Seringan Bulu, Sekuat Baja: Rusia Perkenalkan Baju Tempur Tentara Generasi Berikutnya

Natalia Seliverstova/Sputnik
Baju tempur ini akan menjadi pelindung tubuh teringan di dunia, tetapi mampu menyelamatkan seseorang dari peluru yang bisa merusak kendaraan lapis baja ringan.

Perusahaan industri militer Rusia Rostech baru saja mengungkap rincian perlengkapan tempur 'Sotnik', yang dimaksudkan untuk menggantikan 'Ratnik-2' dan pengubah permainan di medan perang. 

Seperti yang dikatakan CEO Rostech Sergei Chemezov, Sotnik (yang berarti 'perwira') akan seringan bulu dan mampu menyesuaikan diri dengan bentuk tubuh pemakainya. Pertahannya baju tempur dibuat untuk melebihi semua pelindung tubuh yang ada saat ini. Artinya, Sotnik akan mampu menahan tembakan langsung peluru .50 BMG, yang mampu menembus kendaraan lapis baja ringan dengan jarak tembak hingga dua kilometer. 

Baju tempur ini akan dibuat menggunakan serat polietilena berdaya tahan tinggi, yang baru saja dikembangkan industri militer Rusia (klik di sini untuk membaca lebih lanjut!).  

"Perlengkapan ini tidak akan membatasi pergerakan dan memungkinkan Anda membawa beban tambahan ketika menjalankan misi khusus," jelas Rostech.

Nantinya, Sotnik tidak hanya mampu menahan peluru yang terbang dengan kecepatan hingga 670 meter per detik, tetapi juga meredam gelombang kejut, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ dalam tanpa harus menembus pelindung. 

"Kami berharap efek seperti itu dapat dihasilkan dengan penggunaan komponen penyerap guncangan khusus," ujar layanan pers Rostech. 

Seperti yang dikatakan Direktur Rostech Bekhan Ozdoev pada November silam, Sotnik akan lebih ringan, ergonomis, andal, dan lebih maju dalam hal teknologi daripada Ratnik. Selain itu, Sotnik juga dapat menerima robot tambahan dan elemen kecerdasan buatan.  

Selain itu, ada juga kemungkinan memasukkan kerangka luar titanium aktif yang dilengkapi motor listrik mini, yang sumber dayanya tengah dikerjakan oleh para insinyur di Rostech.

India mulai meproduksi senapan AK-203 berlisensi. Klik di sini untuk membaca selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki