Bagi sebagian muslim, mengunjungi masjid untuk tujuan pariwisata bisa dianggap tak sopan atau bahkan mengusik. Namun di Rusia, umat Islam sangat terbuka dan dengan senang hati menyambut dan mengobrol dengan siapa pun yang mampir ke masjid, bahkan para turis yang sama sekali tak berniat untuk mengkaji Islam.
Kebanyakan turis yang melancong ke Chechnya akan mampir ke Masjid Serdtse Chechni (Hati Chechnya), masjid utama di Grozny, ibu kota Republik Chechnya. Namun, sekitar 15 kilometer ke timur, di kota Argun, ada masjid yang tak kalah menawan. Masjid ini dinamai berdasarkan nama ibu pemimpin republik tersebut, Aymani Kadyrova, dan dikenal sebagai Masjid Serdtse Materi (Hati Ibu).
Kenapa dinamakan demikian? Selama upacara peletakan batu masjid pada Januari 2011, perwakilan warga Argun meminta Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov untuk menamai masjid yang akan dibangun itu dengan nama ibunya, Aymani Kadyrova. Usulan ini didukung oleh dewan direksi Pendanaan Publik Daerah Akhmat Kadyrov yang mendanai pembangunan tersebut. Alhasil, sang pemimpin Chechnya setuju dan menyebutkan bahwa masjid itu akan menjadi masjid terindah di Chechnya. Para arsitek dan pihak pembangun tak punya pilihan selain mengerjakan proyek itu sebaik mungkin.
Masjid ini terletak di antara persimpangan dua jalan. Satu mengarah ke Gudermes (36 kilometer di timur Grozny) dan terus ke Dagestan, sementara yang satu lagi menuju ke selatan, ke arah Shali. Jadi, siapa pun yang mampir ke Argun tentu tak akan melewatkan mahakarya arsitektur ini. Meski demikian, bangunan ini tak sepenuhnya sempurna. Karena padatnya lalu lintas, orang-orang kadang kebingungan mencari tempat parkir dan penyeberangan untuk menuju kompleks masjid.
Namun, jika Anda punya cukup waktu atau pemandu wisata, Anda akan dapat dengan mudah menemukan jalur bawah tanah menuju masjid itu. Di dalam lorong, tergantung tulisan-tulisan yang berbunyi, “Allah Mahaindah dan mencintai keindahan.” Tampaknya, kalimat inilah yang menginspirasi pihak pembangun saat membangun Masjid Serdtse Materi.
Faktanya, masjid yang pembangunannya memakan waktu tiga tahun ini (2011 – 2014) memang betul-betul indah. Apalagi, inilah satu-satunya masjid di Rusia yang dilengkapi dengan teknologi tinggi. Misalnya, menara-menara masjid tempat mengumandangkan azan tak berbentuk silinder seperti kebanyakan menara masjid pada umumnya. Ketiga menara masjid yang masing-masing tingginya mencapai 55 meter itu justru berbentuk segitiga. Sementara, jendela-jendala masjid dipasang kaca tempered glass khusus. Kaca-kaca ini memberi perlindungan layaknya sunscreen, sehingga suhu di dalam masjid tetap sejuk. Tak hanya itu, kaca khusus ini pun ternyata mampu meredam kebisingan dari luar, sehingga suasana di dalam masjid tetap tenang.
Dari luar, bentuk kubah masjid yang penuh ukiran sungguh mengagumkan. Ukiran kubah masjid dilengkapi dengan pencahayaan. Ada 50 ribu lampu LED dan 96 spotlight atau lampu sorot (warnanya berubah-ubah dari merah muda, hijau, dan biru) yang menghiasi kubah masjid. Jadi, ketika malam tiba, siapa pun akan terpesona menyaksikan keindahan semacam itu.
Area di sekeliling masjid juga patut mendapat perhatian. Di depan pintu gerbangnya terdapat sebuah air mancur berbentuk cangkang kerang. Sayangnya, air mancur hanya dioperasikan selama musim panas. Di sisi lain masjid, terdapat pintu menuju area berwudu yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Tempat berwudu ini terletak di bawah tanah. Di dalamnya, Anda akan menemukan bilik-bilik toilet, wastafel, banyak cermin, dan di tengah-tengah terdapat sebuah pancuran bundar dari marmer untuk berwudu.
Di belakang masjid terdapat sebuah taman kecil yang nyaman dengan mata air yang mengucur dari bebatuan dan kolam. Di atas kolam itu ada sebuah jembatan kayu dengan pagar tali. Pemandangan ini sangat indah. Para pengunjung akan hanyut dalam ketenangan. Saking tenangnya, deru kendaraan di luar tak akan mengusik orang-orang yang tengah khusyuk berdoa.
Sebagaimana Masjid Serdtse Chechni di Grozny, di sebelah kanan pintu masuk Masjid Serdtse Materi terdapat sebuah layar. Di belakangnya terdapat sebuah lemari yang menyimpan kerudung, mukena, dan baju gamis untuk para pengunjung perempuan yang datang dengan pakaian “yang tidak sesuai peraturan”. Selain untuk para turis, siapa pun yang hendak beribadah juga boleh menggunakan fasilitas ini. Misalnya, jika azan tiba dan seorang perempuan muslim datang ke masjid dengan mengenakan rok, dia bisa mengambil perlengkapan salat dari lemari itu. Yang jelas, seluruh pakaian harus menutupi tangan hingga pergelangan, dan kaki hingga menyentuh lantai. Setelah itu, barulah kerudung dipakai sebagai penutup lapisan terluar. Setelan ini disebut hijab atau jilbab.
Siapa pun yang berpakaian seperti itu, termasuk turis dengan latar belakang agama apa pun, dapat memasuki masjid dengan nyaman. Sebagaimana memaski masjid pada umumnya, Anda diminta untuk melepaskan alas kaki. Sementara, tas dan jaket bisa ditaruh di dalam lemari khusus.
Anda sama sekali tidak dilarang untuk mengambil gambar, tapi siapa pun dilarang berjalan di depan jemaah yang tengah salat atau bahkan mengganggu mereka.
Lantai kedua dikhususkan untuk jemaah dan pengunjung perempuan. Di sana, Anda dapat melihat mihrab (ruang kecil tempat imam memimpin salat berjamaah) dan sekaligus penanda arah kiblat.
Pria dilarang masuk ke lantai kedua. Selain itu, laki-laki dan perempuan juga dilarang berpegangan tangan selama mengunjungi masjid. Peraturan semacam ini terpampang jelas di Masjid Serdtse Chechni di Grozny, tapi di masjid-masjid lain, ini semacam peraturan tak tertulis.
Dinding interior masjid di Argun didekorasi dengan marmer Turki. Bayangkan saja, seluruh dekorasi masjid ini menggunakan 700 ton marmer dan 250 ton granit.
Karpet masjid berhiaskan bentuk bunga tulip dan delima yang dipesan khusus dari Turki. Karpet ini pun tak kalah mengagumkan — berat totalnya mencapai 36 ton! Sementara, langit-langit kubahnya dihias plesteran dengan daun emas putih dan merah.
Selain itu, terdapat pula sejumlah ornamen yang mempercantik langit-langit kubah, seperti kaligrafi ayat-ayat suci Alquran. Kaligrafi ini dibuat oleh salah satu seniman kaligrafi ternama di dunia Islam, Hussein Kutlu.
Misalnya, pada perimeter (batas luar dari tempat tertutup atau tempat terlindungi) terdapat kaligrafi ayat ke-35 surah An-Nur yang berbunyi, “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya) ….”
Jika Anda menengok ke atas, Anda akan melihat sebuah lampu gantung raksasa berdiameter 30 meter berbentuk bulan sabit yang beratnya tak kurang dari 4,8 ton.
Pada lampu gantung itu, terpasang 710 bola lampu yang dihiasi dengan ornamen-ornamen berlapis emas. Sementara, masjid itu setidaknya memiliki 73 lampu gantung lainnya yang berukuran lebih kecil.
Aula tempat salat terlihat sangat luas, khususnya pada hari-hari kerja ketika tak lebih dari 50 orang yang datang untuk beribadah. Masjid ini setidaknya bisa menampung 15 ribu jemaah.
Namun setiap Jumat, ketika warga muslim pria kota Argun menjalani ibadah salat Jumat, ruangan ini tetap tak mampu menampung semua orang. Akibatnya, banyak orang yang terpaksa menggelar sajadahnya di bagian luar aula.
Di bagian bawah masjid ini terdapat semacam madrasah. Setiap tiga kali seminggu, ada sekolah agama untuk siapa pun yang mau belajar dan membaca Alquran. Sekolah ini baru dibuka tiga bulan lalu. Murid-muridnya pun beragam. Yang paling muda berusia lima tahun, sementara yang paling tua berusia 30 tahun.
Ali Yashurkaev, salah satu guru di sekolah itu, mengatakan bahwa mereka biasa mengajar 10 – 11 orang. Yashurkaev sendiri adalah lulusan sebuah madrasah di Kurchaloy, sebuah desa di Chechnya, dan kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, di Kairo, Mesir. Kini, ia mengurus beberapa madrasah.
Anda tentu pernah mendengar nama Bulgaria, tetapi bagaimana dengan Bolgar? Apa hubungan antara keduanya? Inilah rumah bagi Alquran terbesar di dunia!