Dipublikasikan pada saluran YouTube Fighterbomber, video itu diambil dari kokpit MiG-31. Video itu menunjukkan sang pilot melambaikan tangan dan memberikan jempol kepada jet tempur F-16 yang berada di sebelah kanannya. Setelah itu, F-16 perlahan-lahan bergerak menjauh.
Sang pilot kemudian memutar kamera ke kiri. Ternyata, ia tengah mengawal pesawat pengebom strategis Tu-95MS.
Kapan dan di mana peristiwa itu terjadi tak disebutkan. Yang jelas, Kementerian Pertahanan Rusia terakhir kali mengumumkan penerbangan Tu-95MS pada 24 Maret lalu.
Saat itu, dua Tu-95MS melakukan penerbangan terjadwal di atas perairan netral di Laut Jepang dan Samudra Pasifik barat laut. Pesawat-pesawat itu menghabiskan lebih dari sembilan jam di udara. Saat hendak kembali ke Tanah Air, keduanya dikawal pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Jepang.
Pesawat tempur-pencegat supersonik MiG-31 adalah pesawat tempur Soviet pertama generasi keempat. Pesawat ini masih menjadi fondasi pertahanan udara Rusia. Para pilot menjuluki MiG-31 Radar Terbang karena kemampuan avionikanya yang unik. Pencegat ini mampu secara bersamaan menembak enam dan melacak hingga sepuluh target sekaligus. Empat jet MiG-31 bisa mengawasi ruang udara sejauh 1.100 km.
Tu-95MS merupakan pesawat baling-baling tercepat di muka bumi dan merupakan satu-satunya pesawat pengebom bermesin turboprop. Masa baktinya yang sangat panjang hanya tersaingi oleh pesawat pengebom strategis AS Boeing B-52. Keduanya pertama kali terbang sejak 1952 dan masih beroperasi hingga kini.
Di antara semua pemimpin Soviet dan Rusia, Vladimir Putinlah yang paling suka terbang. Selain “Air Force One” Kremlin dan helikopter pemerintah, Putin telah menerbangkan layang gantung bermotor, jet tempur, dan bahkan bomber strategis supersonik.