulisan isu politik, dan tema utamanya adalah kehidupan sehari-hari, budaya dan kehidupan individu. Dalam blog ini, Dr. Andrei Lankov mengeksplorasi bagaimana budaya Rusia hadir di Korea. Ia membahas migrasi, pernikahan antarbudaya hingga masakan.
Dr. Andrei Lankov, lahir 1963, merupakan sejarawan dengan spesialisasi Korea. Ia juga dikenal akan tulisan jurnalistiknya mengenai sejarah Korea. Ia telah menerbitkan sejumlah buku (empat di antaranya dalam bahasa Inggris) mengenai sejarah Korea. Setelah mengajar sejarah Korea di Universitas Nasional Australia, ia kini mengajar di Universitas Kookmin di Seoul.
Tahaukah Anda bahwa hingga hampir Uni Soviet “tutup usia”, tak banyak rakyat Negeri Tirai Besi yang mengenal Korea Selatan? Sebelum 1990, Uni Soviet hanya mengakui pemerintah Korea Utara di Pyongyang sebagai satu-satunya pemerintah yang sah di Semenanjung Korea.