Menteri Suriah Akui Rusia Sangat Membantu Proses Rekonsiliasi Suriah

Beberapa milisi menolak bicara dengan pihak selain Rusia.

Lebih dari sepuluh ribu kelompok militan di Suriah telah menyerahkan senjata mereka dan kembali menjalani kehidupan yang damai sejak awal konflik, demikian disampaikan Menteri Rekonsiliasi Suriah Ali Haidar kepada Sputnik, Kamis (13/10). Menurut sang menteri, beberapa di antara mereka bahkan bargabung dengan jajaran tentara Suriah

“Sekarang kita bisa berbicara tentang lebih dari sepuluh ribu orang (mantan milisi) yang menjalani proses rekonsiliasi sejak awal konflik, dan mereka kembali menjalani hidup yang damai. Sebagian dari mereka bahkan bergabung dengan tentara Suriah,” kata Haidar.

Menurut Haidar, Rusia berperan penting dalam keberlangsungan proses rekonsiliasi di Suriah, karena beberapa militan menolak untuk berkomunikasi dengan pihak lain kecuali Rusia untuk rekonsiliasi Suriah di Pangkalan Udara Hmeimim.

“Tentu saja peran Rusia sangat penting karena mereka memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dengan militan. Beberapa milisi menolak untuk berbicara dengan kami dan hanya setuju untuk berkomunikasi dengan Rusia, dan hal tersebut sangat membantu,” tutur Haidar.

Suriah dilanda perang sipil sejak 2011, antara Tentara Suriah yang dipimpin Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan kelompok oposisi dan kelompok teroris seperti ISIS dan Front al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda. Pada September lalu, Rusia mulai melancarkan operasi udara di Suriah atas permintaan langsung Assad.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki