Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia menandatangani kontrak militer senilai $15,5 miliar pada Agustus 2020 untuk membeli peralatan era baru bagi pasukannya.
Seperti yang dinyatakan oleh Kemenhan, sebanyak 41 kesepakatan telah dicapai, termasuk kontrak pengiriman set kedua sistem pertahanan udara S-400 'Triumph' untuk Turki. Baca lebih lanjut tentang salah satu kesepakatan senjata modern terbesar Rusia dengan negara NATO di sini.
Angkatan Darat
Seperti yang diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Aleksei Krivoruchko, tentara Rusia akan menerima lebih dari 500 persenjataan, serta lebih dari 80.000 rudal dan amunisi.
Diantaranya adalah sistem peluncur roket ganda (MLRS) 'Tornado-S' dan rudal reaktif 122 mm untuk MLRS 'Grad'.
“Ini adalah MLSR 'Smerch' era Soviet yang sangat dimodernisasi. Model-model yang baru menerima rudal 300 milimeter yang juga baru. Rudal tersebut dilengkapi dengan hulu ledak kumulatif dan terfragmentasi yang dilacak ke target melalui satelit. Selain itu, senjata ini akan dibawa ke zona perang menggunakan kendaraan tempur yang ditingkatkan dengan teknologi penyamaran sehingga tak terdeteksi oleh radar musuh,” jelas Vadim Kozulin, profesor di Akademi Ilmu Militer Rusia.
Menurutnya, peluncur roket yang baru tidak seperti pendahulunya. Setiap proyektil memiliki jangkauan terbang hingga 120 kilometer dan dapat mengenai target terpisah.
Produsen tank Rusia UVZ Corporation menerima pesanan tambahan untuk modifikasi tank tercepat di dunia, T-80BVM. Monster logam itu dipersenjatai dengan beberapa persenjataan tank terbaru, seperti yang digunakan pada tank T-14 'Armata'. Seperti yang diutarakan Kemenhan, pesanan awal angkatan darat berjumlah 50 unit dan akan bertambah jika Kemenhan puas dengan hasilnya.
Pasukan artileri akan menerima teknologi era baru yang akan memungkinkan komandannya mengoperasikan sistem artileri modern dari jarak jauh. Proyek besutan perusahaan Signal yang dinamai 'Tablet-A' ini mewakili teknologi komputer terintegrasi bagi sistem artileri dengan remote kontrol (dalam bentuk tablet) untuk para komandan unit. Proyek ini lolos uji militer pada 2019 dan baru diungkap ke publik pada Agustus 2020.
Menurut CEO 'Signal' Vladimir Pimenov, perusahaan menandatangani kontrak pertama mereka untuk pengiriman 'Tablet-A' ke militer. Pimenov mengeklaim, teknologi ini memungkinkan perwira untuk mengoperasikan semua sistem artileri modern dari jarak jauh, serta memilih dan memuat amunisi berbeda pilihan mereka dari jauh pula.
Angkatan Udara
Kemenhan menandatangani kontrak tambahan untuk pengiriman pesawat tempur Su-35S, Su-34, dan jet Su-30SM2 ke militer, bersama dengan pesawat latih dan pesawat angkut Yak-130, seperti Il-76MD-90A. Akan tetapi, jumlah pastinya tidak diungkapkan.
Menurut CEO United Aircraft Corporation (UAC) Yuri Slusar, perusahaannya sedang menyelesaikan perjanjian untuk pengiriman pesawat nirawak (drone) berat 'Ohotnik' (Pemburu) ke militer.
UAC menyatakan kesiapannya untuk mulai memasok tentara dengan salinan Su-57 mini ini pada awal 2024. Drone ini dibuat menggunakan "sayap terbang" era baru dan teknologi siluman yang menyembunyikannya dari radar musuh. Ohotnik akan mampu membawa semua amunisi generasi kelima yang awalnya dibuat untuk Su-57. Sang ‘Pemburu’ baru diungkapkan ke dunia pada 2019 dan Anda dapat menemukan lebih banyak informasi tentangnya di sini.
Angkatan Laut
Kementerian Pertahanan juga menandatangani kontrak untuk kapal selam diesel-listrik tambahan 'Warshavanka', serta untuk kapal selam atom dari proyek 971.
Monster-monster logam bawah laut itu adalah kapal selam generasi ketiga yang dipersenjatai dengan rudal dan torpedo. Karena kemampuan silumannya, kapal-kapal selam itu dijuluki sebagai "lubang hitam" oleh para pelaut — mesinnya hampir tidak mengeluarkan suara saat bergerak, yang membuat sistem akustik hidro sangat sulit untuk mendeteksinya di bawah air.
Tugas tempur yang diemban berkisar dari melacak kapal selam musuh hingga mencapai target permukaan dan pesisir.