Kalashnikov Concern mulai memproduksi massal rudal 9M333 terbaru pada awal tahun ini. Rudal tersebut dirancang untuk keluarga sistem antipesawat 9K35 Strela-10M.
Senjata itu kelak akan digunakan oleh pasukan militer Kementerian Pertahanan Rusia.
Kalashnikov mengatakan, rudal baru ini bekerja dengan prinsip fire-and-forget (jenis rudal yang tidak memerlukan panduan lebih lanjut setelah peluncuran tembakan). “Ini berarti Anda kunci target, tekan tombol, luncurkan rudal, dan berkonsentrasi pada target baru, sementara rudal akan mengenai target hingga 99,9 persen,” kata Vadim Kozulin, seorang profesor di Akademi Ilmu Militer.
Menurutnya, rudal tersebut memiliki ciri khas berupa homing head yang beroperasi dalam tiga mode. “Secara khusus, ini adalah mode kontras foto, inframerah, dan interferensi. Ketiga mode ini merupakan keuntungan terbesar dibandingkan rudal serupa lainnya di kelas ini,” ujar sang ahli.
Rudal 9M333 dirancang untuk menghancurkan pesawat terbang dan helikopter yang terbang rendah kapan pun sepanjang tahun, dalam kondisi gangguan optik oleh musuh, drone, atau rudal jelajah.
Sistem rudal antipesawat dari keluarga Strela-10M dirancang untuk melindungi unit militer baik dalam pertempuran maupun selama perjalanan dari serangan udara dan kendaraan pengintai yang terbang di ketinggian rendah dan sangat rendah. Pada 2020, sistem rudal semacam ini menjadi salah satu sistem pertahanan udara paling umum di dunia.
Kozulin meyakini, rudal dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi ini terutama akan digunakan untuk melindungi pasukan Rusia dan asing dari serangan drone.
“Ada beberapa alasan mengapa drone menjadi senjata utama teroris. Pertama, untuk melakukan serangan, drone murah dan sederhana sekali pun dapat digunakan. Insinyur mana pun dapat membuat dan memasangkan bahan peledak pada drone di lapangan (arena pertempuran -red.). Kedua, semua sistem pertahanan udara kekuatan terbesar dunia dirancang untuk menghancurkan pesawat tempur, pengebom, rudal jelajah, dll.,” kata sang profesor.
Dengan kata lain, ini adalah senjata yang sangat mahal, dengan misil yang mahal, dan ditujukan untuk sistem yang mahal pula. Menembakkan sistem rudal pertahanan udara S-400 atau TOR pada drone kecil memakan biaya dan tidak efisien.
Oleh karena itu, militer membutuhkan senjata yang lebih murah, tetapi tetap efektif, untuk melawan ancaman drone semacam ini.
Menurutnya, Strela-10M berbeda dari senjata serupa di dalam dan luar negeri lainnya. Hulu ledak homing terbaru membuatnya sulit ditembak jatuh. “Bahkan dengan penggunaan perangkap panas sekali pun, musuh tetap kesulitan menembak jatuh rudal yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Strela-10 M,” kata Kozulin menyimpulkan.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda