Seorang karyawan bekerja di area produksi Rosneft, Tagul, Krasnoyarskiy Krai.
Stanislav Lazesov/KommersantSelain kerja sama untuk membangun kilang minyak di Tuban, Rosneft juga ingin Pertamina ikut andil dalam eksplorasi minyak di Rusia serta impor minyak ke Indonesia sebagai cadangan minyak nasional, demikian disampaikan dalam situs resmi Sekretariat Negara Republik Indonesia.
"Kita memang sudah berdiskusi cukup dalam dan Rosneft mengajak Pertamina ikut bepartisipasi di ladang-ladang minyak Rusia," terang Menteri BUMN Rini Soemarno dalam keterangan persnya usai pertemuan tersebut.
Menurut informasi resmi dari Humas Kemensetneg, pemerintah Indonesia telah melakukan studi kelayakan terhadap ladang minyak Rusia dan menyimpulan bahwa ladang tersebut layak untuk digunakan.
"Potensinya kita targetkan 200 juta barel total, tapi harapannya dapat 35 ribu barel per hari," ujar Rini.
Sementara, Jokowi menargetkan nota kesepahaman pembangunan kilang di Tuban dapat ditandatangani pada Kamis (26/5) di Jakarta.
"Kita menargetkan kilang minyak bisa selesai pada 2018, tapi presiden menyebutkan seharusnya itu bisa dilakukan di akhir 2017. Mereka berjanji akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai target yang diharapkan," tutur Rini seperti dikutip situs Kemensetneg.
Selain itu, Jokowi juga mencari peluang untuk bekerja sama dengan Rosneft dalam pembangunan tempat penyimpanan cadangan minyak di Indonesia. Menurut Rini, pihak Rusia bersedia memenuhi hal tersebut, bahkan ingin menjadikan Tuban sebagai kota penghubung perdagangan minyak.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Dwi Soetjipto yang turut hadir dalam keterangan pers tersebut menambahkan bahwa Pertamina akan memiliki peran yang lebih besar dalam kerja sama joint venture tersebut.
Rosneft meupakan perusahaan multinasional terbesar yang dimiliki oleh pemerintah Rusia dan menghasilkan berbagai macam produk perminyakan.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda