Anjing Siberian Husky yang menggemaskan. Kredit: author.
Beberapa hari terakhir ini, saya memang selalu dikejutkan dengan temperatur yang naik turun. Misalnya, kemarin di pagi hari suhunya minus 18 derajat, lalu di siang hari minus 8 derajat, dan di sore hari kembali minus 21 derajat celcius.
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, hal ini tidak menjadi penghambat bagi masyarakat Tomsk karena fenomena alam ini menandakan bahwa musim dingin akan segera berakhir. Mereka justru menyambut hal ini dengan penuh suka cita.
Misalnya saja, penduduk Tomsk akhir-akhir ini sering berkumpul di taman Novo-Sobornaya atau taman "I love Tomsk" yang merupakan taman terbesar di tengah jalan Lenina atau jalan utama kota ini. Mereka datang bersama keluarga dan kerabat untuk berfoto-foto mengabadikan pahatan-pahatan es yang sudah mulai mencair, bermain seluncuran es, juga berkeliling taman dengan kuda, rusa, serta unta yang dihias-hias.
Di akhir musim dingin seperti ini, di saat udara mulai menghangat, memang orang-orang merasa terkesan, bahkan banyak sekali pria-pria yang menunjukkan kebahagiannya dengan hanya memakai kaos atau bertelanjang dada keluar rumah, padahal musim semi di Siberia tetap saja rasanya seperti musim dingin di Rusia bagian Eropa seperti Moskow!
Pada tanggal 2 Maret 2014 yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Maslenitsa atau perayaan atas berakhirnya musim dingin. Perayaan seperti ini telah dilakukan oleh masyarakat Slavia sejak berabad-abad yang lalu.
Perayaan Maslenitsa di Tomsk dilaksanakan di Stadion TPU (Tomsk Polytechnical University) setiap tahunnya dan diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang juga bekerjasama dengan berbagai instansi. Saat saya tiba di lokasi perayaan, saya merasa bahwa semua penduduk kota Tomsk telah tiba di sana, suasananya ramai sekali, dan semua orang tampak bahagia.
Maslenitsa di sini dimulai dengan musik, serta tari-tarian khas Siberia, kemudian disusul dengan membakar boneka jerami yang merupakan simbol musim dingin. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pertunjukan-pertunjukan tradisional oleh masyarakat pendatang yang ada di Tomsk, seperti dari Kazakstan dan Kirgistan. Semua pengunjung menari-nari dengan senang, mungkin juga sekaligus menghangatkan badan mereka di dalam hembusan angin dan salju yang turun.
Tidak hanya pertunjukan panggung saja yang ada di sini, tetapi ada juga aktivitas lain seperti ski, ice skating, dan satu hal yang sangat menarik: berkeliling dengan kereta yang ditarik oleh anjing-anjing Siberian Husky. Kereta ini memang sangat khas di desa-desa kawasan Siberia dan anjing-anjing berbulu tebal ini menjadi idola orang-orang di perayaan kemarin. Semuanya ingin memeluk anjing-anjing ini dan berfoto dengan mereka. Saya pun tak mau ketinggalan untuk berfoto bersama husky-husky ini dan saya juga berfoto dengan orang-orang yang memakai pakaian tradisional Siberia-Rusia.
Beberapa dari mereka membawa kue-kue kering untuk dibagikan kepada para pengunjung dengan syarat mereka harus menjawab pertanyaan yang diajukan olehnya. Saya juga ingin sekali mencicipi kue kering itu dan karena orang yang membagikan kue ini tahu bahwa saya pendatang yang tidak dapat berbahasa Rusia, ia memberikannya kepada saya dengan cuma-cuma.
Di samping itu, ada juga permainan-permainan yang mirip dengan pesta rakyat di Indonesia, seperti bermain egrang, gebuk bantal, balap karung, tarik tambang, dan juga panjat pinang. Hanya saja, di sini yang dipanjat adalah kayu besar. Para pria berlomba-lomba untuk menunjukkan kekuatannya di sini. Mereka memanjat kayu tersebut hanya dengan memakai celana pendek!
Namun, pengunjung tidak perlu merasa takut kedinginan dalam perayaan yang berlangsung di lapangan terbuka selama empat jam ini (mulai jam 1 sampai dengan jam 4 sore) karena di sini juga tersedia bazaar yang menawarkan minuman hangat dan berbagai macam makanan khas Rusia. Dua makanan yang diserbu oleh pengunjung adalah bliny yang merupakan sejenis pancake, serta shashlik yang merupakan sejenis sate berukuran besar.
Beberapa penjual makanan dan minuman ini adalah para mahasiswa Tomsk yang berencana akan menyumbangkan hasil penjualan mereka kepada yayasan yatim piatu di kota ini, sehingga acara ini bukan hanya menjadi sebuah acara untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk kegiatan bakti sosial.
Begitulah suasana yang ada di sepanjang perayaan Maslenitsa di Tomsk. Temperatur rendah tak lagi menjadi sesuatu yang mencekam, tetapi menjadi sesuatu yang mendorong masyarakat untuk berbagi keceriaan bersama.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda