Hotel Rossiya
Kembali pada 2010, di lokasi Taman Zaryadye yang terletak di pusat kota Moskow, pernah berdiri sebuah hotel besar bernama Rossiya. Hotel yang memiliki 2.272 kamar ini lebih mirip seperti lembaga penelitian raksasa.
Awalnya, lokasi itu direncanakan untuk membangun gedung pencakar langit bergaya stalinis, tetapi setelah Stalin wafat ide itu ditinggalkan. Pada saat yang sama, kebutuhan akomodasi di Moskow semakin meningkat, sementara jumlahnya masih jauh dari mencukupi. Begitulah awal mula kemunculan hotel terbesar, baik di Rusia maupun di dunia (tercatat di Buku Rekor Dunia Guinnes) itu.
Sepuluh tahun kemudian, pada 1977, terjadi kebakaran di hotel itu hingga menghanguskan bangunan antara lantai 4 hingga 11. Kebakaran yang disebabkan oleh alat pembuat kopi listrik yang dibiarkan terpasang dan menyambar mebel itu menelan 40 korban jiwa. Terlebih lagi, pada saat itu komedian stand-up Soviet Arkady Raikin tengah tampil di aula konser hotel di lantai dasar, dan diminta untuk memperpanjang penampilannya selama 90 menit. Hal itu menyebabkan 2.500 penonton tidak keluar dari gedung dan menghalangi operasi penyelematan. Pada saat bangunan di atas dilalap api, para penonton dipaksa untuk terus menonton pertunjukkan. Media pun bungkam terhadap peristiwa itu. Hanya terdapat satu paragraf pendek di harian Trud yang menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban yang tewas dalam kebarakaran itu.
Setelah dibangun kembali, banyak orang terkenal menginap di Rossiya, seperti George Bush Senior dan Mike Tyson. Banyak film dan reality show pertama di negara itu juga difilmkan di hotel ini. Namun, keruntuhan ekonomi Soviet juga sangat mempengaruhi hotel. Pada 1990-an, hotel mulai kehilangan uang dan akhirnya ditutup pada 1 Januari 2006.
Pada tahun-tahun berikutnya, pihak berwenang tak berhasil mencari uang untuk renovasi, dan pada akhirnya hotel itu pun dihancurkan. Pihak berwenang sempat tergoda dengan rencana membangun kompleks hiburan di bawah pengawasan arsitek terkenal Inggris Sir Norman Foster. Namun, proyek tersebut tak pernah terwujud dan bekas lokasi hotel itu tetap kosong hingga 2013, ketika diumumkan bahwa Taman Zaryadye akan dibangun di sana.
Hotel Intourist
Kompleks hotel ini terletak di Tverskaya ulitsa antara tahun 1970 -- 2002, di mana kini berdiri hotel Ritz-Carlton Moskow yang mewah. Hotel dengan bangunan bergaya modernis pasca perang dan memiliki 22 lantai ini memiliki struktur beton bertulang tertinggi di ibu kota pada saat itu, dan untuk sementara waktu, manjadi simbol gaya berkualitas tinggi Soviet. Beberapa bahkan menyebutnya "Moscow Seagram", mengacu pada kemiripannya dengan Gedung Seagram New York .
Dalam kenyataannya, Intourist dengan cepat berubah menjadi pusat pasar gelap dan prostitusi untuk mata uang keras. Karena tamu hotel adalah orang asing, tempat itu menjadi tempat berkumpul pada fartsovshchik — orang-orang yang secara ilegal memperdagangkan barang-barang asing yang dilarang di Soviet. Anda dapat membeli, misalnya, rokok Marlboro dari fartsovshchik dan bahkan kantong plastik dengan logo Marlboro, yang juga diminati. Fartsovshchik mendapatkan dagangan mereka baik dari orang asing, pemandu wisata, atau petugas hotel. Sebagai imbalannya, mereka memberikan kaviar, telur salmon, vodka Soviet, brendi, atau suvenir, kepada orang asing. Lencana dengan simbol Soviet atau Olimpiade sangat populer saat itu.
Semua ini terjadi di hotel "elit" yang berada di bawah pengawasan dinas intelijen KGB, yang merekrut personil Intourist untuk memata-matai tamu hotel. Kebetulan, orang-orang yang diberi pekerjaan di Intourist, harus melalui seleksi yang sangat ketat dengan proses pemeriksaan yang lama, seolah-olah mereka melamar pekerjaan bukan di hotel, melainkan di KGB. Bahkan, dalam pengaturannya, Intourist lebih mengingatkan pada fasilitas rahasia akses terbatas daripada hotel terhormat.
