Sejak pertengahan Juni, harga per kilogram telur di Jakarta naik menjadi 29 ribu rupiah, atau sebesar 21 persen. Ini adalah harga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, tulis media Rusia RBC.
Kenaikan harga terjadi karena meningkatnya permintaan telur selama Piala Dunia di Rusia, kata Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Leopold Halim. Dalam sebuah wawancara, Halim menyebutkan bahwa penggemar sepak bola di Indonesia senang menonton pertandingan sambil menyantap mi instan dengan telur. Akibatnya, permintaan telur meningkat dan harga naik, tulis Bloomberg.
Senada dengan Halim, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita sebelumnya juga mengatakan ada sejumlah faktor yang memengaruhi harga kenaikan telur, termasuk, sejumlah momen yang terjadi hampir bersamaan, seperti hari raya, libur panjang, dan sepak bola. “Baik dari sisi liburan sampai sepak bola. Karena saat menonton pertandingan tengah malam, orang-orang memasak nasi goreng dan mi instan dengan telur,” ujar Lukita, Rabu (17/7).
Meski begitu, pemerintah kini tengah berusaha menstabilkan harga telur. Menurut Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman, pemerintah berharap dapat menurunkan harga per kilogram telur menjadi 22 ribu rupiah. Amran mengatakan, pihaknya tidak akan membiarkan harga telur terus melambung tinggi. Karena itu, kementerian akan menggelar operasi pasar telur ayam murah dengan harga Rp19.500 per kilogram.
Dalam upaya memperluas kerja sama dengan Indonesia, Rusia hendak menawarkan vaksin dan program pengawasan kesehatan hewan ternak pada Indonesia. Bacalah informasi selengkapnya!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda