Rusia berencana menghabiskan dua pertiga dari anggaran militer 2021 untuk memperoleh dan memperbarui perlengkapan militernya. Hingga akhir tahun ini, seluruh cabang angkatan bersenjata Rusia akan menerima 4.700 senjata dan sistem pendukungnya.
Tahun ini, tentara Rusia akan mendapatkan 13 sistem rudal balistik antarbenua RS-24 'Yars' dan kendaraan luncur hipersonik 'Avangard'. Sistem ini akan ditempatkan di dekat Kozelsk, Yasny, Uzhur, Novosibirsk, Yoshkar-Ola dan di wilayah Orenburgskaya Oblast (1.400 km di barat Moskow).
Selain itu, tentara Rusia juga berencana untuk meningkatkan enam peluncur silo yang diperlukan untuk rudal hipersonik Avangard.
Rusia juga memiliki rencana untuk memodifikasi fasilitas pengujian yang diperlukan untuk sistem rudal balistik antarbenua ‘Sarmat’.
Sejumlah besar kapal dan kapal selam akan ditambahkan ke armada Angkatan Laut (AL) Rusia. Secara khusus, AL akan mendapatkan empat kapal selam, termasuk dua kapal selam nuklir 'Borey-A' di bawah proyek 955A dan dilengkapi rudal balistik ‘Bulava’, serta satu kapal selam 'Yasen-M' di bawah proyek 885M. Selain itu, sesuai dengan program persenjataan negara yang tengah berjalan, 14 kapal selam baru dari proyek Borey-A dan Yasen-M direncanakan selesai pada tahun 2027.
Tahun ini, AL juga akan mendapatkan enam kapal baru serta 22 perahu motor dan kapal pendukung. Diantaranya satu fregat proyek 22350 yang dijuluki 'Admiral Golovko' dan dua korvet proyek 20380, 'Zealous' dan 'Sharp'. Selain itu, armada AL juga diperkirakan akan menerima satu kapal pertahanan ranjau di bawah proyek 12700 ‘Alexandrit', yang diberi nama 'Yakov Balyaev'.
Pada tahun ini, seratus pesawat dan helikopter akan bergabung dengan Angkatan Udara (AU) Rusia.
Pada 2021, Sukhoi dijadwalkan mengirim empat jet tempur generasi kelima Su-57. Jumlahnya Su-57 yang dimiliki AU Rusia pada akhir 2024 akan mencapai 22 unit pada akhir 2024. Sementara, pada tahun 2028, mereka akan memiliki keseluruhan dari 76 unit Su-57 pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia.
Selain itu, AU Rusia juga direncanakan menerima sejumlah pesawat pengebom Su-34 yang dimodifikasi pada akhir 2021.
Sepuluh helikopter angkut seri Mi-8AMTSH-VN dan helikopter tempur seri Mi-28NM yang telah memerangi teroris ISIS di Suriah sejak awal kampanye militer Rusia di negara tersebut juga akan bergabung dalam layanan AU pada tahun ini.
Menurut pemberitaan di media Rusia, helikopter ini telah menerima mesin baru, avionik dengan sistem penampakan dan pencarian yang sempurna, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan drone. Rudal baru dengan jangkauan hingga 25 kilometer juga telah dikembangkan untuk helikopter itu. Menurut rencana, sebanyak 98 mesin Mi-28NM akan bergabung dengan AU Rusia pada 2027.
Pasukan Angkatan Darat (AD) Rusia akan mendapatkan lebih dari 400 unit kendaraan lapis baja terbaru. Diantaranya adalah tank T-72B3M, T-80BVM, T-90M 'Breakthrough', kendaraan tempur (ranpur) infanteri BMP-3 dan BMP-2 yang ditingkatkan dengan kompartemen tempur 'Berezhok', serta pengangkut personel lapis baja BTR-82A.
Resimen Moskovskaya Oblast akan menerima lebih dari 200 tank, ranpur, ranpur pendukung (BMPT) ‘Terminator’ dan juga kendaraan teknik. Tak ketinggalan, Tank T-14 ‘Armata’ juga akan menjadi salah satunya.
Selain itu, pasukan perlindungan radiasi, kimia dan biologi (RCBZ) akan menerima sistem penyembur api berat TOS-1A 'Solntsepek'. Menurut para pengembang, modernisasi telah memungkinkan peningkatan jangkauan dan akurasi tembakan, serta pengurangan biaya amunisinya.
Pasukan AD juga akan menerima sistem senjata artileri 'Koalisi-SV'. Saat ini, jumlah sistem senjata artileri 152 mm ini masih dirahasiakan.
Unit Pertahanan Udara
Dua set resimen sistem pertahanan udara S-400 'Triumph' dan 18 unit sistem senjata rudal antipesawat 'Pantsir-S' akan menjadi bagian dari militer Rusia pada 2021. Kemenhan juga telah melaporkan bahwa tahun ini mereka berencana untuk menyelesaikan pengujian sistem rudal antipesawat S-500 'Prometheus' terbaru dan mengadopsinya ke militer.
Pada akhir 2021, pembangunan stasiun radar kesiapan tinggi 'Voronezh' di Vorkuta juga harus selesai.
Pembelian perlengkapan militer tahun ini adalah program akuisisi jangka panjang yang akan berlangsung hingga 2027. Setiap tahun, Kemenhan menerima anggaran sebanyak 2,5 triliun rubel (sekitar Rp475 triliun) untuk memperbarui dan memelihara persenjataannya.
“Kriteria utama Rusia dalam membeli perlengkapan militer adalah mendapatkan sarana penangkal nuklir terbaru. Tujuan utama kami adalah untuk mencegah musuh potensial menyerang tanah kita, karena kepemilikan senjata ini akan membuat musuh berpikir dua kali sebelum mengancam negara kita,” ujar Pemimpin Redaksi Arsenal Otechestva Viktor Murakhovsky.
Menurutnya, Rusia berencana memperbarui persenjataan nuklirnya hingga pertengahan 2020-an.
“Prioritas kedua kita adalah mendapatkan sistem pertahanan udara terbaru dan tercanggih untuk melindungi wilayah kita yang sangat besar dari serangan udara. Pengembangan S-500 'Prometheus' akan segera selesai dan negara akan mendemonstrasikan unit pertama dari seri tersebut dalam latihan tempur pada akhir 2021,” jelasnya.
Akuisisi perisai nuklir terbaru dan sistem pertahanan udara berteknologi tinggi menjadi target utama Kemenhan pada tahun ini dan untuk tahun-tahun mendatang.
“Memperbarui semua sistem persenjataan lainnya juga penting, tetapi tidak sepenting itu,” tegas Murakhovsky.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda