Chechnya Resmikan Masjid ‘Kebanggaan Muslim’, Terbesar Se-Eropa

Kantor Humas Kepala dan Pemerintah Republik Chechnya
Berdiri di atas lahan seluas 5,3 hektare, majid megah yang memadukan gaya arsitektur Arab, Persia, Asia Tengah, dan Byzantium ini diklaim sebagai yang terbesar seantero Eropa.

Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov meresmikan Masjid Gordost Musulman (Kebanggaan Muslim) Muhammad SAW, Jumat (23/8).

Terletak di kota Shali (33 km di tenggara ibu kota Chechnya, Grozny), masjid yang diklaim sebagai yang terbesar se-Eropa itu mampu menampung 30 ribu jemaah di dalam dan 70 ribu di luar.

Itu artinya, masjid itu sendiri bisa menampung seluruh penduduk kota Shali yang berjumlah sekitar 54.000 jiwa, tulis Rossiyskaya Gazeta.

Berdiri di atas lahan seluas 5,3 hektare, majid megah tersebut memiliki kubah utama setinggi 40 meter dengan empat menara masing-masing setinggi 63 meter.

Komposisi arsitektur masjid ini memadukan gaya Arab, Persia, Asia Tengah, dan Byzantium. Sementara itu, baik eksterior maupun interior masjid terbuat dari marmer yang dibawa dari Pulau Thassos, Yunani — sama dengan yang digunakan di Masjidil Haram, Mekkah.

Pembangunan masjid itu sendiri memakan waktu tujuh tahun, sejak 2012. Sebetulnya, untuk pembangunan masjid sebesar itu, tujuh tahun terbilang singkat.

Pembukaan masjid tersebut bertepatan dengan ulang tahun presiden pertama Republik Chechnya, Akhmat-Haji Kadyrov. Presiden Rusia Vladimir Putin turut menyampaikan selamat kepada seluruh warga Chechnya atas peresemian Masjid Gordost Musulman.

“Penyelesaian proyek megah yang luar biasa ini betul-betul merupakan momen penting bagi penduduk Shali dan seluruh Republik Chechnya yang memeluk Islam. Masjid baru ini akan menjadi pusat spiritual dan pendidikan muslim, pusat penyebaran nilai-nilai Islam yang sejati dan abadi, serta pusat kehidupan beragama dan budaya umat Islam di seluruh wilayah ini. Saya yakin bahwa masjid megah ini, salah satu yang terbesar di Eropa, akan membantu memperkenalkan sejarah dan tradisi keagamaan orang tua dan nenek moyang kita kepada masyarakat luar, terutama kepada kaum muda, dan mempererat perdamaian serta keharmonisan di tengah masyarakat kita. Saya harap Anda semua sukses,” demikian pesan Presiden Putin, sebagaimana yang dibacakan Utusan Presiden untuk Distrik Federal Kaukasus Utara, Aleksandr Matovnikov, selama upacara peresmian.

Menurut situs resmi Pemda Republik Chechnya, ribuan orang berkumpul pada upacara peresmian Masjid Gordost Musulman, termasuk sekitar 300 orang tamu dari 43 negara, dan lebih dari 150 tamu dari Timur Tengah, Maroko, dan Uzbekistan.

Dalam pidatonya kepada seluruh hadirin, Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembangunan masjid tersebut.

“Kita telah menjadi tamu dalam acara penting ini, pembukaan rumah Allah SWT yang dirahmati. Desain masjid ini betul-betul unik, semetara ukuran dan kecantikannya tiada tara. Masjid ini dinamai menurut Nabi Muhammad SAW,” kata Kadyrov.

Di lain kesempatan, Penasihat Pemimpin Chechnya Amruddi Edilgiriev, yang mengawasi pembangunan masjid-masjid di seluruh republik itu (setara provinsi di Indonesia -red.), menjelaskan mengapa masjid rancangan arsitek Uzbekistan Abdukahar Turdiev itu dinamai Gordost Musulman.

“Seluruh umat Islam akan bangga dengan bangunan megah ini,” katanya. “Masjid ini bahkan sudah masuk ke dalam daftar tiga masjid paling indah setelah Mekkah (Masjidil Haram) dan Madinah (Masjid Nabawi),” tulis RIA Novosti, mengutip keterangan Edilgiriev.

Setelah secara resmi dibuka, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan ibadah salat Jumat pertama.

Republik Chechnya adalah salah satu subjek federal di Rusia, bukan negara terpisah sebagaimana yang kerap orang-orang kira. Meski berstatus republik, Chechnya adalah bagian dari Rusia — setara provinsi di Indonesia. Terletak di daerah Kaukasus Utara, mayoritas penduduk republik ini memeluk Islam.

Umat Islam di Rusia sangat terbuka dan dengan senang hati menyambut dan mengobrol dengan siapa pun yang mampir ke masjid, bahkan para turis yang sama sekali tak berniat untuk mengkaji Islam. Bacalah selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki