Mengapa Orang Rusia Memasak Hidangan Khusus untuk Hari Raya Keagamaan?

Kuliner
MARIA BUNINA
Tradisi kuliner Rusia sangat dipengaruhi oleh agama Ortodoks, yang mengakibatkan orang-orang pemercaya menolak makanan berbahan dasar hewan hampir sepanjang tahun.

Petani Rusia secara historis terbiasa dengan pertanian subsisten dan mereka membutuhkan banyak waktu untuk merawat ternak, serta ditambah lagi mengolah tanah dalam kondisi iklim yang sulit. Sementara perempuan, memiliki banyak hal yang harus dilakukan di rumah dan di ladang, jadi mereka tidak ada waktu untuk menyiapkan hidangan yang rumit.

Seperti yang ditulis oleh ahli etnografi Jerman Johann Georgi dalam karyanya tahun 1799 Deskripsi dari semua orang yang mendiami negara Rusia, perempuan petani Rusia, “selain pekerjaan mereka di rumah dan di ladang, mereka melakukan pekerjaan yang sama seperti laki-laki, dengan pengecualian beberapa”. Para perempuan biasanya menyelesaikan pekerjaan rumah mereka larut malam dan kemudian bangun jam 4 pagi lagi. Meskipun makanan yang penting adalah roti, bahkan hanya bisa dipanggang dalam oven seminggu sekali karena kekurangan waktu.

“Selain faktor waktu, ekonomi juga mendasari pembagian makanan sehari-hari dan hari raya, yaitu yang dalam persiapannya dapat menghabiskan lebih banyak waktu. Oleh karena itu, makanan hari raya dapat dibuat lebih 'kompleks', dengan kualitas yang lebih tinggi serta lebih bervariasi,” tulis sejarawan Rusia Leonid Milov dalam bukunya The Great Russian Ploughman and Peculiarities of the Russian Historical Process.

Pesta setelah berpuasa

Liburan adalah fenomena langka dalam kehidupan petani — mereka benar-benar keluarga penganut yang taat atau Kristen. Pada hari-hari seperti itu, mereka pergi ke gereja untuk kebaktian di pagi hari, setelah itu mereka makan malam meriah di rumah. Paling sering, hari libur keagamaan berakhir dengan Prapaskah, periode panjang yang, selain pertapaan spiritual, menetapkan pantangan makanan hewani.

Pembagian masakan Rusia menjadi Prapaskah (dengan makanan nabati, ikan, dan jamur) dan tanpa lemak (dengan daging, susu, dan telur) terjadi selama pembaptisan Rusia pada abad ke-10. Ada sekitar 200 hari setahun puasa dalam kalender Ortodoks, sering kali periode 40 hari, sehingga akhir puasa ditunggu dengan gentar oleh umat beriman. Puasa Natal mendahului hari raya Natal dan Masa Prapaskah berakhir dengan hari raya Paskah.

“Untuk pesta keagamaan, orang Rusia mempersiapkan terlebih dahulu, membuat bir dan mengundang kerabat dan teman, yang biasanya tiba pada hari pesta di malam hari. Para tamu membawa kue mereka sendiri. Pesta dimulai ketika imam menyanyikan kebaktian doa di rumah. Mereka mengadakan pesta selama dua sampai tiga hari, dan menghabiskan waktu mereka untuk minum, sembari hampir tanpa henti makan, menyanyi dan menari,” potongan tulisan dalam buku Pertimbangan Umum Provinsi Tver ... (1783—1784).

Apa yang orang Rusia makan di pesta perayaan keagamaan?

Untuk hidangan pesta, orang Rusia biasanya menyiapkanshchi(sup kubis daging) dan daging botram (potluck), serta studen (aspic) dan selyanka daging.

"Di beberapa wilayah Rusia pada hari libur besar, selain sup daging, mereka makan krim asam dengan roti gandum, telur dengan ham, panekuk, kue, pai, vatrushka, roti pipih, dll.," tulis ilmuwan Rusia Andrey Bolotov dalam bukunya The Village Mirror, atau A Nation's Book di akhir abad ke-18.

Ibu rumah tangga memanggang banyak pai — kulebyaka besar dengan ikan, bubur, dan telur, serta kalitki, pai dengan bawang, kol, daging, atau ikan. Selain itu, mereka juga menghidangkan makanan penutup liburan termasuk roti jahe, hazelnut, pastila, dan buah beri.

Sementara minuman, seringkali buatan sendiri untuk menyertai perayaan ini, biasanya minuman buatan rumah, madu kvass, bir dan — yang lebih jarang — anggur.

Hidangan khusus disiapkan untuk pesta keagamaan besar. Misalnya, kulich, keju cottage Paskah, dan telur yang dicat untuk disajikan di meja Paskah. Hidangan-hidangan tersebut memiliki makna sakral bagi para penganut, mewakili kelahiran kembali Yesus Kristus dan simbol agama lainnya.

Beberapa hari raya keagamaan bertepatan dengan waktu awal panen. Jadi, pada 14 Agustus, Gereja Ortodoks memperingati tiga agenda suci: Salib Tuhan yang memberi kehidupan, gambar Juru Selamat dan ikon Bunda Allah Vladimir. Tanggal tersebut adalah hari pertama puasa Asma. Mulai hari itu, umat Ortodoks diperbolehkan makan sayur dan mengumpulkan madu. Tak hanya itu saja, hari iburan tersebut juga dikenal sebagai Hari Madu dan Juru Selamat Poppy.

Tanggal 19 Agustus adalah Hari Transfigurasi Tuhan. Sejak hari itu, umat Ortodoks mengumpulkan apel. Sebelum hari itu, apel dibawa ke gereja untuk dikuduskan dan, di rumah, orang-orang menyiapkan hidangan perayaan, utamanya pai apel. Sekarang, tradisi pentahbisan ini hanya bertahan di keluarga yang sangat religius, tetapi hari libur 'Madu dan Honey dan Penghematan Apel' masih tetap populer.

Selanjutnya, apa saja hidangan khas Rusia untuk hari-hari besar keagamaan? Baca selengkapnya.

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: