Tiga Tuduhan Paling Gila yang Diberitakan Media AS Tentang Rusia

Discover Russia
ARSENY KALASHNIKOV
Lupakan zombi, nenek sihir, mumi, dan vampir. Seiring dengan perayaan Halloween, hantu paling menakutkan bagi AS kini adalah agen dan peretas Rusia.

Media AS terobsesi dengan Rusia. Rakyat Amerika dijejali dengan informasi yang membuat orang-orang berpikir bahwa pihak asing tengah berupaya menghancurkan negara mereka dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mungkin saya tidak objektif, tapi sebagian besar berita ini palsu dan bersifat paranoid. Berikut adalah tiga tuduhan paling mengerikan dan paling gila yang pernah diberitakan media AS tentang Rusia dalam setahun terakhir.

1. Polisi rahasia Rusia menggunakan Pokémon Go untuk mengobarkan ketegangan rasial di AS

Anda tentu tidak asing dengan permainan Pokémon Go. Anak Anda, atau bahkan Anda sendiri, mungkin sudah menjajal permainan menangkap monster mungil dan lucu ini di sekitar lingkungan Anda. Namun, waspadalah! Rusia telah menjadikan permainan ini sebagai senjata! Setidaknya, begitulah kata media AS.

Menurut CNN, Rusia mempromosikan sebuah kontes yang mendorong orang-orang yang bersimpati pada kampanye Black Lives Matter (gerakan internasional yang melawan segala bentuk kekerasan dan rasisme terhadap orang kulit hitam -red.) untuk memainkan Pokémon Go di tempat-tempat terkenal yang menjadi lokasi terjadinya peristiwa kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam Amerika.

Para pemain diminta mengubah nama karakter mereka menjadi nama korban insiden tersebut — sebuah upaya nyata untuk mengobarkan ketegangan rasial. Sebuah publikasi yang mempromosikan kontes tersebut menunjukkan karakter Pokémon bernama “Eric Garner”, seorang pria Afrika-Amerika yang tewas setelah dicekik seorang petugas Departemen Kepolisian New York.

Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana mengomentari isu ini. Pokémon adalah monster yang menggemaskan, cantik, dan bahkan orang Rusia yang jahat sekali pun tidak akan menggunakannya dalam permainan geopolitik yang kotor. Bagaimanapun, semua orang tahu bahwa tidak ada ketegangan rasial di AS. Jika ada yang mengatakannya kepada Anda, mereka pasti adalah agen Rusia.

2. Putin meretas jaringan listrik AS.

Peristiwa mengkhawatirkan yang terjadi di Vermont pada Desember lalu ini dilaporkan oleh Washington Post dan dengan cepat menyebar ke media-media utama lainnya. Itulah yang kami, orang Rusia, lakukan: kami meretas segala hal yang kami lihat — pemilu, jaringan listrik, email Hillary Clinton, dan kami bahkan bisa meretas bak mandi Anda. Tidak percaya? Tunggu dan lihatlah nanti.

Seperti biasa, artike-artikel semacam ini tidak memiliki sumber yang jelas. Washington Post mengutip pejabat keamanan nasional ‘anonim’, dan menyebarkan paranoia dengan pertanyaan menakutkan, seperti: “Apakah mereka berada (meretas) di sistem lain?”

Menanggapi peristiwa itu, Gubernur Vermont Peter Shumlin berkomentar dengan tegassebagaimana yang seharusnya dikatakan seorang pemimpin Amerika yang kuat dalam situasi tersebut, “Seluruh rakyat Amerika harus cemas dan marah karena salah satu preman terkemuka di dunia, Vladimir Putin, telah berusaha meretas jaringan listrik kita, yang sangat kita butuhkan untuk mendukung kualitas hidup, ekonomi, kesehatan, dan keselamatan kita. "

Satu-satunya masalah adalah bahwa hal itu tidak pernah terjadi. Setelah menerima pemberitahuan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri yang dikirim ke seluruh perusahaan utilitas AS, Burlington Electric (perusahaan utilitas listrik milik pemerintah terbesar di Vermont) memeriksa semua komputernya dan menemukan kode yang mengancam di sebuah laptop yang bahkan tidak terhubung ke jaringan listrik. Tetap saja, tidak ada waktu untuk bersantai. Jangan sampai lengah. Peretas Rusia tentu harus merencanakan rencana jahat lainnya.

3. Pesawat Rusia memata-matai tempat liburan Trump.

Tentu saja! Kita hidup di dunia yang memberikan semua orang kesempatan untuk memata-matai siapa pun. Google memata-matai Facebook, Uber memata-matai Lyft, dan mantan Anda mungkin sedang memata-matai Anda! Namun, orang Rusia cukup pintar untuk menemukan tempat spionase terbaik.

Misalnya, pada Agustus, media AS melaporkan bahwa pesawat mata-mata Rusia yang terbang rendah terlihat di Washington, D.C., dan Bedminster, New Jersey, tempat Presiden Trump tengah berlibur di Trump National Golf Course-nya. Pesawat mata-mata Rusia, Tupolev Tu-154M, dikatakan terbang di dekat resor golf pada ketinggian 1.200 meter, dan kemudian naik ke ketinggian 1.500 meter sebelum akhirnya terbang ke wilayah udara New York.

Masalahnya, golf bukanlah permainan tradisional di Rusia. Apalagi, sebagian besar lahan tertutup salju selama setengah tahun. Jika Anda ingin belajar bermain golf — karena banyak elit Kremlin akan menyukainya — maka melakukan pengintaian udara adalah cara terbaik untuk mempelajarinya. Kemungkinan besar, Putin menginstruksikan agen terbaiknya untuk terbang di atas lapangan golf untuk mengetahui bagaimana orang-orang Amerika yang malang itu mendapatkan begitu banyak kenikmatan dari salah satu cara paling membosankan untuk menghabiskan waktu luang.

Tak heran, menurut media AS, pesawat mata-mata Rusia ada di mana-mana — terutama setelah Trump ke Manhattan. Padahal, yang terjadi mungkin tak seburuk yang dipikirkan. Di suatu tempat di Moskow, sekelompok agen FSB yang kesepian, yang dilarang bepergian ke luar negeri, bisa jadi diam-diam jatuh cinta dengan bagaimana Big Apple (julukan kota New York -red.) terlihat dari atas dan karena itu mereka mencari setiap kesempatan untuk melihatnya meskipun hanya sekejap mata.