Kemunduran Intourist terjadi pada tahun 2000-an. Pada 1999, ledakan mengguncang lantai 19 hotel itu, di mana perusahaan-perusahaan komersial berkantor di sana. Ledakan itu digolongkan sebagai tindakan teroris. Pada saat yang sama, walikota Moskow saat itu, Yury Luzhkov menilai Intourist seperti halnya "gigi busuk" yang harus disingkirkan dari ibu kota secepat mungkin.
Hotel Ukraina
Bangunan ini adalah gedung pencakar langit Stalinis ketujuh dan terakhir yang dibangun di Moskow, dan dinamai untuk menghormati peringatan 300 tahun penyatuan kembali Rusia dan Ukraina. Sejak awal, bangunan ini memang direncanakan sebagai hotel, dan pada 1957, Ukraina pun dibuka secara meriah.
Tentu saja, hotel bergengsi yang terletak di seberang Gedung Putih dengan 1.026 kamar ini dibangun untuk mengakomodasi orang asing. Namun, seperti semua hotel lainnya pada waktu itu, fasilitas dan layanan Ukraina tidak ada artinya. Musisi rock Barat yang datang ke Festival Musik Perdamaian Moskow pada 1989 semuanya menginap di Ukraina, dan mereka memiliki banyak hal untuk dikatakan, seperti tidak ada satu pun layanan hotel yang biasa mereka gunakan, kamar-kamar besar tanpa perabotan, dan tisu toilet tidak tersedia. Selama menginap, David Bryan, pemain keyboard Bon Jovi, menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang dengan peralatan menguping. Sementara, koridor hotel yang sepi mengingatkan drummer Mötley Crüe Tommy Lee akan film The Shining and Rachel Bolan. Bassis Skid Row mengingat bahwa tidak ada tirai mandi di kamar mandi dan melihat kecoak berhamburan ke segala arah ketika lampu dinyalakan.
Ukraina masih ada hingga sekarang, tetapi telah mengalami transformasi yang radikal. Sejak 2010, Ukraina telah berganti nama menjadi Radisson Royal Hotel Moscow dan layangan kelas bintang 5-nya dianggap sebagai yang terbaik di kota.
Hotel Kosmos
Hotel berbentuk bumerang yang dirancang oleh arsitek Soviet dan Prancis ini dibangun untuk mengakomodasi turis dan delegasi asing selama Olimpiade 1980 di Moskow. Hotel ini memiliki 25 lantai, 1.777 kamar, ruang konser, dan lebih dari 10 restoran, yang menjadikannya dulu sebagai kota di dalam kota. Pada 1980-an, semua orang ingin mengunjungi hotel ini, setidaknya sekali seumur hidup. Namun, Kosmos tidak diperuntukkan bagi semua orang.
Hanya ada empat "hotel kelas internasional" di seluruh Soviet pada saat itu. Sejumlah kamar tertentu selalu dialokasikan untuk KGB, tempat peralatan pengawasan disimpan dan agen-agen bersembunyi. Selain orang asing, pejabat Soviet dalam perjalanan bisnis juga ditempatkan di sana. Namun, warga Soviet biasa selalu mendapat pemberitahuan bahwa "tidak ada kamar kosong" di meja resepsionis.
Tentu saja, Cosmos harus membuktikan statusnya sebagai hotel "kelas internasional" dan Cosmos menjadikan dirinya sebagai hotel paling canggih di seluruh Soviet. Hotel ini memiliki restoran bergaya prasmanan pertama di negara itu, kunci kamar berbentuk kartu pertama, dan jendela glazur ganda modern pertama. Benar, semangat perestroika juga terasa di sana: “Cosmos memiliki ruang konser, dan untuk sampai ke sana seseorang harus melewati barisan kafe, di mana gairah mengamuk dan pedagang gelap membuka kerah jaket mereka sembari berkata 'Rokok, pornografi, atau permen karet'. Semuanya ada di sana,” kenang penyanyi pop Rusia Valery Syutkin.
Setelah Soviet runtuh, hotel ini membuka pintunya untuk semua orang dan mencapai pengakuan pasca-Soviet setelah difilmkan sebagai "markas besar" Pasukan Kegelapan di film Night Watch and Day Watch garapan Timur Bekmambetov. Hotel ini masih beroperasi hingga sekarang, dengan harga kamar standar 2.950 rubel (sekitar Rp649.000) per malam.
Contoh terbaik arsitektur Soviet dibangun pada 30 tahun pertama kehadiran Uni Soviet. Kala itu, Menara Shukhov yang futuristik, Hotel Moskow yang menjulang angkuh, dan tujuh gedung pencakar langit ramping era Stalin didirikan di Moskow. Inilah enam mahakarya arsitektur Soviet.