Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta alokasi lahan seluas 50 hektare di seputar lokasi kilang minyak Tuban yang dibangun oleh investor Rusia Rosneft, demikian dilaporkan situs Bisnis.com, Selasa (19/7).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan pembangunan pelabuhan tersebut bertujuan meningkatkan efisiensi sektor industri yang sudah ada di sekitar Tuban. "Kita butuh tanah untuk membangun pelabuhan guna mengefisiensikan Tuban sebagai daerah industri," kata Soekarwo saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Negara, Senin (18/7).
Menurut Soekarwo, sebelumnya pihak Pemprov Jawa Timur telah memperoleh alokasi lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tapi karena ada kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft untuk membangun kilang minyak, kementerian mengalokasikan 340 hektare tanah milik Perhutani tersebut pada mereka.
Di tempat terpisah, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya setuju bahwa keberadaan pelabuhan di Tuban akan berdampak positif, tapi ia meminta agar Pemprov Jatim berkomunikasi langsung dengan Pertamina terkait masalah lahan tersebut.
Sementara terkait izin lahan untuk kilang minyak Tuban, Siti menjelaskan bahwa semua sudah selesai tanpa hambatan sedikit pun.
Rosneft dan Pertamina akan menggunakan lahan milik Perhutani untuk proyek pembangunan kilang minyak Tuban yang berada di pinggir Pantai Utara, wilayah Wadug dan Mentoso, Kabupaten Tuban.
Rosneft menyebutkan kapasitas produksi minyak mentah utama kilang minyak Tuban dapat mencapai 15 juta ton per tahun. Proyek tersebut termasuk pembangunan unit pemecah bahan bakar katalis besar dan kompleks petrokimia. Diperkirakan, kompleks ini mampu menerima kapal tanker dengan kapasitas hingga 300 ribu ton.
Berdasarkan jadwal, pembangunan tersebut akan selesai pada 2021.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda