Dari pihak ibu, Pangeran Philip, Adipati Edinburgh (lahir dengan gelar Pangeran Yunani dan Denmark), suami Ratu Elizabeth II, adalah keturunan pasangan Jerman-Polandia yang bertemu saat melayani Keluarga Kekaisaran Rusia. Ibunya, Putri Alice dari Battenberg (1885—1969) adalah keponakan Permaisuri Alexandra Feodorovna dari Rusia dan sepupu kedua Kaisar Nikolay II. Dari pihak ayah, Pangeran Andrew dari Yunani dan Denmark (1882—1944), Adipati Edinburgh merupakan keturunan Romanov (Nikolay I dari Rusia adalah kakek dari neneknya Pangeran Philip).
Keturunan dari pihak ibu: Keluarga Battenberg (Mountbatten)
Silsilah Pangeran Philip dari pihak ibu berasal dari keluarga Battenberg. Keluarga ini terbentuk ketika seorang pangeran Jerman yang bertugas di Tentara Kekaisaran Rusia jatuh cinta dengan asisten adiknya.
Julia Hauke (1825—1895) adalah putri Pangeran Johann Moritz von Hauke, seorang jenderal Polandia keturunan Jerman, dan Sophie (Lafontaine). Dahulu, ayah Julia adalah seorang jenderal terkenal di satuan tentara Polandia. Namun, setelah Ketsaran Polandia, sebuah negara yang didirikan oleh Kongres Wina (pertemuan para wakil dari kekuatan-kekuatan besar di Eropa), menjadi bagian dari Rusia pada 1815, Pangeran Johann Moritz von Hauke bergabung dengan barisan tentara Rusia. Atas kesetiannya, Kaisar Nikolay I mengangkatnya sebagai Wakil Menteri Perang Ketsaran Polandia. Tak hanya itu, kaisar Rusia bahkan memberinya hak untuk menurunkan gelar bangsawannya pada 1829 (gelar bangsawan biasanya hanya diturunkan dalam keluarga tertentu -red.).
Namun, kedua orang tua Julia terbunuh dalam pemberontakan Polandia melawan Rusia tahun 1830—1831. Dengan demikian, Julia beserta saudara-saudaranya kini berada di bawah perwalian keluarga kaisar Rusia. Julia menerima pendidikan yang sangat baik di Sankt Peterburg dan akhirnya menjadi asisten Maria Alexandrovna (lahir sebagai Putri Marie dari Hesse dan Rhine [1824—1880]), istri Pangeran Aleksandr Nikolaevich, calon Kaisar Aleksandr II (1818—1881). Begitulah awalnya Julia bertemu calon suaminya.
Pangeran Alexander dari Hesse dan Rhine (1823—1888) adalah kakak Maria Alexandrovna dan sahabat karib Pangeran Aleksandr dari Rusia. Setibanya di Rusia pada 1840, ia bergabung dengan barisan tentara Rusia sebagai kolonel. Catatan orang-orang pada masa itu menyebutkan bahwa Pangeran Alexander adalah “pria yang cukup terhormat, tak seperti pangeran Jerman pada umumnya”. Pada 1843, Alexander naik pangkat menjadi mayor jenderal.
Kaisar Nikolay I sebetulnya hendak menjodohkan Pangeran Alexander dengan seorang putri dari keluarga kekaisaran Rusia. Namun, Alexander justru jatuh cinta kepada asisten adiknya. Sebagai seorang pria terhormat, Alexander mengumumkan bahwa dia akan menikahi Julia. Keputusan tersebut tentu membuat kaisar Rusia marah. Nikolay dengan tegas melarang pernikahan tersebut, tetapi Alexander tak peduli. Karena membangkang, ia dikeluarkan dari jajaran tentara Kekaisaran Rusia. Padahal, karier Alexander di Rusia saat itu sangat bagus. Namun, cintanya kepada Julia lebih kuat. Kedua pasangan itu akhirnya menikah di Breslau, Prusia, pada 1851.
Hubungan dengan Kerajaan Inggris
Ludwig III dari Hessen-Darmstadt (1806—1877), kakak sulung Alexander, juga tidak senang dengan gelar Julia yang “hanya” seorang countess. Menurutnya, gelar tersebut tak sebanding dengan Pangeran Alexander. Karena itu, Ludwig III menciptakan gelar Countess of Battenberg pada 1851 dan, pada 1858, mengangkat Julia menjadi Putri Battenberg. Anak-anak Julia dan Alexander kemudian mendapatkan gelar pangeran. Dengan demikian, Battenberg menjadi nama cabang morganatik (pernikahan antara orang-orang dengan status sosial yang tidak setara -red.) keluarga Keharyapatihan Hessen.
Putra tertua dari pernikahan ini, Pangeran Louis dari Battenberg (1854—1921), menjadi warga negara Inggris dan bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada 1868 ketika berusia 14 tahun. Seiring waktu, Pangeran Louis kemudian dipengaruhi sepupunya, Pangeran Louis dari Hesse (1837—1892) dan istrinya, Putri Alice (1843—1878), anak perempuan Ratu Victoria dan ibu Putri Alix dari Hesse (1872—1918), yang kelak menjadi Permaisuri Aleksandra Feodorovna dari Rusia. Pangeran Louis dari Battenberg akhirnya menikahi putri sepupunya dan kakak perempuan Alix, Putri Victoria dari Hesse dan Rhine (1863—1950). Anak perempuan mereka, Putri Alice dari Battenberg (1885—1969) adalah ibu Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II.
Selama Perang Dunia I, anggota keluarga Battenberg yang tinggal di Inggris mengadopsi nama Mountbatten (terjemahan Battenberg dari bahasa Jerman) karena meningkatnya sentimen anti-Jerman di kalangan masyarakat Inggris. Sebelum pertunangan resmi Pangeran Philip dengan Putri Elizabeth pada 1947, Pangeran Philip meninggalkan gelar Pangeran Yunani dan Denmark-nya, menjadi warga negara Inggris, dan mengadopsi nama keluarga kakek neneknya dari pihak ibu, Mountbatten.
Keturunan dari pihak ayah: Keluarga Glücksburg
Dari pihak ayah, Pangeran Philip juga bertalian dengan Rusia. Kakek buyut Pangeran Philip adalah Christian IX dari Denmark (1818—1906), seorang pangeran dari Wangsa Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glücksburg, cabang Wangsa Oldenburg yang memerintah Denmark sejak 1448. Christian IX adalah ayah dari dua permaisuri. Salah satu putri Christian adalah Ratu Inggris Alexandra dari Denmark (1844—1925), istri Edward VII (1841—1910), putra Ratu Victoria.
Putri Christian IX lainnya, Dagmar dari Denmark (1847—1928), menjadi Permaisuri Rusia Maria Feodorovna, istri Aleksandr III dari Rusia (1845—1894), ibu Nikolay II (1868—1918).
Putra Christian IX, George I dari Yunani (1845—1913), kakek Pangeran Philip, menikahi Olga Konstantinovna dari Rusia (1851—1926), cucu Nikolay I. Jadi, dari pihak ayah terlihat bahwa Pangeran Philip bahkan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Rusia. Putra keempat George I dari Yunani dan Olga Konstantinovna, Pangeran Andrew dari Yunani dan Denmark (1882—1944), menikah dengan Putri Alice dari Battenberg, yang kemudian melahirkan Pangeran Philip. Omong-omong, Wangsa Windsor juga memiliki banyak kesamaan dengan keluarga Kekaisaran Rusia.