Penuh Sukacita, Warga Murmansk Sambut Fajar Pertama Setelah 40 Hari Tanpa Matahari

Discover Russia
RUSSIA BEYOND
Warga Murmansk tak dapat menyembunyikan kegembiraan mereka ketika menyaksikan matahari terbit.

Bagi kebanyakan orang, matahari terbit setiap hari. Namun, tak demikian bagi penduduk Murmansk (1.800 kilometer di utara Moskow), kota terbesar di utara Lingkar Arktik. Bagi warga setempat, matahari terbit bisa jadi “barang langka” ketika mereka memasuki periode malam kutub (keadaan ketika malam hari berlangsung lebih dari 24 jam di Lingkar Arktik -red.).

Selama beberapa bulan terakhir, malam kutub berlangsung selama 40 hari. Selama itu pula, matahari tak menampakkan wujudnya. Untungnya, malam kutub bukan berarti gelap gulita selama lebih dari sebulan, melainkan remang-remang seperti senja. Namun, ini bukan periode yang diharapkan banyak orang. Seperti yang bisa Anda bayangkan, penduduk setempat sangat senang ketika akhirnya bisa melihat matahari terbit pada 12 Januari 2018.

Sebagaimana tradisi tiap tahun, orang-orang akan berbondong-bondong menuju Solnechnaya Gorka (Bukit Matahari), sebuah tempat khusus di luar kota, untuk menyambut matahari pertama selama 40 hari terakhir. Ratusan orang merayakannya dengan minum teh dan menari. Sayangnya, mereka tak akan punya cukup waktu untuk menghangatkan kulit mereka karena matahari hanya bersinar selama 34 menit. Meski begitu, pagi hari perlahan-lahan akan kembali normal saat mendekati musim semi.

Kehidupan di Lingkar Arktik bukanlah sekadar isapan jempol. Orang-orang harus siap menghadapi 60 hari tanpa malam dan 40 hari tanpa matahari. Bacalah lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana orang-orang di sana bertahan hidup.