Jet tempur berkursi ganda F-4 Phantom (Hantu) memiliki berat hampir 19 ton, panjang 20 meter, dan lebar sayap 12 meter. Di sisi lain, MiG-21 memiliki berat 10 ton dengan lebar sayap delapan meter. Fakta ini tentu membuat pesawat Soviet seperti anak kecil di hadapan jet tempur Amerika. Namun, seperti kata pepatah: kecil-kecil cabe rawit! Kemampuan manuver MiG-21 amat luar biasa. Pesawat ini hampir tak terdeteksi. Siluet tipis jet pemburu ini menyaru dalam warna langit. MiG-21 adalah lawan yang mengerikan bagi sang Hantu, tulis National Interest.
F-4 tentu memiliki kelebihan. Kedua pilot secara bersamaan memantau situasi, bermanuver, dan mengoperasikan senjata. Persenjataan standar F-4 adalah 6 – 8 rudal udara ke udara AIM-7 Sparrow atau AIM-9 Sidewinder. Sementara, MiG hanya membawa dua rudal AA-2. Meski begitu pesawat “mungil” ini juga dipersenjatai meriam 23 mm yang terbukti sangat ampuh dalam pertempuran jarak dekat. Tak heran, setelah perang di Vietnam, Amerika mempersenjatai pesawat-pesawat F-4 dengan meriam Vulcan enam laras.
Taktik yang biasa dilakukan MiG adalah menyerang skuadron bomber Amerika yang diikuti jet-jet tempur dari langit. Unggul dalam kecepatan, pesawat-pesawat Svoiet mampu memecah barisan dan menembak musuh di sepanjang jalan. Dengan demikian, alih-alih membahayakan diri diserang secara keroyokan, MiG mengarahkan musuhnya pada pertempuran satu lawan satu. F-4 dapat dengan mudah ditemukan karena bodinya yang besar dan mesinnya meninggalkan jejak asap, tulis National Interest.
NATO menjuluki MiG-21 Fishbed (lapisan geologi yang kaya akan fosil ikan). Pilot-pilot Soviet menyebut pesawat tempur ini Balalaika karena sayapnya yang berbentuk segitiga. Selain MiG-21, pendahulunya, MiG-19, yang juga dikenal sebagai Pemburu Hantu, juga tak kalah sukses di Vietnam.