Terkait Suriah, Rusia Dituntut Keluar Dewan HAM PBB

Seorang bocah di dekat pos pemeriksaan Bustan al-Qasr, Aleppo timur. Di lokasi inilah koridor kemanusiaan dibentuk untuk para militan yang memutuskan untuk menyerahkan senjata mereka dan meninggalkan Aleppo.

Seorang bocah di dekat pos pemeriksaan Bustan al-Qasr, Aleppo timur. Di lokasi inilah koridor kemanusiaan dibentuk untuk para militan yang memutuskan untuk menyerahkan senjata mereka dan meninggalkan Aleppo.

Michael Alaeddin / RIA Novosti
Tuntutan tersebut diajukan oleh lebih dari 80 LSM internasional.

Sejumlah lembaga nonpemerintah yang bergerak di bidang hak asasi manusia (HAM) meminta PBB untuk mencabut status Rusia sebagai anggota Dewan HAM PBB (UNHRC), demikian dikabarkan kantor berita AFP, Senin (24/10).

Lebih dari 80 lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional telah menandatangani petisi tersebut, termasuk Human Rights Watch, CARE International, dan Refugees International, tulis media Rusia RT.

Petisi tersebut diajukan berkaitan dengan keterlibatan Rusia dalam kampanye antiteroris di Suriah.

Dalam petisi tersebut, sejumlah LSM meminta negara-negara anggota PBB untuk “mempertanyakan apakah peran Rusia di Suriah, yakni melakukan operasi militer yang secara rutin menargetkan warga sipil dan objek sipil, membuat negara tersebut layak bergabung dalam lembaga HAM antarpemerintah utama PBB,” demikian dilansir dari AFP.

Permohonan ini diajukan menjelang pemilihan kembali anggota Dewan HAM PBB yang dijadwalkan Jumat (28/10) mendatang. Majelis Umum PBB di New York akan memilih 14 anggota untuk duduk di kursi dewan. Rusia, Hongaria, dan Kroasia mengincar dua kursi mewakili Eropa Timur dalam lembaga tersebut.

Arab Saudi, Tiongkok, Irak, Brasil, Kuba, Mesir, dan Afrika Selatan juga turut memperebutkan kursi untuk mewakili berbagai kelompok regional. AS dan Inggris mengajukan diri unuk mengisi dua kursi yang mewakili Eropa Barat dan kelompok negara Lain. Negara yang terpilih akan menjadi anggota dewan, yang secara keseluruhan terdiri dari 47 negara anggota, selama tiga tahun terhitung dari 2017.

Saat ini Rusia merupakan anggota UNHRC, tapi status keanggotaannya akan berakhir tahun ini.

Rusia terlibat dalam operasi militer di Suriah untuk membantu tentara pemerintah memerangi kelompok teroris Front Al-Nusra di Aleppo timur, yang telah menjadi kubu pertahanan kelompok militan di Suirah. Namun, Barat menyalahkan Moskow dan Damaskus atas tingginya jumlah korban sipil yang tewas dalam operasi militer itu.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki