Dalam setahun, peretas mencuri lebih dari 5,5 miliar rubel (sekitar 87 juta dolar AS) dari Rusia.
Shutterstock/Legion MediaPeretas mencuri lebih dari 5,5 miliar rubel (sekitar 87 juta dolar AS) dari Rusia melalui serangan siber pada periode Juli 2015 hingga Juni 2016, demikian dilaporkan surat kabar Rusia RBK, Rabu (12/10), mengutip data dari Group-IB, sekelompok perusahaan yang terlibat dalam pencegahan dan investigasi kejahatan siber.
Dibanding periode yang sama pada 2014 – 2015, jumlah dana yang dicuri meningkat sebesar 38 persen.
Hampir separuh uang tersebut, menurut Group-IB, dicuri dari serangan siber terhadap bank. Pada 2014 – 2015, tulis Meduza, target utama peretas ialah lembaga tertentu, misalnya klien dari insitusi keuangan, bukan bank secara langsung.
Group-IB mencatat peningkatan tajam serangan peretas yang memanfaatkan kerentanan sistem operasi Android. Jumlah pencurian di segmen ini meningkat lebih dari 450 persen dibanding periode sebelumnya.
Salah satu serangan siber terbesar yang terjadi baru-baru ini di pasar Rusia ialah pencurian dana dari Metallinvestbank. Diketahui pada Maret lalu, para peretas menarik lebih dari 677 juta rubel (sekitar 10,6 juta dolar AS) dari akun bank tersebut. Sebagian uang dikembalikan ke bank, namun perwakilan bank menyebutkan bahwa kerugian yang mereka derita mencapai 200 juta rubel (3,2 juta dolar AS).
Isu peretasan tergolong santer di Rusia. Pada September lalu, Departemen Layanan Keamanan Federal (Federal Security Service/FSB) untuk wilayah Kurgan berhasil melacak dua pelaku yang diduga mencoba meretas situs resmi Kremlin. Pelaku berhasil dilacak, dan ia sudah mengaku bersalah serta bersedia membantu tim investigasi.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda