Tujuh Anak Haram Tsar Rusia yang Terungkap dalam Sejarah

Sejarah
GEORGY MANAEV
Ada banyak dugaan ahli waris dan penipu yang mengklaim keturunan tsar dari dinasti Romanov. Namun, hanya ada tujuh “anak haram” dari penguasa Rusia yang terbukti keberadaanya.

Pyotr yang Agung memiliki banyak kekasih dan tentunya ia memiliki anak yang lahir di luar nikah. Kekasihnya Maria Hamilton melakukan dua kali aborsi, tetapi ayahnya tidak diketahui. Kekasih lainnya, Maria Kantemir, diduga memiliki anak laki-laki yang lahir dalam keadaan mati dari Pyotr.

Dalam kasus manapun, Pyotr tidak memiliki “anak haram” yang diakui secara resmi. Meskipun, masyarakat percaya bahwa komandan perang terkemuka Pangeran Pyotr Rumyantsev adalah putra Pyotr — karena ibu Pangeran, Maria Rumyantseva dikenal sebagai kekasih tsar.

Anak haram "resmi" pertama dalam sejarah Kekaisaran Rusia lahir dari Ekaterina yang Agung — tetapi itu terjadi sebelum dia menjadi permaisuri dan masih menjadi Putri Agung.

1.Anna Petrovna (1757 – 1759)

“Tuhan tahu dari mana istri saya hamil, saya tidak begitu tahu apakah ini bayi saya dan apakah saya harus tersinggung,” kata Adipati Agung Pyotr Fyodorovich, calon Tsar Pyotr III, ketika ia mengetahui tentang kehamilan istrinya. Dia mengatakannya di depan umum, setidaknya itulah yang ditulis Ekaterina dalam memoarnya.

Bayi perempuan Anna lahir di Sankt Peterburg pada 9 Desember 1757. Tidak ada penerimaan resmi untuk utusan asing pada 17 Desember, ketika bayi itu dibaptis di gereja istana. Permaisuri Elizaveta, datang ke gereja secara tidak resmi untuk bertindak sebagai ibu baptis Anna.

Bayi itu diakui sebagai putri sah oleh Adipati Agung Pyotr Fyodorovich. Namun, rumor mengatakan anak itu merupakan hasil dari hubungan Ekaterina dan Stanisław Poniatowski, calon raja Polandia. Kemudian, Anna Petrovna meninggal pada tahun kedua hidupnya, pada Maret 1759.

2. Alexey Bobrinsky (1762 – 1813)

Alexey Bobrinsky lahir secara rahasia pada 11 April 1762. Dia adalah putra dari Ekaterina dan kekasihnya Grigory Orlov, dan kali ini, Ekaterina berhasil menyembunyikan kehamilannya dari suaminya, Tsar Pyotr III. Dia harus mengenakan korset dan membungkuk hormat di pengadilan, untuk menyembunyikan seorang anak dalam kandungannya.

Ketika Alexey lahir, dia sangat lemah dan dia segera diberikan kepada Vasiliy Shkurin, pelayan rumah Ekaterina. Dalam keluarga Shkurin, Alexey dibesarkan hingga usia 12 tahun, ketika dia dikirim ke Korps Kadet Pertama, dan setelah menyelesaikan pendidikan militernya dengan istimewa, ia memulai perjalanan yang luas melalui Rusia dan Eropa.

Kami telah merangkum kisah Alexey Bobrinsky dan perjuangan hidupnya, dari anak haram hingga menjadi seorang ilmuwan.

3. Semyon Velikiy (yang Agung) (1772 – 1794)

Semyon adalah putra Adipati Agung Pavel Petrovich, lahir pada tahun 1772 dari seorang janda yang sedang menunggu, Sofia Ushakova. Sejarawan Isabel de Madariaga menulis bahwa "untuk memastikan bahwa dia dapat menghasilkan ahli waris, Pavel didorong untuk terikat dengan seorang janda yang patuh", yang berarti Ushakova. Ekaterina, yang sangat praktis ingin memastikan bahwa putranya dapat menghasilkan ahli waris.

Semyon dibesarkan di kamar istana Ekaterina yang Agung. Pada 1780, ketika anak itu berusia delapan tahun, ia dikirim ke sekolah militer dan akhirnya lulus dari Korps Kadet Angkatan Laut. Kapal pertama yang ditempatkan Semyon adalah kapal layar 66 senjata dari garis bernama 'Jangan Sentuh Saya'. Setelah pertempuran laut di Teluk Vyborg pada tanggal 22 Juni 1790, Semyon dikirim ke Ekaterina dengan sebuah laporan. Ketika dia tiba di Sankt Peterburg, Semyon melihat neneknya untuk pertama kali dalam 10 tahun.

Pada Juli 1790, Semyon dipromosikan menjadi letnan kapten. Ada dua versi tentang apa yang terjadi selanjutnya. Menurut yang pertama, pada 1793 Semyon dikirim ke London untuk bertugas di Angkatan Laut Inggris. Versi lain mengatakan Semyon akan mengambil bagian dalam ekspedisi Mulovsky (yang tidak pernah terjadi), tetapi tiba-tiba meninggal di Kronstadt.

Catatan Kementerian Angkatan Laut menyebutkan bahwa Semyon Velikiy meninggal pada tanggal 13 Agustus 1794, saat kapal Inggris Vanguard karam dan terjadi badai dahsyat di perairan Antilia, dekat pulau Sint Eustatius dan St. Thomas.

Semyon dijuluki "Yang Agung" semasa hidupnya, rupanya karena rumor asal usulnya. Ketika dia meninggal, Aleksandr Khrapovitsky, sekretaris Ekaterina, menulis: "Berita tentang kematian Senyushka yang Agung telah diterima."

4. Martha Musina-Yuryeva (1801 – 1803)

Anak haram kedua Pavel Petrovich lahir setelah pembunuhan Tsar Pavel I terjadi di Rusia. Seminggu sebelum kematian Pavel, dia memanggil pejabat sipil tertingginya, Wakil Rektor Aleksandr Kourakine. Pavel memberitahunya secara pribadi bahwa dua wanita sedang mengandung anak-anaknya. Jika ternyata laki-laki, mereka akan diberi nama Nikita dan Filaret, jika perempuan — Eudoxia dan Martha. Putra Pavel, Aleksandr, akan menjadi ayah baptis anak-anak.

Setelah Pavel meninggal, hanya satu anak yang benar-benar lahir (antara Mei dan Juni 1801), seorang gadis bernama Martha. Menurut sumber, ibunya adalah Mavra Yuryeva, seorang dayang Permaisuri Maria Fyodorovna, istri Pavel.

Sesuai wasiat mendiang Tsar, pada tanggal 1 Agustus 1801, bayi Martha diangkat menjadi bangsawan dan diberikan beberapa desa dengan total 1000 petani. Dia dibesarkan di Pavlovsk oleh Maria Fyodorovna. Sayangnya, Martha hidup hanya sedikit lebih lama dari dua tahun, dia meninggal pada tanggal 17 September 1803. Penghasilan dari desanya diberikan kepada ibunya.

5. Georgy Alexandrovich Yurievsky (1872 – 1913)

Georgy dan dua putri lainnya, Olga dan Yekaterina, merupakan anak dari Aleksandr II dan kekasih simpanannya bernama Yekaterina Dolgorukaya. Sejak 1866, mereka menjalani hubungan kekasih, sementara tsar tidak mencintai Permaisuri Maria Alexandrovna. Setelah Nikolay, putra tertuanya dengan Aleksandr II, meninggal karena meningitis, dia kehilangan semangat hidup. Perselingkuhan Aleksandr terlihat jelas bagi semua orang di istana, tetapi permaisuri tetap diam.

“Ditakdirkan untuk pengampunan, hari demi hari, selama bertahun-tahun, dia tidak pernah sekalipun mengucapkan keluhan atau tuduhan. Rahasia penderitaan dan penghinaan yang dia bawa bersamanya ke kuburnya,” tulis seorang dayang Istana Kekaisaran Aleksandra Tolstaya tentang dia.

Georgy lahir pada tanggal 30 April 1872, di Istana Musim Dingin. Pada tahun 1874, ia diangkat ke sebagai “Yang Mulia” atas perintah Aleksandr II. Dia dan saudara perempuannya diberi nama belakang Yurievsky, dibuat dari Yuri, salah satu nama keturunan bangsawan Romanov. Pada tahun 1880, Permaisuri Maria Fyodorovna meninggal, dan dua bulan setelah itu, Aleksandr II menikahi Yekaterina Dolgorukova, yang juga diberi gelar Putri Yurievskaya dan diangkat sebagai Yang Mulia, seperti ketiga anak mereka. Ada anak laki-laki lain yang lahir dari persatuan ini, Boris (1876), tetapi dia hanya hidup sebulan.

Setelah Aleksandr II dibunuh pada tahun 1881, Yekaterina Yurievskaya dan semua anaknya meninggalkan Rusia menuju Prancis. Di sana, Georgy belajar di Universitas Sorbonne, tetapi kemudian kembali ke Rusia, di mana dia menjadi peserta kuliah di Korps Kadet Angkatan Laut. Meskipun saudara tiri Georgy Aleksandr III tidak mengizinkannya untuk bergabung dengan Tentara Kekaisaran Rusia karena dendam, Georgy berhasil mendapatkan persetujuan dari saudara tirinya yang lain, Adipati Agung Alexei Alexandrovich, yang mengizinkannya untuk bertugas di Angkatan Laut Rusia — meskipun dia tidak memiliki kualifikasi.

Georgy tampil sangat buruk. “Baik saat bertugas maupun di kapal pesiar, dia sama sekali tidak mau melakukan apa pun; baik nasihat, maupun teladan orang lain tidak berpengaruh padanya. Kemalasan, ketidakrapihan, dan kurangnya harga diri membuatnya menjadi bahan tertawaan rekan-rekannya. Dia juga memanfaatkan kekecewaan atasannya yang tidak tahu harus berbuat apa padanya,” Adipati Agung Alexei menulis kepada ibunya pada tahun 1893. “Menurut saya dia lebih baik dipindahkan ke layanan darat, karena dia tidak akan pernah menjadi pelaut yang baik!” dia menambahkan.

Pada tahun 1897, Georgy diberhentikan dari Angkatan Laut dan dikirim untuk bertugas di Resimen Penjaga Kehidupan Hussar Yang Mulia. Aleksandr III telah meninggal pada saat itu, dan putra serta penerusnya Nikolay II tidak keberatan dengan pamannya yang bertugas di Angkatan Darat.

Pada tahun 1900, Georgy menikahi sorang bangsawan Aleksandra Konstantinovna von Zarnekau dan mereka memiliki seorang putra bernama Aleksandr Yurievsky (1900 – 1988). Mereka kemudian tinggal di luar negeri, di mana pernikahan mereka hancur dan Aleksandra menceraikan Georgy. Dia meninggal di Marburg pada tahun 1913.

6. Olga Alexandrovna Yurievskaya (1873 – 1925)

Olga Alexandrovna lahir dari persatuan yang sama antara Aleksandr II dan Yekaterina Dolgorukaya pada tahun 1873.

Sejak tahun 1891, dia tinggal bersama ibu dan saudara perempuannya di Nice, di sebuah rumah bernama Villa Georges untuk menghormati saudara laki-lakinya Georgy. Di Prancis, keluarganya mampu membeli sekitar dua puluh pelayan dan gerbong kereta api pribadi.

Pada tahun 1895, Olga menikah dengan Count George-Nikolay von Merenberg (1871–1948), cucu Aleksandr Pushkin, menjadi Countess Merenberg. Nikolay II, yang menjadi tsar, menolak mensponsori pernikahan bibinya, karena ibunya Maria Fedorovna melarangnya melakukannya dan Olga sangat tersinggung karenanya.

Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Jerman dan memiliki tiga anak, salah satunya meninggal saat masih bayi. Dia sendiri meninggal pada tahun 1925 di Wiesbaden.

7. Yekaterina Alexandrovna Yurievskaya (1878 - 1959)

Putri bungsu Aleksandr II dan Putri Yekaterina Yurievskaya (nee Dolgorukova), bernama Yekaterina, lahir pada tanggal 9 September 1878, di Yalta, Krimea, di salah satu perkebunan yang diberikan Aleksandr II kepada ibunya.

Setelah tahun 1881, Yekaterina bersama ibu, saudara laki-laki, dan saudara perempuannya pergi dan tinggal di Nice. Pada tahun 1901, ia menikah dengan Aleksandr Baryatinsky, yang memiliki kekayaan terbesar di Rusia, tetapi pada saat yang sama, adalah seorang perempuan yang sangat boros. Mereka memiliki dua anak, Andrey (1902-1944) dan Aleksandr (1905-1992), yang mewarisi kekayaan besar setelah ayah mereka meninggal pada tahun 1910 karena meningitis.

Selama Perang Dunia I, Yekaterina kembali ke Rusia. Dia menjalani gaya hidup mewah, dan pada tahun 1916, menikah dengan Pangeran Serge Obolensky (1890-1978). Namun, pernikahan ini juga tidak bahagia. Setelah Revolusi, Yekaterina dan Serge harus melarikan diri ke Eropa dan hampir tidak mencari nafkah di sana — Yekaterina bahkan harus bernyanyi di bar untuk mendapatkan uang. Setelah ibunya meninggal pada tahun 1922, putrinya hampir tidak menerima apa-apa, karena sang ibu kehilangan semua kekayaannya karena gaya hidup mewah dan berbagai kegiatan amal.

Pada tahun 1923, Serge Obolensky menceraikan Yekaterina, yang kemudian menjadi penyanyi profesional. Dalam karirnya Yekaterina telah membuat sekitar dua ratus lagu dalam bahasa Inggris, Prancis, Rusia, dan Italia. Dia membeli sebuah rumah di Pulau Hayling, Hampshire, dan tinggal di sana dengan uang saku dari Ratu Mary, janda Raja George V. Namun setelah kematian Ratu pada Maret 1953, ia hampir tidak punya uang dan mulai menjual harta miliknya.

Yekaterina meninggal di sebuah panti jompo di Pulau Hayling pada tanggal 22 Desember 1959. Dia adalah anak terakhir dari Aleksandr II, serta cucu terakhir dari Nikolay I.

Lalu, mengapa orang-orang di zaman itu memilih melarikan diri daripada bercerai dan trik apa yang digunakan tsar-tsar Rusia untuk “menyingkirkan” pasangannya? Simak selengkapnya di sini!

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: