Selama menjalani pendidikan pascasarjana di Moskow pada 2017—2020, saya tiga kali menjalani puasa Ramadan di ibu kota Rusia itu. Pada tahun pertama, saya agak terkejut ketika mengetahui lama puasa yang berkisar antara 18—19 jam, yaitu dari pukul 02.00 hingga sekitar jam 20.00—21.30. Hal itu dikarenakan Ramadan jatuh pada musim panas, yang siangnya lebih panjang daripada malam hari. Jika dibandingkan dengan lama waktu berpuasa di Indonesia pada saat itu, puasa di Moskow lebih panjang 5—6 jam.
Namun, itu belum seberapa. Ketika menempuh pendidikan sarjana di Universitas Federal Utara (NArFU) Lomanosov di Kota Arkhangelsk, Muhammad Iksan Kiat pernah menjalani puasa selama 22—23 jam.
"Di Arkhangelsk terdapat belye nochi 'malam putih', yaitu fenomena alam ketika malam tampak terang seperti siang. Jadi, puasa terlama yang pernah saya jalani adalah selama 22 jam dan 50 menit," kenang Iksan.
Menurutnya, dia menjalani sahur pada pukul 01.00 dan berbuka puasa pada pukul 23.50.
"Setelah berbuka puasa, saya salat Magrib, lanjut salat Isya, tarawih, dan kembali makan sahur," jelas Iksan.
Tahun ini, Ramadan di Rusia berlangung pada musim semi. Di Arkhangelsk, puasa hari pertama berlangsung selama 16,5 jam, dari pukul 3.17 hingga 19.49. Sementara, puasa terpanjang akan berlangsung pada hari terakhir Ramadan, Rabu (12/5), yang berlangsung selama 19 jam dan 37 menit, dari pukul 1.47 hingga 21.24.
Puasa pertama Ramadan di Moskow akan berlangsung selama 16 jam dan 35 menit, dari pukul 02.59 hingga 19.34. Sementara, puasa terpanjang akan berlangsung pada hari ke-22, yaitu selama 19 jam dan 23 menit, dari pukul 00.52 hingga 20.16.
Di Rusia sendiri, Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Ortodoks. Ketua Dewan Mufti Rusia Ravil Gainutdin mengatakan pada 2018, jumlah pemeluk Islam di Rusia telah mencapai 25 juta orang dan terus berkembang secara dinamis.