Bagaimana Masyarakat Rusia Bahu-membahu Mencari Orang Hilang?

Discover Russia
YEVGENIYA VOLUNKOVA
Tahun lalu, polisi Rusia menerima sekitar 200 ribu kasus orang hilang. Namun, pihak penegak hukum kerap lambat dalam bertindak. Lalu, apa yang orang-orang lakukan demi menemukan mereka yang hilang?

Pada Juni lalu, seorang bocah berusia empat tahun bernama Dima hilang di Oblast Sverdlovskaya (1.500 kilometer dari Moskow). Ia ikut ayahnya memancing di hutan tak jauh dari tenda tempat ibunya menunggu. Ayahnya menyuruh Dima pulang lebih dulu ke tenda untuk menemui ibunya. Namun, ia tak pernah sampai.

Selama empat hari, polisi setempat bersama Kementerian Situasi Darurat dan kelompok sukarelawan Liza Alert mencari Dima. Pada hari kelima, ia ditemukan masih hidup meski sangat lemah, kedinginan, dan penuh gigitan serangga. Kisah ini berakhir bahagia karena berbagai pihak bekerja sama untuk mencari Dima. Namun sayangnya, kolaborasi antara pihak pemerintah dan sukarelawan sangat jarang terjadi di Rusia. Biasanya, hanya sukarelawanlah yang aktif mencari dan menemukan orang-orang hilang.

Kasus Liza

Rusia tak punya tim khusus untuk mencari orang hilang. Jadi, tugas tersebut biasanya dilimpahkan pada polisi, yang tak punya cukup sumber daya. Orang-orang yang hilang di alam terbuka dicari oleh Kementerian Situasi Darurat. Namun berhubung orang hilang bukanlah situasi darurat menurut hukum, Kementerian Situasi Darurat biasanya lamban dalam menangani kasus semacam itu.

Liza Alert, sebuah organisasi sukarelawan yang didirikan di Rusia pada 2010 dan diberi nama berdasarkan kasus bocah berusia 5 tahun bernama Liza Fomkina yang hilang bersama bibinya di hutan 100 kilometer dari Moskow, adalah satu-sarunya organiasi yang khusus menangani kasus orang hilang. Liza hilang tepat di hari ulang tahun kota Moskow pada September 2010. Hampir seluruh armada kepolisian ditugaskan untuk mengamankan perayaan, tapi tak ada satu pun dari mereka yang mencari Liza.

Pencarian dimulai saat informasi mengenai anak hilang muncul di internet dan para sukarelawan tiba di lokasi kejadian meski kebanyakan dari mereka tak tahu bagaimana cara mencari anak hilang di tengah hutan. Meski demikian, 300 orang bergabung dalam pencarian dan pada hari ke-10 Liza dan bibinya ditemukan dalam keadaan tewas. Sang bocah meninggal pada hari ke-9. Jika para sukarelawan tiba sehari sebelumnya, Liza mungkin masih bisa diselamatkan.

Pendiri Liza Alert Grigory Sergeev, yang berpartisipasi dalam pencarian sebagai sukarelawan, menyebutkan bahwa hingga kasus hilangnya Liza, ia belum memahami sebesar apa masalah orang hilang ini. Seperti kebanyakan orang, ia berpikir pemerintah menurunkan tim untuk mencari orang hilang.

“Saya kira, jika Anda tersesat di hutan, mereka akan mencari Anda, tapi kisah Liza menunjukkan bahwa mereka tak melakukan itu,” kata Sergeev.

Setelah insiden tersebut, jelas bahwa dibutuhkan platform untuk mempersatukan sukarelawan untuk mencari orang hilang, dan dibentuklah tim pencari Liza Alert, yang menyerupai tim pencari korban penculikan di Amerika Amber Alert.

Bagaimana Pencarian Dilakukan?

Sepanjang kuartal pertama 2017, Liza Alert menerima 1.317 laporan orang hilang. Unit pencarian hadir di berbagai kota di Rusia dan para sukarelawan sering melakukan pencarian.

Russia Beyond menemui Vladimir Ryabov, perwakilan regional Liza Alert, dan berbincang terkait bagaimana tim pencari ini melakukan tugasnya di Rusia Tengah, misalnya di Oblast Samarskaya (1.000 kilometer di timur Moskow).

Kami bicara dengan Vladimir di mobilnya yang penuh dengan perangkat pencarian. Telepon masuk terus menginterupsi kami, dan Vladimir tak bisa mengabaikannya — bagaimana jika seseorang hilang? Kadang, saat ia berpapasan dengan seseorang yang terlihat dikenal, ia akan mencocokkannya dengan foto orang-orang hilang.

Liza Alert telah hadir di Oblast Samarskaya sejak 2014. Mereka tak punya kantor, dan semua pekerjaan dilakukan melalui internet. Prinsip utama tim ini, yang berbeda dengan polisi, ialah segera bertindak saat mendapat laporan — para sukarelawan bisa memulai pencarian pada hari laporan diterima. Prinsip kedua, tim ini tak menerima bantuan finansial. Seluruh donasi datang dalam bentuk perangkat pencarian dan benda lain yang berguna: walkie-talkie, senter, telepon, kompas, kertas, selotip, transportasi, bensin, dan lain-lain.

“Kami tak mau orang-orang berpikir bahwa kami mencari uang dengan mencari orang hilang,” terang para sukarelawan.

Organisasi ini punya sekitar 40 orang sukarelawan aktif. Mereka secara rutin mencari orang hilang, seringkali mengorbankan waktu dan keluarga mereka sendiri. Mereka terdiri dari berbagai usia dan profesi, dari mahasiswa hingga pensiunan, bahkan ahli astrofisika dan guru.

“Kami hanya menangani kasus yang dilaporkan ke polisi. Tahun lalu, kami menangani 390 kasus,” kata Vladimir. “Kami sepakat untuk berbagi informasi dengan polisi dan Kementerian Situasi Darurat. Ketika mereka butuh bantuan kami untuk mencari orang, mereka akan menghubungi kami dan memberi informasi terkait orang yang hilang.”

Karena Oblast Samarskaya — sama seperti wilayah lain di Rusia pada umumnya — tak punya tim khusus untuk mencari orang hilang, Liza Alert ikut serta dalam menangani semua kasus penting. Jika seseorang hilang di kota, para sukarelawan akan mendatangi lokasi kejadian dan membagikan selebaran mengenai orang tersebut di mana-mana. Mereka akan menanyai warga lokal dan mengunggah informasi tentang kasus tersebut di internet.

“Sumber informasi terbaik adalah nenek-nenek yang duduk di kursi, yang kenal semua orang, tahu segalanya tentang semua orang, serta para pemilik anjing yang rutin berkeliling. Kami juga menghubungi rumah sakit. Ketika dokter menemukan orang di jalan, mereka tak mengabari siapa-siapa.”

Rata-rata, pencarian menghabiskan waktu tiga hari. Kadang orang hilang itu muncul dengan sendirinya. Suatu kali laporan masuk ke polisi mengenai seorang pria tua hilang setelah meninggalkan rumahnya di pagi hari dan tak kembali. Putrinya memberi tahu polisi dan menghubungi ibunya. Sang ibu berkata bahwa suaminya telah pergi sejak lama. Polisi tiba di rumah, bertanya pada perempuan tersebut mengenai suaminya yang hilang dan kemudian menghubungi Liza Alert.

“Kami menerima informasi dari polisi dan memulai pencarian. Kami mencetak selebaran dan menyebarkan informasi online. Kami bekerja hingga larut malam dan kemudian baru tahu bahwa saat putrinya pulang, ayahnya sedang tidur di kamar. Ternyata, ia tidak hilang. Ia pergi berjalan-jalan lalu tidur. Istrinya mengira ia hilang. Padahal saat polisi menanyainya, ia sedang mendengkur di kamar.”

Bagaimana Melacak Jejak di Hutan?

Jika seseorang hilang di hutan, pencarian dilakukan sedikit berbeda. Keluarga akan ditanya ke mana ia mungkin pergi, apa yang dikatakan sebelum pergi, bagaimana kondisi kesehatannya, dan bagaimana ia menghadapi stres. Kemudian, para sukarelawan dibagi dalam kelompok dan wilayah pencarian. Anda harus cerdik dan siap menghadapi kejutan.

“Suatu hari, kami menemukan seseorang yang memetik jamur di hutan,” kata Vladimir. “Ia pergi ke hutan untuk mencari jamur dan menghilang. Kami bertanya pada keluarganya ke mana ia biasa pergi, mereka menunjuk tempat tertentu di hutan, tapi ia tak ada di sana. Kemudian kami bertanya jamur apa yang sedang ia cari. Mereka bilang yang ‘kaya’, artinya jamur putih (jamur putih di Rusia hanya tumbuh di area tertentu dan sangat berharga). Kami bertanya pada beberapa pencari jamur dan diberi tahu bahwa jamur putih tak tumbuh di hutan yang ditunjuk keluarga itu. Mereka tumbuh 30 kilometer dari hutan tersebut, dan di sanalah kami menemukan sang kakek.”

Di lain waktu, seorang pria hilang yang menggunakan tongkat Nordik hilang di hutan. “Kami mengikuti jejaknya dan tak tahu apakah kami mendekati dia. Ternyata setelah 12 jam di hutan, ia sangat lelah, dan menempatkan tongkatnya di depannya untuk bersandar. Jadi seolah ia pergi ke satu arah, tapi sebenarnya ke arah lain ....”

Mencari anak kecil adalah yang paling sulit. Remaja kerap kabur dari rumah, sementara bocah-bocah kabur dari taman kanak-kanak atau sekolah. Berdasarkan statistik, lebih sedikit anak-anak yang hilang dibanding orang dewasa, tapi pencarian selalu jauh lebih penting.

“Semua pencarian anak-anak di bawah 12 tahun selalu menjadi prioritas,” kata Vladimir. “Bahkan jika satu unit sudah melakukan pencarian saat seorang anak menghilang, sebagian besar unitnya diarahkan untuk kasus tersebut. Anak-anak kerap terlibat masalah dan selalu ada kemungkinan kesehatan mereka terganggu.”

Siapa yang Membantu?

Di Oblast Samarskaya, para sukarelawan hanya menerima sedikit bantuan dari pemerintah, tapi mereka sangat menghargai semua bantuan yang diberikan. Misalnya, Pusat Pembelajaran Medis Bencana di Kementerian Kesehatan Oblast Samarskaya pernah menggelar pelatihan untuk tim sukarelawan Liza Alert mengenai bagaimana memberi bantuan P3K.

Perusahaan memberi lebih banyak bantuan. Misalnya, operator ponsel Beeline dan Megafon menyediakan layanan telepon gratis untuk para sukarelawan, sedangkan maskapai UTair Airline memberi mereka tiket gratis ketika sebuah unit harus melakukan pencarian di wilayah lain. Keluarga orang hilang juga berterima kasih pada para sukarelawan dengan memberi perangkat bantuan.

Sukarelawan Liza Alert berharap suatu hari Rusia bisa memiliki satu sistem terpadu untuk mencari orang hilang: pusat yang bisa mempersatukan para sukarelawan dan lembaga pemerintah. Sayangnya, untuk saat ini hal itu baru sebatas ide dan para mereka harus melakukan tugasnya sendiri. Karena jika bukan kita, siapa lagi?