Delapan Fakta Menarik Mengenai Parade Hari Kemenangan

Yuriy Somov/Sputnik
Di masa lalu, Parade Hari Kemenangan tak selalu digelar setiap tahun. Selain itu, unit-unit militer asing, termasuk perwakilan dari AS, Inggris, dan Tiongkok, juga pernah diundang untuk memeriahkan parade ini. Tak hanya itu, mantan tentara Nazi pun pernah menapakkan kaki ke ibu kota Rusia untuk menyaksikan langsung acara itu.

1. Tentara Soviet tak sudi menyentuh panji-panji Nazi

Pada puncak Parade Hari Kemenangan pertama di Lapangan Merah, 24 Juni 1945, panji-panji Reich Ketiga (julukan bagi Nazi Jerman) dilemparkan di depan Mausoleum Lenin. Para prajurit membawa panji-panji Nazi Jerman dengan mengenakan sarung tangan — yang bahkan ikut dibakar sesudahnya — untuk menunjukkan kebencian mereka terhadap musuh mereka itu.

2. Josef Stalin ternyata tak bisa menunggang kuda

Sebagai bagian dari parade, Pemimpin Soviet Josef Stalin seharusnya ikut menunggang kuda. Namun, Stalin terjatuh dari kudanya saat latihan sehingga punggungnya mengalami cedera. Akibatnya, dia menampik ide itu. Meski begitu, demi menghormati tradisi parade, tempat Stalin dalam parade akhirnya diisi oleh penunggang kuda terampil Marsekal Georgy Zhukov.

3. Seekor anjing penyapu ranjau dibopong dengan menggunakan jaket Stalin

Bukan hanya warga Soviet yang berpartisipasi dalam Parade Hari Kemenangan 1945, tetapi juga hewan-hewan. Di antara anjing-anjing penyapu ranjau yang berpartisipasi dalam parade itu, terdapat seekor yang sangat menonjol, yaitu Dzulbars — ia berhasil menemukan lebih dari 7.000 ranjau dan 150 granat.

Berkat jasanya, negara menganugerahi Dzulbars medali “Za boyevyye zaslugi”. Sayangnya, Dzhulbars terluka dan tak bisa ikut Parade Kemenangan. Marsekal Konstantin Rokossovsky melaporkan hal ini pada Stalin. Sang pemimpin Soviet kemudian memerintahkan supaya Dzhulbars dibopong ke Lapangan Merah dengan menggunakan jaketnya.

4. Parade tak selalu digelar tiap tahun

Anda mungkin mengira bahwa parade militer selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Kemenangan di Rusia. Faktanya, selama era Uni Soviet, parade militer hanya diadakan sebanyak empat kali, yaitu pada 1945, 1965, 1985, dan 1990. Setelah parade militer 1995, pemerintah memutuskan bahwa pelaksanaan parade tak boleh dibatasi hanya pada perayaan-perayaan besar saja.

5. Pasukan NATO pernah ikut parade

Unit-unit militer asing pernah berpartisipasi dalam Parade Hari Kemenangan sebanyak tiga kali. Pada 1945, perwakilan Tentara Rakyat Polandia, yang ikut berjuang melawan Nazi Jerman bersama Tentara Merah, diundang untuk berpartisipasi dalam parade pertama. Satu-satunya jenderal asing yang ikut dalam parade itu adalah Kolonel Jenderal Vladimir Stoychev dari Bulgaria.

Pasukan Polandia berpartisipasi dalam Parade Hari Kemenangan sekali lagi pada 2010 bersama dengan perwakilan Garda Welsh Inggris, Resimen Infanteri Ke-18 AS, Resimen Normandie-Niemen Prancis, dan kontingen dari Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS).

Ketiga kalinya unit-unit militer asing diundang ke ibu kota Rusia adalah pada 2015, yaitu saat perayaan 70 tahun Hari Kemenangan. Sepuluh negara mengirim pasukannya untuk berpartisipasi dalam parade militer, termasuk Tiongkok, India, Mongolia, dan Serbia.

6. Model-model rudal dipamerkan, tapi tak pernah terealisasi

Pada parade 1965, tiga model rudal balistik antarbenua (8K713, 8K96, dan 8K99) ditampilkan sebagai bagian dari upacara. Namun, proyek-proyek ini tak pernah terealisasi.

7. Mantan tentara Nazi menghadiri parade

Pada 2005, Kanselir Jerman Gerhard Schroder membawa sekelompok veteran Wehrmacht untuk menyaksikan pawai tersebut. Mereka juga bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

8. Untuk pertama kalinya, robot-robot akan berpartisipasi dalam parade 2018

Parade Hari Kemenangan 2018 akan menjadi parade militer pertama yang menampilkan robot-robot. Robot penyapu ranjau Uranus-6 dan robot tempur Uranus-9 akan ikut serta dalam parade esok hari di Moskow.

Jadi, kenapa tiap tahun Rusia menggelar parade militer? Bacalah lebih lanjut mengenai sejarah Parade Hari Kemenangan pada artikel berikut.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki