Bagaimana Pita Rambut Menjadi Simbol di Sekolah Uni Soviet? (FOTO)

Lev Ivanov/Sputnik
Pada era Uni Soviet, para siswi gemar menggunakan pita rambut. Namun, kepang rambut yang dihiasi pita besar biasanya merupakan satu-satunya aksesori yang dimiliki para siswi Soviet.

Seorang siswa kelas satu dari Rostov Oblast.

Semua anak sekolah Soviet diwajibkan mengenakan seragam yang sama dan menurut gagasan sistem pendidikan, tak seorang pun boleh menonjol, agar tak membuat orang lain kesal.

Moskow. 1 September 1986. Murid-murid kelas satu saat mengikuti pelajaran.

Anak laki-laki mengenakan setelan jas berwarna biru dan abu-abu, sedangkan anak perempuan mengenakan gaun berwarna cokelat dengan celemek hitam atau putih.

Moskow. September 1, 1986.

Tidak ada perhiasan atau aksesori yang diizinkan, kecuali pita pada rambut. Anak perempuan juga tidak diperkenankan berjalan dengan rambut terurai.

Gorky (sekarang Nizhny Novgorod). 30 September 1988. Konser untuk para siswa termuda di aula sekolah.

Gadis-gadis sekolah menengah sering memotong rambut mereka lebih pendek atau membuat gaya rambut "dewasa", tetapi gadis-gadis yang lebih muda hampir semuanya mengenakan kepang yang diikat dengan pita.

Sekolah menengah Moskow 857 pada hari ujian.

Bayangkan saja kepangan rumit yang mereka gunakan untuk mengikat - 'Paku', 'domba', 'keranjang'...

Hingga akhir tahun 1960-an, pita hiasan terbuat dari bahan satin dan harus selalu disetrika.

Siswa kelas satu pada tanggal 1 September pada Hari Pengetahuan.

Kemudian muncul pita berbahan nilon, yang tidak lagi memerlukan perawatan khusus. Pita ini juga dapat digunakan untuk membuat pita besar yang mewah.

Para pelajar membawa buku-buku di desa Veshenskaya, Rostov Oblast.

Para siswi mengenakan kepang dengan pita selama di kelas, selama pendidikan jasmani, dan pada acara-acara khusus.

Hari pertama kelas di sekolah menengah umum di Yuzhno-Sakhalinsk (Pulau Sakhalin).

Pada hari kerja, mereka akan menggunakan pita coklat atau hitam, dan pita putih disediakan untuk acara-acara resmi yang disebutkan di atas.

Zina Andriyanova, seorang siswa kelas 1 sekolah menengah di Moskow.

Rusia pernah memiliki lembaga pendidikan perempuan pertama di Eropa, yakni Institut Smolny. Baca selengkapnya. 

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • ikutilah saluran Telegram kami;
  • berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
  • aktifkan push notifications pada situs web kami.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki