Seorang pria yang tidak disukai, otoriter, dan lalai secara kriminal yang sengaja menutup mata terhadap kenyataan — ini adalah bagaimana Wakil Kepala Insinyur di Pembangkit Listrik Chernobyl Anatoly Dyatlov digambarkan di miniseri HBO baru-baru ini Chernobyl . Dia bersumpah, berteriak, mempermalukan staf junior dan secara mengejutkan mengabaikan setiap prosedur keselamatan, yang pada akhirnya mengarah pada ledakan reaktor nuklir — yang menelan nyawa dengan jumlah yang hanya diketahui tuhan.
Dia adalah salah satu karakter yang paling dibenci di acara itu, tetapi apakah Dyatlov orang yang mengerikan seperti yang dia gambarkan? Apa latar belakangnya dan apa yang terjadi padanya setelah mendekam di jeruji besi?
Bos yang Kompeten, tetapi Keras
Dilahirkan pada 1931 di sebuah desa kecil Atamanovo di Krasnoyarsk Krai Rusia, Anatoly menyelesaikan sekolah hanya tujuh tahun. Pada 1945, ia mendaftar di departemen teknik listrik di Sekolah Teknik Penambangan dan Metalurgi Norilsk dan lulus dengan pujian lima tahun kemudian. Setelah tiga tahun bekerja di Norilsk , ia diterima di Institut Teknik Fisika Moskow di mana ia menerima gelar insinyur fisikawan dengan spesialisasi di bidang otomatisasi dan elektronik — juga dengan pujian.
Dia dialokasikan posisi di galangan kapal di Komsomolsk-on-Amur di mana ia bekerja di lab rahasia No.23 yang melengkapi kapal selam nuklir dengan reaktor nuklir. Pada 1973, karena alasan keluarga, Dyatlov dipindahkan ke Pembangkit Listrik Nuklir Chernobyl yang baru dibangun dan bekerja di sana selama 13 tahun — naik pangkat dari wakil kepala ruang reaktor menjadi wakil kepala insinyur eksploitasi dan menerima dua penghargaan negara (Ordo Lencana Kehormatan dan Ordo Spanduk Merah Tenaga Kerja).
Seperti yang diingat oleh orang-orang yang bekerja dengannya, Dyatlov adalah seorang profesional yang kompeten, tetapi sering kali terlalu keras dan banyak menuntut. Sementara beberapa orang mengingatnya sebagai orang yang tidak adil, keras kepala, berpikiran lambat, dan rentan terhadap konflik dengan orang lain, yang lain mengatakan bahwa ia adalah orang yang bertanggung jawab, berprinsip, jujur, dan berbakti. Pendapat berikut menyajikan bagaimana pandangan yang berlawanan pada dirinya.
"Dyatlov tidak bersemangat tentang pekerjaan itu, meskipun dia bertindak seperti bos yang keras dan penuntut," Razim Davletbayev, seorang karyawan di PLTN Chernobyl mengenang (dalam bahasa Rusia). “Operator (pabrik) tidak menghormatinya. Dia dulu menolak semua saran dan keberatan yang membutuhkan usahanya. ”
"Dia bisa mengerti jika staf melakukan kesalahan karena alasan yang dapat dijelaskan, tetapi dia benar-benar tidak bisa mentolerir kecerobohan, ketidakmampuan, dan pengabaian tugas mereka," kenang (dalam bahasa Rusia) Anatoly Kryat, seorang inspektur negara tentang keselamatan nuklir Ukraina.
Dalam bukunya sendiri, Chernobyl: Kak eto bylo (Chernobyl: Bagaimana itu terjadi ), Dyatlov sendiri berpendapat bahwa ia bukan bos yang terburuk. “Saya tidak pernah berusaha dicintai oleh junior atau senior saya. Saya pikir cukup kompeten dan adil untuk memastikan hubungan kerja yang normal. Bagaimanapun, tidak ada staf saya yang pernah berhenti karena tidak memungkinkan bekerja dengan saya. Kadang-kadang saya bisa terlalu keras, tetapi tidak lebih. Memang, saya menuntut, ” tulisnya (dalam bahasa Rusia).
Tes yang Fatal
Pada hari tragedi itu, pekerjaan berlangsung seperti biasanya dan itu benar-benar kejutan bagi staf, termasuk untuk Dyatlov, ketika mereka mendengar ledakan. Dalam upaya untuk menyelesaikan tes yang dijadwalkan (yang sudah beberapa kali gagal sebelumnya), operator mencoba mematikan reaktor keempat, tetapi panas di dalam reaktor malah meningkat secara dramatis. Operator menekan tombol darurat untuk menghentikan reaktor, tetapi malah meledak. “Itulah, bencana total, yang dapat terjadi dalam reaktor energi,” kenang Dyatlov dalam bukunya.
Pada awalnya ia menolak untuk mempercayai reaktor itu meledak, ia kemudian memerintahkan untuk memompa air ke reaktor untuk mendinginkannya dan, karena terkejut, ia mengirim dua anggota staf untuk menurunkan batang secara manual — keputusan yang kemudian ia akui tidak masuk akal. "Jika batang tidak masuk ke zona saat penjepitnya tidak kehilangan daya, maka mereka tidak akan bisa masuk meski diputar secara manual," jelasnya.
Menurut catatan lain dari malam tragedi itu, Dyatlov bertindak dengan cemas, terus-menerus meneriaki staf junior, dan tidak mau mempercayai bahwa telah terjadi ledakan di reaktor. Persis tak jauh seperti bagaimana Dyatlov digambarkan oleh HBO.
Penjara dan Penyakit
Kemudian, menyusul pertemuan dengan direktur PLTN Viktor Brukhanov, sebuah konfirmasi bahwa reaktor itu benar-benar meledak, tanda-tanda pertama paparan radiasi Dyatlov (muntah terus menerus) muncul dan ia dievakuasi ke rumah sakit ke Moskow. Pada malam yang ditakdirkan itu, ia terkena radiasi 390 REM (Roentgen Equivalent Man) dan harus belajar berjalan lagi setelah luka radiasi pada kakinya sembuh.
Bersama dengan orang-orang lain yang bertanggung jawab atas bencana tersebut (Brukhanov dan kepala insinyur dari PLTN Nikolay Fomin), Dyatlov menghadapi pengadilan dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, meskipun ia sakit. Dyatlov mengatakan dia memeriksa setiap langkah yang mereka buat malam itu dan sepenuhnya yakin bahwa tanggung jawabnya dalam tragedi itu hanya sebagian.
“Reaktor tidak memenuhi lebih dari 30 persyaratan desain standar — lebih dari cukup untuk menyebabkan ledakan. Untuk menjelaskannya dengan cara lain: sebelum perlindungan dicabut, reaktor mencapai keadaan seperti bom nuklir dan tidak ada sinyal alarm. Bagaimana para staf dapat mempelajarinya — melalui penciuman, dengan sentuhan?” Ia membantah dalam bukunya. "Sebelum berbicara tentang kesalahan staf, pikirkan saja — reaktor diledakkan oleh sistem daruratnya."
Meskipun sakit dan cacat, Dyatlov menjalani hukuman penjara, pertama di Kiev dan kemudian di wilayah Poltava di Ukraina. Setelah empat tahun dan surat-surat resmi yang konstan, termasuk dari fisikawan nuklir Rusia Andrei Sakharov dan istri Dyatlov, pada 1990, Anatoly dibebaskan karena kesehatannya yang buruk. Dia menjalani perawatan medis di Jerman, tetapi sangat menderita dan meninggal pada 1995 karena gagal jantung yang dipicu oleh radiasi.
Hingga kematiannya, Dyatlov terus menyalahkan cacat desain untuk tragedi itu dan berpendapat bahwa Soviet tidak ingin mengakui dan memikul tanggung jawab untuk itu, sehingga menyalahkan orang-orang yang bekerja pada peralatan yang cacat. Untuk membuktikan pendapatnya, ia memberikan wawancara pada 1994 ( video tersedia di YouTube ) dan menulis buku (dalam bahasa Rusia).
Ada banyak pandangan yang bertentangan tentang kepribadian Dyatlov, dan tergantung pada individu untuk memilih bagaimana mengingatnya. Tetapi secara resmi diakui kemudian bahwa kecacatan PLTN memang berperan dan itu bukan hanya kesalahan Dyatlov.
Bagaimana reaksi orang Rusia terhadap 'Chernobyl' versi HBO? Baca selengkapnya di sini!