Siapa Tuhan Bangsa Slavia Sebelum Kristenisasi Tanah Rus?

Kuil Dewa Musim Panas Radegast. Lukisan oleh V. B. Ivanov (*1950). Cat minyak pada kanvas.

Kuil Dewa Musim Panas Radegast. Lukisan oleh V. B. Ivanov (*1950). Cat minyak pada kanvas.

Modern. Koleksi Pribadi./Legion Media
Vladimir yang Agung membaptis rakyatnya tahun 988 dan menjadikan Kristen Ortodoks sebagai agama resmi Rus Kiev. Sebelumnya, orang-orang Slavia (termasuk orang Rusia) menyembah Svarog, Perun, dan dewa-dewi lainnya selama berabad-abad. Dewa-dewi mereka sering dikaitkan dengan kekuatan tertentu yang berhubungan dengan elemen alam.

Vladimir yang Agung adalah penguasa Rus Kiev pada 980 – 1015. Ia pernah mengirim para ksatria dan pendeta Ortodoks untuk membaptis penduduk Novgorod serta merobohkan patung Dewa Perun — salah satu dewa terpenting dalam kepercayaan pagan Slavia. Mereka menyeret patung tersebut sepanjang jalan dan memukulinya dengan tongkat sebelum akhirnya melemparkannya ke Sungai Volkhov.

Orang-orang Kristen seakan menunjukkan sebuah pesan tersirat: “Tuhannya orang Ortodoks telah menang.” Dewanya penganut pagan seakan ditunjukkan sebagai dewa yang lemah dan tidak terhormat, sehingga sudah seharusnya disingkirkan. Orang-orang penganut pagan menangis saat melihat patung Dewa Perun dipukuli. Perun, Svarog, Mokosh, dan dewa-dewi lainnya telah menjadi bagian dari kepercayaan mistis bangsa Slavia selama berabad-abad. Namun, siapakah dewa utama yang disembah oleh bangsa Slavia?

Svarog, Bapa Alam Semesta

Svarog. Karya Viktor Anatolevich Korolkov. Cat minyak pada kanvas.

Setiap kepercayaan pagan memiliki demiurge atau dewa yang menciptakan dunia. Dalam kepercayaan Slavia kuno, Svarog adalah dewa langit yang dipercaya memerintah alam semesta. Ia juga yang menciptakan semua dewa lainnya yang lebih muda.

Menurut Ensiklopedia Mitologi New Larousse, akar nama Svarog (svar — terang, jelas) memiliki hubungan dengan bahasa Sanskerta. Svarog biasanya digambarkan sebagai kakek tua berjanggut putih, bijak, dan kuat. Bagi kaum tani Slavia, langit bisa memberi berkah maupun bencana. Karena itu, tak mengherankan bahwa dewa langit juga dianggap sebagai penguasai dunia.

Dazhbog, Dewa Matahari Pemberi Kehangatan

Bangsa Slavia hidup di tengah iklim yang sangat ekstrem. Karena itulah, mereka sangat mengagumi Dazhbog, sang Dewa Matahari Yang Maha Pengasih, yang merupakan keturunan dari Svarog.

Nama Dazhbog secara harfiah berarti 'Dewa Pemberi'. Dazhbog digambarkan melintasi langit dengan kereta yang ditarik empat ekor kuda putih bersayap emas dengan “perisai api” yang menghasilkan sinar matahari. Ia yang bertanggung jawab atas kesuburan tanah di dunia, sementara para pemujanya dengan bangga menyebut diri mereka sebagai “cucu Dazhbog”.

Perun, Sang Dewa Perang dan Dewa Petir

Perun dalam Lukisan Pertarungan Perun Melawan Iblis Musim Dingin karya Viktor Anatolevich Korolkov. Cat minyak pada kanvas.

Kemungkinan, Perun adalah dewa yang paling terkenal di antara dewa-dewi Slavia lainnya hingga hari ini. Perun Sang Dewa Petir sering dibandingkan dengan Zeus dari mitologi Yunani dan Thor dari mitologi Skandinavia: Dewa Badai dan Perang yang menggunakan petir sebagai senjatanya. Orang-orang takut terhadap amarah Perun, tapi di saat yang sama, mereka mengagumi dan sering meminta pertolongannya dalam peperangan.

Perun digambarkan sebagai seorang yang kuat berjanggut panjang. Keberadaannya sering dikaitkan dengan kekuatan. Perun dianggap sebagai dewa tertinggi yang ditakuti oleh siapa pun, baik oleh para pangeran Slavia hingga druzhina mereka (orang-orang terdekat para kesatria bangsawan).

Veles, Dewa Pelindung Hewan Ternak

Tak seperti dewa-dewa di atas yang berhubungan dengan langit, Veles adalah dewa yang tinggalnya di Bumi. Ia mengendalikan air, hutan, ladang, serta akhirat. Wujudnya agak berantakan. Ia berambut dan berjanggut panjang, mirip dengan Dewa Pan dari mitologi Yunani.

Meski memiliki perawakan yang ‘kurang mengesankan’, bangsa Slavia tetap Veles karena ia dianggap sebagai dewa yang melindungi ternak serta merawat hewan dan tanaman mereka. Jika Perun adalah dewa pendukung kaum aristokrat maka Veles dikaitkan dengan dewanya rakyat biasa, para pemburu, juga petani. Perun dan Veles sering bertarung, dan pertarungan mereka menyebabkan pergantian musim di alam dunia.

Chernobog, Iblisnya Orang Slavia

Pertarungan antara Perun dan Veles sudah dianggap biasa. Kedua dewa tersebut, meski memiliki dua karakter berbeda, pertentangan keduanya memang sudah jadi bagian dari tatanan yang kekal dalam hukum alam. Berbeda dengan mereka, Chernobog (secara harfiah berarti ‘Dewa Hitam’) secara mutlak mewakili kejahatan dalam mitologi Slavia.

Sebagai penguasa Nav (dunia kematian dalam mitologi Slavia), Chernobog berada di balik segala hal buruk, lemah, serta kejam dalam sifat manusia. Dialah yang menurunkan segala macam bencana alam. Oleh karena itu, ia lebih sering disamakan dengan sosok Iblis dalam agama-agama Abrahamik daripada dewa-dewi pagan lainnya.

Karakter Chernobog sering dimunculkan dalam budaya masyarakat kontemporer, misalnya dalam permainan komputer hingga pada film American Gods (baik pada novel karya Neil Gaiman maupun adaptasinya di layar televisi).

Mokosh, Dewi Segala Dewi

Meskipun tatanan Dewa Slavia yang sangat patriarki tidak menempatkan banyak dewi, Mokosh adalah salah satu dewi yang paling berpengaruh. Ia adalah penguasa tanah dan hasil panen, sementara di saat yang sama, ia juga dianggap pemberi cinta, kemakmuran, dan kekayaan. Ia juga menghukum para pelaku kejahatan. Mokosh adalah pelindung kaum perempuan dan anak-anak. Posisi seperti ini memiliki peran penting dalam setiap budaya, termasuk juga dalam budaya Slavia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki