Rusia Bantah Tuduhan Inggris Terkait Serangan Konvoi Bantuan di Suriah

Seorang anak laki-laki mengendarai sepeda di dekat truk bantuan yang rusak setelah serangan udara di kota Urum al-Kubra yang dikuasai pemberontak, Aleppo barat, Suriah, 20 September 2016.

Seorang anak laki-laki mengendarai sepeda di dekat truk bantuan yang rusak setelah serangan udara di kota Urum al-Kubra yang dikuasai pemberontak, Aleppo barat, Suriah, 20 September 2016.

Reuters
Tidak ada pesawat Rusia yang berada di wilayah konvoi kemanusiaan Aleppo.

Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengenai keterlibatan Moskow dalam serangan konvoi bantuan kemanusiaan di Aleppo, Suriah. Hal tersebut ditegaskan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, seperti dilaporkan Sputnik, Rabu (12/10).

Saat berbicara dalam debat parlemen yang membahas isu Suriah pada Selasa (11/10), Johnson menyatakan Rusia bertanggung jawab atas pengeboman disengaja terhadap konvoi bantuan PBB di Aleppo. Menurut Johnson, foto-foto satelit mengindikasikan serangan tersebut dilakukan dari udara dan dalam keadaan gelap. Sang politikus menyebut tentara Presiden Suriah Bashar Assad tidak dapat melakukan serangan saat kondisi gelap, karena itu semua bukti mengarah pada Rusia.

“Tidak ada pesawat Rusia yang berada di wilayah konvoi kemanusiaan Aleppo. Ini adalah fakta. Dan seluruh bukti ‘tuduhan’ tidak akan berharga, jika seseorang tak benar-benar bisa mengaksesnya,” demikian tanggapan Konashenkov atas pernyataan Johnson.

“Tuan Johnson, apakah Anda bersedia untuk membuka ‘akses terbuka’ ini dan memperlihatkan gambar-gambar tersebut ke orang lain?” tambahnya.

Konashenkov menyatakan bahwa ‘histeria russophobic’ di kalangan pejabat Inggris bukan hal baru dan menyebut pernyataan Johnson sebagai “semburan segelas air berlumpur London”.

Menurut Konashenkov, Kementerian Pertahanan Rusia memiliki data akurat mengenai situasi saat penyerangan konvoi dan mengetahui kepentingan sekutu AS di balik gembar-gembor mengenai isu ini.

Konashenkov juga menyebutkan bahwa ini merupakan gelombang ketiga dari tuduhan keterlibatan Rusia dalam serangan konvoi kemanusiaan dan “bukti” yang terus-menerus digunakan berasal dari kelompok teroris al-Nusra atau kemudian dibantah oleh Washington. Pada September lalu, Jenderal AS Joe Dunford mengatakan bahwa, “Rusia bertanggung jawab atas serangan tersebut, saya hanya tidak tahu pesawat siapa yang menjatuhkan bomnya.”

Menurut Federasi Internasional Palang Merah dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah (IFRC), konvoi relawan PBB dan Suriah yang membawa bantuan kemanusiaan untuk provinsi Aleppo bulan lalu diserang dari udara dan menyebabkan 18 dari 31 truk hancur, serta menewaskan setidaknya 21 korban jiwa.

Negara-negara Barat menuduh Rusia dan Suriah atas serangan yang terjadi, namun Moskow membantah dugaan tersebut dan meminta digelarnya investigasi atas insiden itu.

Menanggapi serangan yang terjadi, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa drone Predator AS beroperasi dekat wilayah Urum al-Kubra, sebelah utara Aleppo, saat terjadi serangan mematikan tersebut. Pesawat tanpa awak tersebut kemudian meninggalkan wilayah itu setengah jam setelah terjadi serangan. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia memuat video yang menunjukan truk kelompok pemberontak dengan mortar berat bergerak bersamaan dengan konvoi kemanusiaan PBB.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki