Kirim Paket ke Daerah-Daerah Terpencil, Pos Rusia Akan Manfaatkan Drone

Tekno&Sains
VICTORIA ZAVYÁLOVA
Rencana Amazon dan Google untuk mewujudukan pengiriman paket dengan drone tampaknya masih lama terwujud karena pemerintah daerah di AS enggan mengizinkan tes pesawat tak berawak di area padat penduduk, pada malam hari, dan tanpa pengawasan. Sementara itu, Pos Rusia memimpin kompetisi ini dan akan mulai mengantar paket ke daerah-daerah terpencil dan lingkungan yang sulit di seluruh penjuru negeri.

Sebuah proyek percontohan yang hendak menguji pengiriman paket dengan drone akan dilakukan pada pada paruh pertama 2018 di Yakutia, sebuah daerah dengan catatan musim dingin yang parah. Di sana, suhu bahkan bisa turun mencapai -50 derajat Celsius.

Direktur Umum Pos Rusia Nikolai Podguzov mengonfirmasi bahwa perusahaannya berencana untuk mengirimkan barang dengan berat 50 sampai 300 kilogram ke daerah-daerah terpencil di negara itu.

Bulan ini, Pos Rusia, bersama dengan produsen pesawat tak berawak SKYF, akan mulai menguji pengiriman paket dengan drone.

“Ini adalah tantangan besar,” kata Dmitry Arseniev, pendiri SKYF. “Ini adalah pengalaman pertama kami di lingkungan yang keras.” Namun, biaya penggunaan pesawat tak berawak di beberapa daerah, kata Arseniev, memang bisa lebih rendah daripada menggunakan transportasi tradisional.

Baru-baru ini, SKYF meluncurkan sebuah pesawat tak berawak yang dijuluki media sebagai “Hulk-nya dunia quadcopter”. Drone ini mampu membawa muatan sekitar 181 kilogram dan terbang hingga delapan jam. Drone yang lepas landas dan mendarat secara vertikal ini juga dapat membantu pengiriman produk makanan dan obat-obatan dalam situasi darurat.

Dirancang oleh insinyur Rusia, pesawat tak berawak ini juga memiliki sistem aerodinamika yang canggih, yang memungkinkan drone untuk memisahkan fungsi sekrup pengangkat dan pengontrol. Berkat kemampuannya itu, SKYF dapat menggunakan energi dari mesin pembakaran internalnya secara lebih efisien, tanpa sirkuit listrik rangkaian campuran yang mahal.

Meski begitu, pembatasan hukum untuk pengiriman paket dengan drone tetap menjadi kendala. Pada 2014, sebuah rantai makanan cepat saji Dodo Pizza di Syktyvkar, ibu kota Republik Komi, Rusia, menjadi perusahaan pertama di negara itu yang mengantarkan pizza dengan pesawat tak berawak.

Perusahaan tersebut berharap dapat menghemat beban gaji dan biaya transportasi, serta mengurangi waktu pengiriman. Namun, pihak berwenang menuntut Dodo dengan denda 1.500 dolar AS karena dinilai telah melanggar peraturan wilayah udara. Segera setelah itu, perusahaan tersebut memutuskan untuk menghentikan pengiriman menggunakan drone.