Tiga Pesawat Top Rusia yang Paling Disorot pada Dubai Air Show 2021

Leonid Faerberg/SOPA Images/LightRocket/Getty Images
Rusia telah mengantongi kontrak senilai $1,3 miliar dalam Dubai Air Show 2021 dan berniat mencuri kesepakatan pengiriman jet tempur generasi kelima terbesar abad ini dari para pesaingnya.

Rusia memboyong sejumlah besar pesawat sipil dan militer baru, serta pesawat nirawak ke pameran dirgantara Dubai Airshow 2021 di Uni Emirat Arab (UEA). Salah satunya adalah jet tempur generasi kelima terbaru Rusia 'Sekakmat'. Pemerintah UEA menunjukkan minat yang tinggi terhadap jet tempur bermesin tunggal pertama Rusia itu. Selama pameran, Rusia telah mengantongi kontrak senilai $1,3 miliar dari para pelanggan asing, serta tawaran pengiriman pada masa depan yang akan menghasilkan lebih dari $2,5 miliar. 

Kami menyoroti tiga pesawat Rusia yang paling disoroti dalam Dubai Airshow 2021, seperti yang dicatat oleh BUMN Rostec dan media.

'Sekakmat' 

Sorotan utama, tentu saja, jet tempur generasi kelima 'Sekakmat'. Perlu dicatat, pesawat tempur bermesin tunggal terbaru Rusia yang belum beroperasi ini diboyong ke Dubai menggunakan salah satu pesawat terbesar di dunia, An-124 'Ruslan'.

Sebagaimana dikutipForbes, Direktur Umum United Aircraft Corporation (UAC — bagian dari Rostec) Yuri Slyusar mengatakan, Sekakmat mewakili kombinasi unik dari karakteristik tempur dan biaya operasi. Pengembangan pesawat ini didasarkan pada data yang diperoleh selama operasi militer di Suriah.

Sementara, mantan analis militer Izvestia, Dmitry Safanov mengatakan, "Perusahaan Rusia (UAC -red) berharap dapat 'mencuri' kesepakatan pengiriman jet tempur generasi kelima ke UEA dari Amerika. Sebelumnya, Emirat ingin mengakuisisi sejumlah jet tempur generasi kelima F-35 Amerika, tetapi kesepakatan itu melambat di bawah pemerintahan Bidan."

Menurut Safanov, harga Sekakmat akan dibanderol sekitar $30—35 juta, yang hampir dua kali lebih murah daripada semua  analog modernnya di seluruh dunia.

"Pesawat ini dibedakan oleh kemampuan serangan dan pengintaiannya yang luas, dapat menyerang enam target secara bersamaan, memiliki sistem elektronik modern terbaru yang dilengkapi kecerdasan buatan, dan visibilitas radarnya pun telah dikurangi," ujar Safanov.

Seperti yang telah diungkapkan, Sekakmat mampu terbang dengan kecepatan 2.100 km/jam dan menempuh jarak terbang tempur hingga 3.000 kilometer. Menurut UAC, jet tempur ini akan mulai diproduksi pada 2025. Pesawat ini diharapkan akan memperkuat pertahanan udara Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.

Drone Tempur 'Orion'

Sorotan utama lainnya dalam pameran dirgantara dua tahunan itu adalah drone tempur 'Orion' buatan Kronshtadt. 

“Pesawat nirawak ini menjadi andalan selama operasi militer di Suriah. Kehadirannya di ketentaraan memungkinkannya untuk mengurangi biaya operasional Angkatan Udara yang beroperasi di wilayah tersebut dan menguji sejumlah teknologi prospektif di medan perang,” kata Safonov. 

Menurutnya, Orion dapat berubah dari drone yang dioperasikan tunggal untuk membawa bom, baik yang berpemandu maupun tidak hingga menjadi pusat yang dapat mengoperasikan segerombolan pesawat nirawak. 

“Perusahaan pengembang sedang melakukan pengembangan lebih lanjut pada Orion dan sedang menguji kemampuannya untuk bekerja sebagai pusat dengan kecerdasan buatan untuk drone yang lebih kecil. Tujuannya adalah menjadikannya unit independen yang akan mengendalikan kekuatan serang 20 pesawat nirawak di medan perang, ” jelas sang ahli. 

Menurut Safonov, fitur utama Orion adalah kemampuannya dalam mengendalikan sejumlah drone melalui sinyal satelit dan bukan dalam bentuk frekuensi radio yang dapat "dibungkam" melalui peperangan radio elektronik. 

Selain itu, drone tempur itu juga dapat membawa 200—250 kilogram bom dan mampu terbang dengan kecepatan 120 km/jam. Orion juga dapat beroperasi pada ketinggian hingga 7.500 meter dan bertahan di langit hingga 24 jam. 

MC-21 pesawat jarak menengah 

Menurut perkiraan Boeing, permintaan transportasi udara sipil diperkirakan akan tumbuh pesat dalam beberapa dekade mendatang. Perusahaan kedirgantaraan Amerika Serikat (AS) itu mencatat, maskapai penerbangan di seluruh dunia akan membutuhkan hampir 20 ribu pesawat dari berbagai jenis, dengan perkiraan nilai total kontrak sekitar $3,2 triliun.

Untuk memenuhi kebutuhan maskapai dan penumpang, Rusia baru-baru ini meluncurkan 163 pesawat penumpang MC-21, dengan jangkauan terbang maksimum 6.400 kilometer.

Pesawat tersebut tidak hanya ditampilkan di pameran, tetapi juga menunjukkan kemampuannya selama demonstrasi penerbangan. Media memuji kemampuannya yang mampu mencapai ketinggian hingga 800 meter dan mempertahankan sudut 45° dengan kecepatan 210 km/jam. 

Sejujurnya, MC-21 terlihat cukup mengesankan dalam kehidupan nyata. Russia Beyond menyaksikan langsung demonstrasi MC-21 pada pameran penerbangan MAKS-2019, ketika pesawat itu mengambil sudut  tajam secara tiba-tiba setelah mendapatkan kecepatan di landasan dan kemudian melonjak ke langit. Aksi itu hampir tampak seperti jet tempur yang lepas landas. 

Pesawat itu menunjukkan akselerasi dan kemampuan manuver yang luar biasa. Sang pilot mendaratkan pesawat penumpang besar itu dengan sudut yang menakutkan, hampir menunjukkan apa yang hanya mampu dilakukan oleh regu aerobatik Rusia ‘Russkiye Vityazi’. 

Selain karakteristik penerbanganya, produsen pesawat menyebut bahwa salah satu fitur utama pesawat  ini adalah kabinnya, yang memiliki lorong terluas di antara kursi di kelasnya sehingga menjadikannya salah satu yang paling nyaman dalam segmen pesawat jarak menengah.  

Pesawat-pesawat ini merupakan mahakarya abad ke-20 dan telah membuktikan keunggulannya dalam banyak konflik militer.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki