Bakar ‘Katedral’ Kayu, Ritual Perayaan Maslenitsa Menuai Kontroversi

Discover Russia
RUSSIA BEYOND
Di salah satu daerah, tradisi tahunan perayaan Maslenitsa justru mendapat kecaman.

Festival Maslenitsa di Rusia telah usai pada Minggu (18/2) kemarin. Perayaan yang menandai berakhirnya musim dingin ini memang identik dengan pesta bliny (panekuk khas Rusia). Namun, ada pula tradisi lain yang tak kalah seru, yaitu membakar orang-orangan yang melambangkan musim dingin. Ternyata, beberapa orang memilih untuk merayakan puncak festival ini dalam skala yang lebih besar.

Di Nikola Lenivets, sebuah desa dan taman seni yang indah di Oblast Kaluzhkaya (217 km di sebelah barat daya Moskow), sekelompok seniman rutin membuat instalasi karya seni yang besar setiap tahun ... dan membakarnya. Ukurannya yang besar mengingatkan kita pada film The Wicker Man.

Tahun ini, Nikolay Polissky, sang pencipta taman — dengan bantuan penduduk setempat — menciptakan sebuah instalasi berbentuk katedral Katolik setinggi 30 meter yang terbuat dari kayu dan kemudian membakarnya.

“Katedral terlahir dari api. Sangat menarik untuk melihat api sebagai kekuatan kreatif, membuat lukisan di depan mata kita,” kata Polissky. Proyek ini diberi nama “The Flaming Gothic”.

Tentu saja, aksi itu mendapat banyak kritikan. Gereja Ortodoks Rusia bahkan mengecam aksi tersebut. Vakhtang Kipshidze, seorang perwakilan patriark Moskow, berbicara kepada stasiun radio Govorit Moskva, “Menurut saya, tak ada pesan positif di balik tindakan semacam itu. Tindakan membakar gereja, gereja Kristen, justru menimbulkan banyak pertanyaan.”

Di masa lalu, perayaan Maslenitsa diiringi dengan sejumlah tradisi aneh. Mandi telanjang di tempat umum atau menjadikan panekuk sebagai hiasan rambut hanyalah sebagian tradisi perayaan Maslenista yang tidak berhasil bertahan di era modern.