Seorang ahli narkotika, perempuan paruh baya montok dengan potongan rambut pendek, sedang duduk di meja panjang di aula pertemuan. Ada mikrofon di depannya, di mana dia — dengan suara monoton — menggambarkan bahaya alkoholisme kepada puluhan pria tak terawat dengan wajah keriput dan terkulai, yang belum sepenuhnya pulih dari mabuk lagi.
“Saya akan mulai dengan seseorang yang telah berada di sini lebih dari sekali. Ini Nikolai Ivanovich Gulepov. <...> Silahkan berdiri. Ini adalah kedelapan kalinya Anda berada di stasiun yang tenang, kedelapan kalinya! <...> Kita memang harus melakukan percakapan yang sangat serius! <...> Anda telah menjalani perawatan dengan ahli narkologi, tetapi Anda terus mabuk”, tegurnya pada pria kurus berambut pirang dengan mantel dan syal kotak-kotak.
Pria itu, seperti anak kecil, mencoba menjelaskan dirinya sendiri, mengatakan bahwa dia memang menerima perawatan, tidak minum selama delapan bulan, tetapi kemudian menghentikan pengobatan dan kembali menggunakan botol. Dokter mengatakan bahwa jika dia tidak melanjutkan perawatan, dia harus menjalani perawatan paksa, tetapi pada saat itu pasien lain memihak pria tersebut.
“Apakah Anda yakin Anda membantu perawatan ini? Saya telah memilikinya, dan saya ingin mengatakan bahwa itu mempengaruhi alat kelamin dan hati seseorang!” pria di antara penonton menantang dokter.
"Ini adalah vodka yang memiliki efek!" dokter membalas.
Seperti inilah obrolan preventif yang khas di stasiun penyadar Soviet. Saat itu, hampir setiap kota di Uni Soviet memiliki stasiun penyadar, dan tempat itu juga bertahan hingga tahun-tahun pasca-Soviet. Namun, pada tahun 2011, stasiun penyadar dihapuskan. Bagaimana mereka beroperasi, dan adakah tempat yang setara dengan tempat itu?
'Tempat berlindung' pertama untuk pemabuk
Stasiun untuk penyadaran pertama kali muncul di era kekaisaran Rusia pada awal 1900-an. Salah satu yang pertama dibuka berada di Tula, selatan Moskow, dan disebut 'Tempat Tinggal bagi Orang Mabuk'.
Bangunan bata kecil dengan beberapa tempat tidur rumah sakit di dalamnya digunakan untuk menampung orang-orang yang terlalu mabuk agar dapat berdiri atau tertidur di jalan dalam cuaca dingin. Mereka dibawa ke tempat penampungan oleh polisi, atau kusir yang disewa khusus, kata majalah Diletant.
Di tempat penampungan, pendatang baru diberi makan, dibiarkan tidur, setelah itu mereka dibebaskan . Mereka diberi air garam, kadang-kadang amonia (senyawa kimia berupa gas dengan bau tajam yang khas), dan pada kesempatan langka "suntikan strychnine dan arsenik". Satu-satunya bentuk hiburan adalah gramofon (musik piringan hitam). Tempat penampungan seperti ini tidak hanya menerima pria, tetapi juga perempuan, terkadang bahkan dengan anak-anak. Untuk kasus-kasus tersebut, tempat penampungan memiliki bangsal anak-anak, di mana seorang anak dapat menunggu orang tuanya “pulih”.
“Pada tahun pertama setelah tempat penampungan dibuka, jumlah orang yang meninggal dalam keadaan mabuk di jalanan Tula turun 1,7 kali lipat. Pada tahun 1909, ada 3.029 orang dirawat di tempat penampungan, termasuk 87 sebagai pasien rawat jalan, dengan 60,72 persen dari mereka 'berhasil sembuh',” dalam laporan.
Pada tahun 1910, pendirian serupa mulai dibuka di seluruh negeri; namun, mereka hanya bertahan sampai revolusi 1917.
Mandi air dingin dan ancaman pemecatan di Uni Soviet
Stasiun penyadaran Soviet dihidupkan kembali pada tahun 1931. Orang mabuk dikumpulkan dari jalan oleh petugas polisi, tetapi kali ini perlakuan yang mereka terima sedikit lebih kasar.
“Kami berjuang untuk membawa pasien, dia menolak, bersumpah, mulai melawan. Petugas polisi dan paramedis yang bertugas — semuanya adalah orang-orang berpengalaman, dengan cepat berhasil menjinakkannya: mereka menjatuhkannya ke lantai, meletakkan handuk yang dibasahi amonia ke dalam topinya dan menempelkan topi itu ke wajahnya. Teriakan liar mengikuti, tetapi pria itu setengah sadar sekarang. Dia kemudian diserahkan kepada dua perempuan besar yang mengoperasikan ruang ganti. Mereka menjatuhkannya ke sofa dan menelanjanginya dalam waktu kurang dari satu menit. Pakaian dilepas di atas kepalanya dari belakang, dengan beberapa kancing robek berguling di belakang sofa. Pria itu kemudian diseret ke bak mandi dengan air hangat, dicuci dengan sabun dan waslap, digosok dengan handuk, dan perlahan dibawa ke asrama. Pria telanjang selalu lebih rendah hati daripada pria berpakaian, yang tidak bisa dikatakan tentang perempuan” tulis Alexander Dreitser, seorang dokter di klinik Narkomzdrav, dlama bukunya ‘Notes of an Ambulance Doctor’ (“Catatan Seorang Dokter Ambulans”).
Setelah “pembersihan” ini, “pasien” diperiksa oleh dokter atas kemungkinan cedera dan kemudian disuruh tidur di ranjang susun. Semua barang dan uang mereka dicatat dan dimasukkan ke dalam tas khusus. Di pagi hari, mereka dipulangkan ke tempat tinggalnya. Tinggal di stasiun penyadaran tidaklah gratis — biayanya 25 hingga 40 rubel (sekitar 6–10 ribu rupiah), pada saat gaji bulanan rata-rata tahun 1940 adalah 200-300 rubel (51–77 ribu rupiah), "tergantung pada seberapa keras" seorang pasien, tulis Dreitser. Sebagai imbalan atas uang yang terkumpul, pelaku diberikan tanda terima untuk "perawatan medis".
Namun, masalah seorang pemabuk tidak berakhir di situ. Lembaga penegak hukum diminta untuk melaporkan masa tinggalnya seseorang di stasiun penyadaran yang nantinya akan diserahkan kepada perusahaan atau majikan. Setelah itu, karyawan yang dilaporkan berada di tempat itu dapat dicabut bonusnya atau bahkan dipecat. Siswa yang berakhir di stasiun penyadaran berisiko dikeluarkan dari universitas. Banyak dari mereka yang mendapati diri mereka dalam keadaan sadar ingin menghindari konsekuensi yang begitu serius, jadi mereka menawarkan suap kepada polisi agar tidak dilaporkan.
Jika seseorang dibawa ke stasiun penyadaran tiga kali dalam satu tahun, mereka dikirim ke klinik narkologi (tempat rehabilitasi) untuk pemeriksaan dan perawatan alkoholisme. Mereka juga diwajibkan untuk menghadiri sesi yang dilakukan oleh karyawan stasiun penyadaran dan ahli narkologi - untuk tujuan ini, ada departemen khusus untuk pencegahan kecanduan alkohol.
Stasiun penyadaran tidak menerima perempuan hamil, anak dibawah umur, orang cacat, petugas militer, polisi, serta Pahlawan Uni Soviet atau Pahlawan Buruh Sosialis — jika ditemukan mabuk, kategori warga tersebut dibawa ke tempat kerja, rumah sakit atau rumah.
Namun, tidak satu pun dari tindakan itu yang benar-benar berhasil: seperti yang diingat oleh ajudan Mikhail Gorbachev untuk urusan internasional Anatoly Chernyaev, dari tahun 1950, konsumsi alkohol meningkat empat kali lipat dan dua pertiga dari semua kejahatan dilakukan dalam keadaan mabuk. Menurut Chernyaev, alasan utamanya adalah meningkatnya produksi minuman beralkohol.
Sejak 30 Mei 1985, di bawah perintah Kementerian Dalam Negeri Uni Soviet, semua pemabuk yang penampilannya "menghina martabat manusia dan moralitas publik" dibawa ke stasiun penyadaran. Mereka semua dikumpulkan dari jalanan, taman, stasiun kereta api, bandara, dan tempat umum lainnya. Anak di bawah umur diambil hanya dalam kasus luar biasa — ketika identitas dan tempat tinggal mereka tidak dapat ditentukan. Diplomat asing juga tidak dapat dijemput: jika mereka ditemukan mabuk di jalan, “seorang perwira senior yang bertugas harus melaporkannya kepada petugas jaga di departemen kepolisian distrik dan mengikuti instruksi terakhir”.
Dengan bubarnya Uni Soviet, jumlah stasiun penyadaran mulai berkurang secara bertahap. Pada tahun 2010, presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev, membatalkan perintah tahun 1985, dan pada tahun 2011, semua kantor polisi ditutup.
Apa yang terjadi sekarang, atau stasiun penyadaran 2.0
Dengan ditutupnya stasiun penyadaran, orang dalam keadaan mabuk berat atau koma alkohol dibawa ke rumah sakit biasa. Pilihan lain adalah melibatkan klinik swasta, yang dapat membantu pasien menghentikan kebiasaan minum yang berat dengan obat-obatan dan terapi intravena. Layanan mereka mulai dari 1.500 rubel (sekitar 384 ribu rupiah) tetapi dapat dikenakan biaya tambahan, karena tidak ada daftar harga khusus di klinik ini.
Kurir Maxim (nama telah diubah atas permintaannya) memesan layanan stasiun penyadaran pribadi untuk pacarnya Elena pada September 2020. Dia mengatakan bahwa suatu malam, Lena pergi ke bar bersama dengan seorang teman, dan di salah satu bar dia bertemu dengan seorang pria , setelah itu Lena — yang telah mabuk — mengikuti pria itu ke tempatnya.
“Dia menghilang selama 24 jam dan malam berikutnya, seorang gadis yang belum pernah saya temui membawanya ke tempat saya dan mengatakan bahwa Lena tidak hanya meminum alkohol, tetapi juga obat-obatan. Bibirnya membiru dan dia tidak dapat menanggapi apa pun, jadi saya memanggil tim yang penyadar. Dua dokter datang, mengambil elektrokardiogramnya dan memasang infus. Mereka menyarankan saya untuk membanyaknya ke klinik swasta mereka, agar mendapatkan perawatan yang akan menelan biaya 140.000 rubel (sekitar 35 juta rupiah). Saya tidak punya uang sebanyak itu, jadi saya akhirnya membayar 15.000 rubel (sekitar 3,8 juta rupiah) untuk kunjungan itu dan hanya untuk itu” kenang Maxim.
Menurutnya, Elena bangun beberapa jam kemudian, tidak dapat mengingat apapun, dan pergi bekerja seolah tidak terjadi apa-apa.
Di beberapa kota Rusia — seperti, Chelyabinsk, Sankt Peterburg, dan Nizhny Novgorod — otoritas lokal telah memutuskan untuk memulihkan fasilitas yang menenangkan, dengan uang yang dialokasikan dari anggaran daerah. Mereka hanya menerima orang-orang dalam keadaan mabuk ringan, yang diperiksa oleh dokter — dan jika tidak diperlukan bantuan medis yang mendesak akan dibiarkan tidur di fasilitas tersebut.
Mulai 1 Januari 2021, sebuah undang-undang telah berlaku di Rusia yang menghidupkan kembali penggunaan stasiun penyadaran. Petugas polisi akan membawa semua orang yang ditemukan di tempat umum dalam keadaan mabuk alkohol atau narkoba, yang tidak dapat bergerak atau pemabuk yang menyerahkan diri disana. Stasiun penyadaran juga akan menerima pemabuk dari rumah mereka, tetapi hanya jika orang yang tinggal bersama mereka melapor dan jika polisi melihat orang yang mabuk alkohol atau narkoba itu dapat membahayakan kehidupan dan kesehatan orang lain atau merusak properti.
Jika di era Soviet seorang pemabuk dapat masuk ke dalam stasiun penyadaran, justru delapan hal ini dapat membuat seorang warga Soviet masuk penjara!
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.