Sejak 2016, Ekspor Gandum Rusia ke Indonesia Meningkat 131 Ribu Ton

Gandum adalah produk pertanian unggulan yang diekspor Rusia ke Indonesia.

Gandum adalah produk pertanian unggulan yang diekspor Rusia ke Indonesia.

PhotoXPress
Selama periode panen 2016 – 2017, Rusia telah mengekspor 367 ribu ton gandum ke Indonesia.

Rusia telah mengekspor 367 ribu ton gandum ke Indonesia selama periode panen 2016 – 2017. Demikian hal itu diungkapkan Gennadiy Kirillov selaku direktur cabang Rostov laboratorium pengawasan kualitas gandum kepada RBTH Indonesia saat ditemui di Kantor Perwakilan Perdagangan Federasi Rusia di Jakarta, Rabu (17/5).

Kirillov menyebutkan, pada periode panen 2015 – 2016, gandum yang diekspor Rusia ke Indonesia mencapai 236 ribu ton. Ini berarti, total ekspor gandum Rusia ke Indonesia pada periode panen 2016 – 2017 meningkat sebesar 131 ribu ton. “Saat ini, produk pertanian unggulan yang diekspor Rusia ke Indonesia adalah gandum,” ujarnya. Namun demikian, Rusia berencana memperluas daftar produk pertanian yang dapat mereka ekspor ke Indonesia, termasuk di antaranya adalah jagung dan kacang kedelai. 

“Ini semua baru langkah pertama. Di sini, kami memosisikan diri sebagai rekan yang dapat dipercaya untuk urusan pemasokan produk makanan,” kata Kirillov kepada RBTH Indonesia sebelum bertolak ke Surabaya demi menghadiri pameran internasional industri peternakan Indo Livestock 2017 Expo and Forum.

Laboratorium Rostov, yang merupakan bagian dari Badan Pengawas Kesehatan Produk Hewani dan Pertanian Rusia (Rosselkhoznadzor), adalah salah satu dari empat laboratorium yang telah diakui pemerintah Indonesia untuk memasok gandum dan produk pertanian lainnya dari Rusia ke Indonesia. “Jadi, kami bukan sebagai pemasok, melainkan sebagai institusi pengawasan keamanan produk yang hendak diekspor — kamilah yang memberi sertifikat keamanan.”

Pengekspor Gandum Terbesar

Rusia secara konsisten telah meningkatkan ekspor gandumnya ke pasar global. Majalah bisnis Expert, sebagaimana yang dikutip Sputnik, menyebutkan bahwa Rusia telah melangkahi kompetitor utamanya, AS dan Uni Eropa, sebagai eksportir gandum terbesar di dunia. Sementara Rusia kini tak bisa mengimpor produk-produk pertanian dari Barat akibat sanksi sepihak yang dijatuhkan AS dan sekutunya, pemerintah Rusia dan berbagai perusahaan terkemuka terus mendorong sektor pertanian negara demi menutup kuota pangan yang sebelumnya berasal dari Barat.

Melemahnya mata uang rubel serta kualitas gandum yang buruk di Jerman dan Prancis menjadi dua faktor meningkatnya ekspor gandum Rusia, termasuk ke negara-negara yang sebelumnya belum pernah menjadi tujuan ekspor gandum Rusia, termasuk Indonesia.

Sementara, akibat buruknya kondisi pasar, harga gandum Australia lebih mahal sekitar 20 – 30 dolar AS dibanding gandum dari kawasan Laut Hitam, Rusia. Harga gandum Australia mulai meroket sejak 2015 lalu, dan kini pabrik tepung akan lebih untung jika beralih ke pemasok gandum Rusia. Menurut situs South China Morning Post (SCMP), hal tersebut membuat produsen gandum Australia kehilangan pasar di Indonesia — satu-satunya pembeli terbesar sekaligus importir gandum terbesar kedua di dunia — karena Rusia mengambil keuntungan dari panen raya dan biaya transportasi yang lebih rendah menawarkan harga yang bersaing.

Pada 2014 – 2015, Australia memasok sekitar 60 persen kebutuhan gandum Indonesia, yang bernilai 870 juta dolar AS. Namun, Rusia dan Ukraina dapat memproduksi gandum tiga kali lipat dibanding Australia dan berani menjualnya dengan harga sangat murah, tulis SCMP.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki