Pasukan Rusia dan Suriah tak terlibat dalam serangan udara yang terjadi minggu lalu di Suriah, demikian ditegaskan Kepala Staf Umum Direktorat Operasional Umum Rusia Letjen Sergei Rudskoy pada Senin (19/9), seperti yang dilaporkan Sputnik.
Sebelumnya, pada Minggu (18/9) Menteri Luar Negeri AS John Kerry menuduh pemerintah Suriah telah mengebom pasukan oposisi di negaranya dan menuntut agar Rusia menghentikan pelanggaran gencatan senjata yang disepakati sejak 9 September lalu.
"Saya merasa kami harus menanggapi tuduhan tidak berdasar yang dilontarkan Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengenai 'serangan bom sembarangan' yang dilakukan AU Suriah. Baik AU Rusia maupun Suriah tidak menggelar serangan udara dalam seminggu terakhir di daerah yang diidentifikasi dalam perjanjian Jenewa," terang Letjen Rudskoi.
Namun Rudskoi menilai tak ada gunanya pemerintah Suriah mematuhi rezim gencatan senjata secara sepihak, terlebih gencatan senjata tersebut selalu dilanggar oleh kelompok militan. "Namun mengingat fakta bahwa militan tidak mematuhi rezim gencatan senjata, kami percaya bahwa tidak masuk akal jika pemerintah Suriah melakukan penyesuaian gencatan senjata secara sepihak," tambah Rudskoi.
Pada 9 September lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan rencana perdamaian baru untuk mengatasi konflik di Suriah yang menyerukan gencatan senjata dan kerja sama antiterorisme di antara beberapa ketentuan lainnya yang disepakati dalam perjanjian tersebut.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda