Hendak Kuasai Medan Perang dan Lautan, Rusia Segera Kerahkan Robot AI dan Teknologi Militer Akustik

Marina Lystseva/TASS
Turet senjata taktis dan robot pengintai bawah air bergaya 'Command & Conquer' akan melindungi perbatasan negara.

Turet senjata pertama

Robot kecerdasan buatan (artificial intelligence) buatan Kalashnikov didasarkan pada jaringan dan dapat belajar dan berkembang selama masa operasinya. Sang turet memiliki senapan mesin kaliber 12,7 dan dapat secara mandiri mendeteksi dan mengenali target, mengukur skala prioritasnya, dan menghancurkannya satu per satu tergantung ancaman yang diberikan. Misalnya, ia dapat memilih untuk terlebih dahulu mengeliminasi pengangkut personel lapis baja (APC) dengan selusin tentara sebelum menghancurkan target tunggal. Ia dapat menentukan mana yang harus diserang lebih dulu.

Pada saat yang sama, operator mesin dapat menonaktifkan fungsi AI dan mengendalikan secara manual sementara robot menampilkan target musuh pada monitor.

Robot ini dapat digunakan tidak hanya terhadap target darat seperti infanteri atau kendaraan lapis baja ringan, tetapi juga terhadap target laut dan udara. Jadi, modul ini adalah senjata yang sangat efektif terhadap UAV kecil yang sekarang menjadi ancaman serius dalam operasi di Timur Tengah oleh koalisi pimpinan AS dan Rusia.

Senjata ini dapat diinstal sebagai entitas tunggal, dan sebagai bagian dari beberapa turet terhubung ke jaringan tunggal untuk serangan terkoordinasi. Fungsinya misalnya untuk memastikan keamanan perimeter.

Menurut Kalashnikov Concern, modul ini mampu mengambil keputusan mandiri dan membedakan misalnya mana hewan mana manusia, jadi ia tahu kapan, di mana, dan apa yang harus ditembak.

“Robot AI memiliki basis data target yang telah dipasang sebelumnya, yang berisi data tentang tampilan, gerakan, radiasi panas, dan lain-lain. Selalu ada pembaruan, penambahan, dan perluasan ke pangkalan data ini melalui algoritme mandiri. Selain itu, para teknisi dapat meningkatkan modul dengan metode deteksi tambahan berdasarkan suhu, kecerahan dalam spektrum inframerah, dan lain-lain, ”kata Kalashnikov Concern kepada Russia Beyond.

Pemasangan modul tempur ini di fasilitas militer dan negara akan memungkinkan untuk mengurangi kelemahan manusia, seperti kelalaian atau kelelahan. Ia saat ini sedang diuji oleh produsennya. Jika berhasil, ia bisa menjadi turet senapan mesin AI pertama untuk unit militer dan fasilitas negara penting di seluruh Rusia.

Sementara para teknisi sedang mengujinya, Kementerian Pertahanan Rusia memperkenalkan robot pengintai bawah air untuk melindungi perbatasan dari penyusup di kedalaman laut.

Robot pengintai bawah laut

Sistem baru ini disebut Harmony dan terdiri dari jaringan stasiun akustik robotik yang terletak di dasar laut. Setiap robot dapat beroperasi pada suhu dari -10 hingga +45 derajat Celsius.

Sistem ini melakukan pemantauan akustik laut menggunakan sonar. Ketika suatu objek terdeteksi, sinyal dikirim melalui kabel ke pelampung yang mengambang di permukaan, yang kemudian mengirim data ke pusat kendali melalui satelit.

Jika diperlukan, stasiun melipat diri secara mandiri dan dapat dijemput oleh kapal selam yang lewat. Berkat Harmony, armada Rusia akan menguasai hampir ratusan kilometer zona bawah air ke segala arah.

"Mereka direncanakan untuk ditempatkan di lokasi di mana kapal selam strategis Amerika, Inggris, dan Perancis berlayar di perairan netral laut dunia," kata Dmitry Safonov, mantan analis militer untuk harian Izvestia, kepada Russia Beyond. “AS mengerahkan sistem pengintaian serupa di Laut Barents dan perairan Norwegia serta Laut Jepang. Mereka mengawasi kapal selam kami, tidak hanya dengan bantuan sistem kelautan, tetapi juga dengan satelit.”

Menurut Safonov, pada awal 2020-an sistem baru Rusia ini akan benar-benar mencakup perbatasan negara dan memantau pergerakan kapal selam di perairan netral.

Tak hanya untuk keperluan militer, Rusia juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk keperluan sipil. Jadi pembawa berita, misalnya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki