Rosatom Siap Bangun Pusat Penelitian Nuklir di Kalimantan Timur

Rosatom adalah perusahaan negara yang didirikan pada tahun 2007, yang merupakan badan pengawas nuklir Rusia. Perusahaan ini bermarkas di Moskow.

Rosatom adalah perusahaan negara yang didirikan pada tahun 2007, yang merupakan badan pengawas nuklir Rusia. Perusahaan ini bermarkas di Moskow.

Vitaliy Belousov/Sputnik
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menyediakan lahan seluas 20 hektare untuk pembangunan pusat penelitian nuklir.

Badan pemanfaatan energi nuklir asal Rusia, Rosatom, menyatakan siap membangun pusat pengembangan nuklir untuk kebutuhan sains dan industri di Kawasan Industri Buluminung di Kalimantan Timur.

Menurut Wakil Bupati Penajam Paser Utara Mustaqim M.Z., Rosatom sudah bertemu dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan menyatakan kesungguhannya untuk membangun pusat nuklir.

“Pemprov sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Rosatom untuk memantapkan rencana pembangunan pusat penelitian nuklir. Pusat nuklir itu diberi nama The Buluminung Nuclear Industry-Science Techno Park (BNI-STP),” kata sang wakil bupati.

Kawasan Industri Buluminung atau KIB Kabupaten Penajam Paser Utara telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan BNI-STP.

“Pembangunan BNI-STP itu dirancang Pemprov Kaltim bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan,” jelas Mustaqim pada Kamis (11/5), seperti yang diberitakan Rilis.id.

Menurut Mustaqim, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menyediakan lahan seluas 20 hektare untuk pembangunan BNI-STP itu.

“Kami yakin, Kabupaten Penajam Paser Utara di masa depan akan menjadi kawasan industri besar. Memang, saat ini terkendala keuangan, tapi (kami) tetap berusaha untuk memajukan kabupaten,” tambah Mustaqim.


Lobi-lobi proyek nuklir Rusia dengan Indonesia

Pembangunan PLTN di Indonesia terus dikaji

Rusia memastikan teknologi nuklirnya aman untuk Indonesia

Menurut wapres RI, PLTN belum jadi prioritas

Rusia berharap Indonesia menentukan posisinya terkait pengembangan nuklir

Kepala Batan meyakini Indonesia butuh teknologi nuklir Rusia

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki