Pada Februari lalu, Indonesia dan Rusia juga telah sepakat untuk bekerja sama dalam pertukaran informasi intelijen untuk isu yang sama.
Shutterstock / Legion MediaIndonesia dan Rusia hendak meningkatkan kerja sama penanggulangan terorisme melalui dunia maya secara konkret, demikian disampaikan Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto setelah bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, Senin (19/9), seperti dilansir ANTARA.
"Kami telah membangun kerja sama pengamanan informasi dan forum konsultasi pertahanan dan keamanan Indonesia dan Rusia. Hal tersebut akan kami tindak lanjuti dengan langkah yang lebih konkret," terang Wiranto.
Menurut Wiranto, kedua negara akan bertukar pengalaman dalam menghadapi terorisme dengan peningkatan pengunaan teknologi siber. Sebelumnya pada Februari lalu Indonesia dan Rusia juga telah sepakat untuk bekerja sama dalam pertukaran informasi intelijen untuk isu yang sama.
Menurut Wiranto, upaya lain yang akan dilakukan ialah memotong jalur pendanaan teroris, menetralisir kemiskinan, ketidakadilan, dan kesewenang-wenangan yang dianggap menjadi sumber gerakan radikal dan terorisme.
"Faktor-faktor itu adalah 'makanan empuk' bagi tokoh terorisme dunia. Inilah yang akan menjadi objek kerja sama dengan Rusia, yakni tukar pengalaman untuk menghadapi terorisme," terang Wiranto.
Dalam konferensi internasional antiterorisme di Bali yang digelar pada Agustus lalu, Rusia juga menyatakan bersedia membuka akses bank data internasional milik Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) bagi negara-negara yang mau bekerja sama memberantas terorisme. Bank data tersebut dibuat FSB sejak 2008 untuk menghadapi para pelaku terorisme asing dan saat ini 29 negara dan organisasi internasional, termasuk PBB, telah bergabung dalam pusat data milik FSB.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda