Kepada Russia Beyond, Wakil Direktur Penjualan dan Pemasaran Irkut Corporation Kiril Budaev menyebutkan bahwa kehadiran perwakilan Irkut kali ini antara lain bertujuan untuk meningkatkan eksistensi dan partisipasi mereka khususnya di pasar Indonesia dan Asia pada umumnya.
“Kami juga perlu meningkatkan hubungan dengan pihak maskapai dan pemerintah. Kami ingin memperluas jaringan supaya kami bisa lebih memahami pasar ini,” kata Budaev.
Ini bukanlah pertama kalinya Irkut Corporation berkunjung ke Jakarta. Pada Agustus lalu, bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Irkut Corporation juga telah mempresentasikan pesawat sipil terbarunya ini.
Kala itu, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, tawaran ini merupakan suatu kesempatan bagi dunia aviasi Indonesia, terutama bagi pihak yang bergerak dalam dunia penerbangan untuk mendapatkan produk-produk yang kompetitif.
“Makin banyak barang yang ditawarkan, makin banyak kesempatan kita untuk memilih. Jadi, nanti makin banyak supply, kita dapat lebih memilih apa yang kita butuhkan dengan harga yang lebih kompetitif,” ujarnya dalam keterangan tertulis, seperti yang dikutip Liputan6.com.
Pasar Potensial
Pasar Asia akan jadi pasar terbesar dalam 20 tahun ke depan, ujar Budaev meyakini. “Dan tentunya ini pasar yang strategis,” katanya.
“Kami ingin meningkatkan kehadiran kami di Asia, dan kami melihat Indonesia sebagai pemain kunci dan sekaligus pasar yang potensial. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, bisa jadi akan ada perubahan, tapi dalam hal ini, Indonesia adalah pemain kunci.
Ketika ditanya terkait animo maskapai Indonesia terhadap MC-21, Budaev menuturkan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengharapkan sesuatu yang instan. Menurutnya, ini semua membutuhkan kerja sama, persuasi, dan kontak selama bertahun-tahun dengan pihak-pihak terkait.
“Biasanya sebagai penjual, ketika kita menawarkan sesuatu, seperti pesawat, itu merupakan suatu proses yang panjang. Itu tidak seperti, misalnya, Anda datang pada bulan Agustus, lalu tiga bulan kemudian ada yang memesan produk Anda. Itu tidak mungkin,” kata Budaev menjelaskan.
Ia yakin bahwa perusahaannya perlu menunjukkan bagaimana mereka mengoperasikan pesawat, di mana mereka bersaing, dan di sisi mana mereka lebih unggul daripada kompetitor lain.
“Misalnya, Indonesia saat ini memesan cukup banyak Boeing terbaru. Di Rusia dan di luar negeri, kami juga memiliki banyak kompetitor. Namun, pesawat apa pun punya usia operasi. Jadi, kami harus melihat peluang ini dan mencari tahu kapan gelombang ‘pensiun besar-besaran’ pesawat akan terjadi di Indonesia sehingga kami bisa bernegosiasi dengan perusahaan maskapai untuk mempersiapkan masa itu,” tutur Budaev.
Pesawat MC-21 yang ditawarkan pada Indonesia adalah jenis pesawat yang sering digunakan di dalam negeri. Pesawat ini dapat menampung 165 – 211 penumpang, tergantung model. Dimensi pesawat baru Rusia ini berbeda dengan jenis pesawat buatan Barat lainnya. Komponen asing yang digunakan pada MC-21 berkisar 30 – 40 persen.
Target Ambisius
Di Rusia, MC-21 direncanakan akan menggantikan Tu-204 dan Tu-154B/M, serta Boeing 737 dan A-320. Perusahaan ini sudah memiliki kontrak pasokan untuk 175 pesawat. Aeroflot, maskapai nasional Rusia, menjadi pelanggan pertama pesawat sipil model baru ini dan akan membeli 50 unit.
Sementara, untuk pasar luar negeri, Budaev megaku bahwa perusahaannya memiliki target untuk menjual 70 persen dari total produksi. “Kami sudah melakukan diskusi di sejumlah negara, saya pikir hampir 60 persen dari jumlah negara di dunia. Kami juga sudah berdiskusi dengan 250 maskapai sedunia,” ujarnya.
“Bagi saya, kami perlu memahami lebih dalam bagaimana kami harus menindaklanjuti dan mengambil strategi untuk bersaing di pasar Asia ini. Karena itu, kami perlu bertemu langsung dengan orang-orangnya, dan tentu saja dengan pihak maskapai,” katanya menyimpulkan.
Pesawat Sipil Modern
Pesawat MC-21 diciptakan dalam dua jenis, yaitu MC-21-300 dengan kapasitas 160 – 211 tempat duduk penumpang dan MC-21-200 untuk 130 – 176 tempat duduk penumpang.
Pesawat tipe ini ditujukan untuk fokus pada salah satu segmen pasar paling ramai di dunia. Mesin dan pesawat terbang buatan Rusia ini harus mampu menghadapi persaingan keras dengan produk pesawat terbang jarak menengah lainnya, seperti Boeing-737 buatan AS dan Airbus A-320 buatan Eropa, yang menjadi pemimpin dalam bisnis aviasi penumpang dunia saat ini.
Dalam pembuatan MC-21, pesawat ini menggunakan solusi-solusi teknis aerodinamika, mesin penggerak, serta material konstruksi yang terdepan. Selain itu, sistem pesawat generasi terbaru dari segi kenyamanan penumpang juga digunakan dalam pesawat ini. Para pemesan potensial akan ditawarkan dua jenis sistem tenaga penggerak pesawat, yaitu mesin penggerak buatan Rusia PD-14 atau menggunakan mesin buatan asing PW1400G.
Selain itu, MC-21 akan menggunakan sayap “hitam” (dibuat dari material komposit) yang memberikan pesawat ini kemampuan terbang yang apik dan menurunkan beban pesawat akibat massanya sendiri.
Badan pesawat ini memilki diameter yang lebih besar, yang tidak hanya memberikan kemampuan untuk menambah ruang bagi bagasi di bagian bawah, tetapi juga memberikan maskapai udara lebih banyak pilihan untuk optimasi pemanfaatan dimensi ruang — memperlebar bantalan kursi atau memperlebar jalan koridor. Hal ini dinilai mampu meningkatkan tingkat kenyamanan bagi para penumpang karena tata letak ruang kabin akan membuat bagian dalam pesawat lebih nyaman, kompartemen bagasi, jendela, serta jalan koridor pun akan lebih besar. Hal ini pun menambah kecepatan arus keluar-masuk penumpang sehingga maskapai dapat menghemat hingga dua juta dolar AS per tahunnya berkat tingginya arus mobilisasi pesawat di bandara.