Indonesia Jadi Importir Pertama Minyak Rosneft di Asia-Pasifik

Menurut Rosneft, Indonesia merupakan salah satu importir premium terbesar di kawasan Asia-Pasifik.

Menurut Rosneft, Indonesia merupakan salah satu importir premium terbesar di kawasan Asia-Pasifik.

Reuters
Perusahaan minyak Rusia Rosneft telah memulai pengiriman tahap pertama kargo premium ke Indonesia.

Perusahaan minyak Rusia Rosneft telah memulai pengiriman tahap pertama kargo premium ke Indonesia, demikian dilansir situs resmi Rosneft.

Sebanyak 200 ribu barel premium dikirim oleh Rosneft ke PT Pertamina sebagai tindak lanjut perjanjian yang ditandatangani kedua perusahaan pada Juni lalu.

"Pengiriman ini menandai prestasi bersejarah bagi Rosneft. Ini adalah kali pertama perusahaan mengirim premium untuk kawasan Asia-Pasifik. Meski persaingan pasar minyak cukup ketat, Rosneft berhasil melakukan ekspansi pasar global, untuk perdagangan produk hidrokarbon milik Rosneft Group," tulis Rosneft dalam keterangan resminya, Kamis (4/8), dikutip Kompas.com.

Menurut pihak Rosneft, ada potensi besar untuk mengembangkan pasar di Indonesia karena negara ini merupakan salah satu importir premium terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Pengiriman premium pertama ini, tulis Kompas.com, merupakan langkah awal strategi perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar.

"Langkah berikutnya adalah keterlibatan yang lebih mendalam dalam proyek kilang minyak," tulis Rosneft.

Pada 26 Mei lalu Pertamina dan Rosneft telah menandatangani kesepakatan kerangka kerja terkait rencana kerja sama kedua perusahaan dalam pembangunan kilang minyak di Tuban dan beberapa peluang kerja sama lain seperti kerja sama di sektor hulu migas Rusia serta transfer alih teknologi kilang minyak.

Paling Murah dan Efisien

Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Pertamina Wianda Pusponegoro mengonfirmasi bahwa Pertamina sepakat membeli 1,2 juta barel bahan bakar minyak dari Rosneft untuk periode Juli – Desember 2016, dengan pengiriman 200 ribu barel per bulan. "Untuk mendapatkan harga terbaik dan keamanan pasokan, diutamakan kontrak jangka panjang minimal enam bulan ke depan," terang Wianda pada Detik.com.

Impor tersebut, lanjut Wianda, telah melalui proses tender terbuka. Rosneft dipilih menjadi salah satu pemasok karena memberi tawaran paling efisien bagi Pertamina.

"Semua mengacu pada mekanisme tender sesuai ketentuan perusahaan, yakni melihat kualitas terbaik dan harga paling kompetitif, serta penyesuaian dengan jadwal logistik, operasi, dan distribusi Pertamina," terang Wianda pada Detik.com, Sabtu (6/8).

Berdasarkan keterangan Wianda, saat ini Indonesia masih membutuhkan impor premium hingga tujuh juta barel per bulan. "Sekitar enam juta barel dipenuhi dari kontrak jangka panjang, seperti salah satunya dengan Rosneft. Sementara satu juta barel dipenuhi oleh Kesepakatan Pengolahan Minyak Mentah," terang Wianda.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki