Russian Drift Series Yug 2020 di Kota Grozny, Republik Chechnya, Rusia.
Yelena Afonina/TASSSeperti Indonesia, Rusia adalah negara multikultur. Dengan lebih dari 190 suku bangsa, banyak wilayah di negara ini yang telah mempertahankan budaya dan bahasa daerahnya selama ratusan tahun. Tak heran, pemandangan di kawasan ini sama sekali berbeda dari tempat-tempat lain di Rusia.
Pintu masuk Kota Kyzyl.
Alexander Kolbasov/TASSTyva, atau Tuva, adalah sebuah republik kecil di Siberia Selatan yang dikenal sebagai tempat kelahiran nyanyian tenggorokan. Kyzyl, yang dalam bahasa Tuvan berarti ‘merah’, adalah ibu kota dan sekaligus kota terbesar di Tyva. Dengan populasi hampir 110.000 jiwa, banyak orang di daerah ini berbicara bahasa Tuva, yang diakui sebagai bahasa resmi di republik itu bersama bahasa Rusia. Di sini, ada sejumlah media (pria ini membawakan berita dengan mengenakan pakaian tradisional) dan pementasan teater dalam bahasa Tuv. Kadang-kadang, karya-karya klasik seperti Romeo dan Juliet bahkan diterjemahkan dan dipertunjukkan dalam bahasa Tuva.
Kyzyl tak terlihat seperti kota Rusia pada umumnya. Di kota ini terdapat banyak pahatan dan bangunan unik, dari aneka patung pahlawan rakyat hingga wihara dan roda-roda doa berukuran besar, hadiah dari biksu-biksu India.
Seorang syaman di Kyzyl.
Alexander Kryazhev/Sputnik“Tradisi berperan penting dalam kehidupan masyarakat Tuva: menghormati orang yang lebih tua, sopan santun khas Asia, dan menghormati alam,” kata Dayan Dansurun, seorang fotografer dari Kyzyl. “Menjelang hari raya Shagaa, Anda dapat melihat orang-orang memenuhi jalan dengan mengenakan pakaian tradisional.” Untuk merayakan hari besar itu, kota ini menyelenggarakan festival musik rakyat, berbagai kompetisi olahraga tradisional, seperti panahan Tuva, serta lokakarya kerajinan lokal.
Meski orang-orang di Tuva secara turun-temurun menganut ajaran Buddha dan syamanisme (ajaran yang berdasarkan keyakinan bahwa roh yang ada di sekeliling manusia dapat menyusup dalam tubuh seorang dukun dalam suatu upacara), Gereja Ortodoks Rusia juga sangat dihormati. “Sewaktu kecil, saya ingat bahwa pada Paskah, kami sekeluarga selalu mengucapkan selamat kepada tetangga-tetangga Rusia kami selama perayaan ini,” kata Dayan.
Benteng kuno di Derbent.
Legion Media“Derbent adalah salah satu kota tertua di Rusia. Jadi, ia sangat berbeda dari kota lain mana pun,” kata Margarita Samoylova yang pindah ke sini dari Siberia untuk bekerja. “Rumah dan jalan di sini betul-betul berbeda dengan apa yang ada di kota asalku.”
Kota Derbent di Dagestan (Kaukasus Utara) memang salah satu kota paling unik di Rusia. Pertama, usianya lebih dari 2.000 tahun. Kota ini memiliki benteng kuno dengan Masjid Juma yang dibangun pada pertengahan abad ke-8. Kedua, kota ini dianggap sebagai kota paling beragam secara etnis di Rusia. Dengan populasi hanya 125.000 orang, Derbent memiliki masjid (Syiah dan Sunni), gereja Ortodoks, dan sinagoge, dan tuan rumah bagi banyak festival rakyat Dagestan.
Festival rakyat Dagestan di Derbent.
Alexei Filippov/Sputnik“Ada puluhan suku bangsa yang tinggal di sini,” kata Margarita. “Sejauh ini, saya baru mengenal orang-orang Lezgin dan Avar. Di antara mereka sendiri, mereka berbicara dalam bahasa ibu masing-masing. Namun, ketika berbicara dengan saya, mereka beralih ke bahasa Rusia.” Di Eropa bagian mana lagi Anda bisa menemukan hal seperti ini?
Pemandangan Kota Elista dari atas.
Legion MediaKota kecil yang terletak di tengah padang stepa Rusia Selatan ini adalah pusat budaya Buddha dan ibu kota catur negara ini. Dua pertiga dari 100 ribu orang yang tinggal di sini adalah etnis Kalmyk. Mereka sebagian besar beragama Buddha sehingga ada banyak wihara baik di dalam maupun di sekitar kota ini.
“Saat ini, ada banyak yang dilakukan untuk melestarikan budaya dan warisan orang-orang Kalmyk,” kata Alan Makht, seorang warga setempat. Misalnya, wihara terbesar di Eropa, yang dikenal sebagai Kuil Emas Buddha Shakyamuni, terletak di Elista. Kuil itu dibangun di sini pada 2005.
Roda-roda doa Kurde
Kirill Braga/TASSPada 1997, Kota Catur dibangun di sebelah tenggara Kota Elista untuk mengakomodasi para peserta Olimpiade Catur 1998. Alan mengatakan inilah salah satu tempat favoritnya di Elista. Setiap rumah di Kota Catur memiliki nama yang berhubungan dengan catur, seperti Ratu atau Benteng Putih. Lantai di gedung utamanya, yang disebut Istana Catur, terlihat seperti papan catur dan bahkan bisa dimainkan.
Masjid Hati Chechnya
Legion MediaGrozny adalah kota metropolitan modern dengan gedung-gedung pencakar langit, pusat-pusat perbelanjaan, jalan-jalan lebar, dan nuansa Timur Tengah yang kental. Para perempuan di sini berjilbab dan memakai rok panjang. Di sini, merokok dipandang negatif. Jadi, Anda hampir tidak akan pernah melihat orang dengan rokok di jalan. Distribusi minuman beralkohol juga diatur secara ketat. Minuman keras hanya dijual selama dua jam pada pagi hari dari pukul 8.00 sampai 10.00 di pasar-pasar swalayan besar dan hanya disajikan di satu restoran di seluruh kota pada malam hari.
Ibu kota Chechnya tak memiliki bar atau atau tempat hiburan malam. Namun, kota ini memiliki stadion sepak bola modern yang besar, banyak taman, dan teater-teater yang menawarkan pertunjukan dalam bahasa Rusia dan Chechen.
Di pusat Kota Grozny.
Yelena Afonina/TASSGrozny juga merupakan rumah bagi masjid terbesar di Eropa, yang disebut Masjid Jantung Chechnya. Masjid ini dapat menampung hingga 10 ribu jemaah dan memiliki taman yang megah, air mancur, bahkan hotel!
“Masjid Jantung Chechnya adalah salah satu tempat terindah di Grozny,” kata Diana, seorang instruktur berkuda. “Di sini juga ada taman bunga, dek observasi bernama Tangga Menuju Surga, dan taman berkuda Siradin. Bagiku, kota ini betul-betul nyaman!”
Diana mengatakan, Grozny selalu menyambut hangat para pengunjung. “Kami senang melihat turis mengunjungi kota ini dan menyambut mereka dengan hati terbuka.”
Kota Yakutsk dari atas.
Gavriil Starostin/TASSIni adalah salah satu kota paling menakjubkan di Rusia. Kota ini menggabungkan budaya Yakut, suhu superdingin hingga -50 derajat Celsius, dan arsitektur di atas lapisan tanah beku (permafrost). Semua bangunan di sini dibangun dengan konsep rumah panggung supaya pemanas ruangan tidak melelehkan lapisan es. Sementara itu, fasad atau muka bangunan dicat dengan warna-warna cerah sehingga orang-orang dapat lebih mudah menavigasi kota melalui kabut beku. Selama musim dingin, penduduk setempat biasanya mengenakan unty, sepatu bulu tradisional Yakut, atau valenki, sepatu bulu kempa khas Rusia, karena Anda tak akan sanggup keluar rumah dengan memakai alas kaki biasa.
Hari musim dingin di Yakutsk.
Yevgeny Sofroneyev/TASSDewasa ini, para ahli tata ruang kota tengah sibuk membuat taman dan tempat rekreasi baru di kota ini. “Para arsitek menginginkan kota yang lebih modern, sementara kami harus menciptakan ruang publik yang mempertimbangkan karakteristik iklim di sini,” kata arsitek Sergei Permyakov. Saluran listrik dan pipa di Kota Yakutsk bahkan dihiasi panel dengan pola-pola khas Yakut.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda