Kelompok bersenjata yang menguasai area dekat desa al-Samra, Provinsi Hama, Suriah, telah menyepakati dokumen rekonsiliasi dan gencatan senjata serta menyerahkan senjata mereka pada perwakilan pemerintah Suriah. Kesepakatan tersebut dimediasi oleh pusat rekonsiliasi Rusia bagi para pihak yang berperang dan ditandatangai oleh tetua desa, Gubernur Hama Ghassan Omar Khalaf serta Kepala Komisi Keamanan Hama Jenderal Muaffak Asaad, demikian disampaikan pusat rekonsiliasi Rusia Kolonel Sergey Ivanov.
Berdasarkan dokumen tersebut, perwakilan dari area ini harus menghentikan kekerasan dan mendukung peran pemerintah federal serta penegak hukum di desa tersebut. Warga desa yang sebelumnya ambil bagian dalam pertempuran di pihak kelompok bersenjata ilegal telah menyerahkan senjata mereka pada pemerintah yang berwenang dan bisa kembali ke kehidupan normal mereka sebagai masyarakat sipil.
"Banyak hal yang telah dilakukan untuk mencapai hal ini. Para tetua desa al-Samra dan perwakilan pemerintah menandatangani kesepakatan di sini," kata Ivanov.
Sebelum menandatangani dokumen, ia menyebutkan bahwa para penduduk desa menilai Rusia mampu melihat seberapa keras usaha pemerintah Suriah untuk mengembalikan perdamaian di negara tersebut dan menyediakan kebutuhan para penduduknya. Rusia mendukung proses ini dengan segala cara.
"Masyarakat Suriah lahir untuk bekerja di ladang, berjualan, dan membesarkan putra-putri mereka. Pemerintah berusaha agar hal ini bisa berjalan baik. Kami ingin warga Suriah hidup dalam damai, harmoni, dan bisa mengajari anak-anak mereka dengan layak," tambah Ivanov.
Muaffak Asaad menyebutkan peran signifikan yang diperankan Rusia sebagai mediator dalam mempromosikan proses rekonsiliasi di Suriah dan meyakinkan para penduduk bahwa tentara Suriah akan menjamin keamanan al-Samra serta melindunginya dari serangan teror.
"Kami memanggil semua penduduk desa untuk kembali ke rumah masing-masing, ke tanah mereka, kembali bekerja seperti biasa. Kami, sebagai bagian dari pemerintah, akan melakukan segala cara untuk memastikan keamanan dan perlindungan diri Anda," kata sang jenderal.
Maner Hussein al-Hasan, salah satu anggota kelompok bersenjata yang menyerahkan senapannya, menyatakan ia berperang untuk pihak Ahrar al-Sham selama dua tahun. Namun, ia sadar ia memilih jalan yang salah dan ingin kembali ke kekluarganya. "Terkait para militan di unit lain, saya rasa mereka akan mengikuti langkah kami. Mereka mengirim sinyal bahwa mereka juga akan segera kembali ke kehidupan damai," kata Maner.
Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda