‘Katyusha’ – Peluncur Roket Legendaris Uni Soviet
Ada beberapa teori mengapa peluncur roket BM-13 diberi nama ‘Katusha’, yang merupakan nama perempuan Rusia. Seseorang bilang, suara yang dihasilkan senjata ini ketika meluncurkan roket sama dengan melodi lagu berjudul sama.
Peluncur ini kerap digunakan oleh Uni Soviet di garis depan timur selama Perang Dunia II – untuk Jerman, ia adalah pengganggu: suara proyektilnya yang lewat saat siang bolong membuat para tentara Nazi takut. Roketnya dapat menghancurkan apa pun di hadapannya, sambil menyebarkan peluru pecahan ke segala arah.
Sistem ini sangat efektif untuk menghadapi tentara infanteri, tapi tidak untuk menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja – roketnya dilengkapi dengan peledak tinggi, bukan hulu ledak penembus lapisan baja. BM-13 adalah senjata yang sangat berharga dan memainkan peran penting saat membantu tentara Soviet mengeliminasi para penjajah Nazi dalam konflik paling berdarah di sejarah negara.
Tank T-34
Tank ini juga membantu mengubah nasib Uni Soviet saat perang. Ia adalah salah satu mesin perang terbesar dalam sejarah Soviet, dan dimodifikasi berkali-kali salah satunya dengan dipasang meriam 76 milimeter.
Ia merupakan kombinasi dari daya tembakan luar biasa (bisa menghancurkan lapisan baja tank terkuat Jerman), mobilitas, dan perlindungan. Jenderal Jerman Paul Ludwig Ewald von Kleist menamakan T-34 tank terbaik di dunia – dan ia tak berbohong.
Ilyushin Il-2, Pesawat Serangan Darat
Satu lagi mesin militer yang berperan penting atas kemenangan Uni Soviet di Perang Dunia II. Pesawat ini punya dua julukan: “Tank Terbang” karena lapisan baja tebalnya, dan “Si Bungkuk” karena penampilannya.
Il-2 bukanlah pesawat bermanuver terbaik, tapi ia salah satu yang terefektif dan berhasil menjatuhkan pesawat Jerman beserta target laut dan daratnya.
Dengan satu kali isi tangka bensin, pesawat ini bisa terbang sejauh 700 kilometer dan memberondongkan timah panas dengan dua senapan 23 mm dan dua senapan mesin 7,62 mm miliknya. Selain itu, ia juga bisa menurunkan bom-bom tak berpandu RS-82 dan RS-132 dengan berat hingga 600 kilogram.
Salah satu fitur paling menarik Il-2 adalah kemampuan pendaratan tanpa roda-roda dan perangkat lainnya bila ia harus mendarat secara darurat.