Penanda Gender dan Kasus Gramatika dalam Bahasa Rusia

Irina Baranova
Tim Kirby, orang Amerika yang telah menetap di Moskow, bersikeras bahasa Rusia tidak sulit. Padahal, banyak ‘vlogger’ di YouTube, misalnya, yang bercerita tentang betapa sulitnya bahasa Rusia karena kasus gramatikanya yang rumit. Benarkah demikian?

Bahasa Rusia selalu digambarkan lebih sulit daripada yang sebenarnya. Sebagian besar citra buruk ini berasal dari kaum marjinal Rusia yang membenci bahasa dan budaya mereka sendiri. Dengan bahasa Inggris yang kacau dan membingungkan, mereka selalu bilang kepada saya, dan kepada masyarakat umum, bahwadibandingkan dengan bahasa mana pun di duniabahasa Rusia hampir mustahil dipelajari. 

Para vlogger bahasa tak jarang membahas bahasa Rusia di YouTube. Namun, alih-alih memotivasi orang untuk mempelajari bahasa tersebut, mereka lebih menonjolkan “kengerian” pada tiga penanda gender dan enam kasus gramatika bahasa Rusia. Ini kemudian membuat orang-orang berpikir, “Ya Tuhan, saya harus menghafal ribuan kata baru, enam bentuk kata, dan penanda gender — itu mustahil!”

Masalahnya, sebagian besar penutur bahasa Inggris tak tahu apa yang dimaksud dengan kasus gramatika dan penanda gender ini, tetapi ya ampun … mereka terdengar menakutkan! Karena itu, mungkin sebaiknya kita pelajari saja bahasa yang “mudah”, seperti bahasa Jerman, supaya lebih aman!

Jadi, mari kita bongkar kesalahpahaman ini. Pertama, dan yang paling utama, bahasa Rusia bukan soal menghafal imbuhan/akhiran, melainkan soal bagaimana kita memahami sistem tata bahasanya supaya bisa menuturkan bahasa tersebut dengan benar.

Berapa jumlah angka dalam Matematika? Tidak terbatas! Namun, apakah Anda perlu menghafal semua angka hingga 4.998 supaya tahu bahwa angka berikutnya adalah 4.999? Tentu tidak — kenapa? Karena setelah angka delapan pasti sembilan — begitulah aturannya. Anda pun tentu tahu jika kita terus menambahkan bilangan genap, hasilnya akan selalu genap. Anda tahu ini bukan karena Anda menghafal seluruh persamaan penjumlahan, melainkan karena Anda memahami sistem atau metodenya. Lanjut!

Anda sudah tahu penanda gender dalam bahasa Rusia

Ya, tak seperti bahasa Indonesia, semua kata benda Rusia memiliki gender. Ya, semuanya! Baik benda kasatmata, objek yang tak jelas wujudnya, jasa, atau konsep abstrak, semuanya terbagi ke dalam tiga jenis gender: maskulin, feminin, atau netral. Jika Anda pernah belajar bahasa Prancis atau bahasa lain yang termasuk dalam rumpun bahasa Roman atau Jermanik, Anda mungkin sudah tak asing dengan konsep penanda gender semacam ini. Namun, Anda biasanya harus menghafal gender setiap kata benda. Begitu pula dalam bahasa Jerman dan kebanyakan bahasa yang mengadopsi sistem serupa.

Meski begitu, konsep penanda gender dalam bahasa Rusia ternyata jauh lebih mudah. Pada sebagian besar kasus, kita bisa menentukan gender suatu kata hanya dengan melihat huruf terakhir kata tersebut. Jadi, sekalipun Anda tak memiliki pengetahuan tentang Rusia sama sekali, Anda mungkin sudah tahu sistem penanda gender ini, Anda hanya tak pernah menyadarinya!

Itulah yang membedakan bahasa Rusia. Saya bahkan berani bilang bahasa Rusia lebih mudah daripada bahasa Jerman — serius! Dalam bahasa Jerman, tak ada cara lain untuk mengetahui gender suatu kata selain menghafalnya. Misalnya, wasser dalam bahasa Jerman berarti air. Namun, masalah kita tak selesai sampai situ. Bagaimana bahasa Jerman mengidentifikasi gender kata tersebut? “Die Wasser” (kata benda feminin), “das Wasser” (kata benda netral), atau “der Wasser” (kata benda maskulin)? Mustahil kita menebaknyasatu-satunya cara untuk mengetahui gender kata tersebut adalah dengan menghafalnya.

Apakah Anda pernah meperhatikan bahwa hampir semua nama pria Rusia (bukan nama panggilan) diakhiri dengan konsonan? Misalnya, Ivan, Vladimir, Aleksandr, Stepan, Sergey, dll. Lalu, apakah Anda pernah memperhatikan bahwa hampir semua nama perempuan Rusia berakhiran huruf “A”? Misalnya, Maria, Aleksandra, Tatyana, Natalia, Svetlana, dll. Nah, begitulah konsep penanda gender.

Kata benda maskulin memiliki akhiran konsonan; kata benda feminin berakhiran huruf “A” atau “Я” [ya]; kata benda netral (biasanya) berakhiran huruf “O”, “E” [ye], atau “Ё” [yo].

Begitulah! Ternyata, logika penanda gender bahasa Rusia, yang konon sulit dimengerti orang asing itu, bisa dijelaskan dalam beberapa kalimat saja! Masih merasa sulit?

Ya, kata-kata yang berakhiran tanda pelunak (Ь) kadang-kadang bisa menjadi tantangan tersendiri; nama pria seperti Nikita juga tak jarang membingungkan. Namun, konsep sederhana yang dijelaskan di atas bisa dibilang 99 persen akurat dan itu bukanlah sesuatu yang tak Anda ketahui, melainkan sudah Anda ketahui! Anda bahkan tak perlu tahu arti kata-kata ini, tetapi Anda pasti tahu gendernya: ушанка (ushanka), политбюро (politbiro), квас (kvass).

“Kengerian” enam kasus gramatika

Seluruh kasus gramatika ini kedengarannya menakutkan. Apalagi, bahasa Inggris atau Indonesia sama sekali tak mengenal sistem gramatika semacam ini. Sebagai penutur asli bahasa Inggris, saya hanya bisa mencontohkannya dalam bahasa Inggris — harap maklum. Jadi, mari kita coba “paksa” bahasa Inggris untuk menunjukkan penggunaan kasus gramatika dalam bahasa Rusia secara tepat.

Jadi, apa yang dimaksud kasus gramatika? Dalam bahasa Inggris, kata ganti memiliki semacam sifat kasus gramatika. Misalnya kalimat singkat ini: he loves her. Dari kalimat itu, kita tahu siapa yang mencintai siapa. Jika Anda mempelajari bahasa Inggris, Anda tentu tahu bahwa Anda tak bisa menulis: he loves she. Lantas, kenapa she berubah menjadi her?

Meski bahasa Inggris berusaha tak menggunakan kasus gramatika, kata ganti atau pronomina dalam bahasa itu tetap terdeklinasi, seperti semua kata benda Rusia. Kata she berubah menjadi her ketika kata itu berfungsi sebagai objek. Begitulah pada dasarnya cara mengaplikasikan kasus gramatika dalam bahasa Rusia, dengan mengubah akhiran kata. Perubahan akhiran inilah yang menunjukkan apa tindakan kata tersebut.

Misalnya, akhiran kata-kata feminin berubah menjadi “U” ketika kata itu merupakan hasil langsung dari suatu tindakan. Jadi mari kita lihat bagaimana nama Aleksandra berubah seolah-olah kita berbicara bahasa Rusia:

Dia mencintai Aleksandr(u) — Он любит Алексадр(у) — On lyubit Aleksandr(u).

Alexandr(a) menyukai mobil kencang — Александр(а) любит быстрые машины — Aleksandr(a) lyubit bystrye mashiny.

Pada contoh di atas, ketika Aleksandra merupakan hasil dari tindakan (objek), akhirannya berubah. menjadi “u”. Sekarang, perhatikan contoh berikut:

Мария выбрала Александру (Maria vybrala Aleksandru).

Марию выбрала Александрa (Mariu vybrala Aleksandra).

Iniah salah satu keunikan bahasa Rusia. Kedua kalimat di atas tampak serupa, tetapi sebetulnya memiliki makna yang berbeda. Maria vybrala Aleksandru berarti Maria memilih Aleksandra. Sementara, Mariu vybrala Aleksandra berarti Aleksandralah yang memilih Maria. Beginilah cara orang Rusia mengetahui siapa yang melakukan apa tanpa memedulikan apakah itu kata pertama atau kedelapan dalam sebuah kalimat. Pada dasarnya, seperti itulah kasus gramatika. Hal ini mungkin cukup menantang bagi penutur bahasa Indonesia/Inggris, tetapi jelas tidak serumit menghafal ribuan Kanji supaya Anda bisa membaca koran berbahasa Mandarin atau Jepang.

Dalam kasus gramatika bahasa Rusia, subjek kalimat tak pernah berubah. Perubahan akhiran hanya terjadi pada kata benda lain dalam kalimat tersebut

Jadi, singkatnya ...

1. Penanda gender dalam bahasa Rusia teridentifikasi oleh ejaan, bukan tradisi yang harus dihafal. Akhiran konsonan, berarti maskulin; akhiran -A/-YA berarti feminin; (sebagian besar) lainnya — netral.

2. Kata benda apa pun yang bukan subjek kalimat mendapat akhiran khusus berdasarkan gendernya yang dapat dipelajari dari tabel sederhana berikut.

3. Secara efektif, hanya ada 4¼ akhiran kasus gramatika yang harus dipelajari.

4. Tak satu pun kasus gramatika di atas memerlukan hafalan khusus. Semuanya diturunkan secara sistematis, bukan berdasarkan hafalan.

Bahasa Rusia sering kali dianggap sebagai salah satu bahasa tersulit di dunia. Namun, anggapan tersebut sebetulnya berasal dari orang Rusia sendiri!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki